Ratu dari Segala Kebaikan

7.6K 226 2
                                    

"Hallo, ma.. Mama kok gak pulang sih? Dah malam ini."

"Mama malam ini gak pulang sayang, mama nginep di rumah temen mama."

"Kenapa mesti nginep coba? Yoyo malas disini sama papa."

"Mama juga malas nak, lebih baik mama ngehindar. Kalo kamu lapar, masak mie instan aja ya, maaf ya sayang."

"Hm, iya deh ma. Mama hati-hati disana, Yoyo mau masak mie dulu."

Geo berjalan ke arah dapur, papanya sedang berada di kamar mungkin kelelahan. Geo mengambil dua bungkus mie instan yang ada didalam lemari kemudian merebusnya menggunakan panci, setelah selesai ia duduk dimeja makan menikmati mie instan yang ia buat.

Sorot mata Geo menerawang ke masa-masa saat dia masih berumur 10 tahun, masa dimana puncak kehidupan dan kebahagiaan yang dia rasakan, namun Tuhan berkehendak lain, mamanya jadi berubah, kadang mamanya suka nangis-nangis sendiri, kadang tertawa, kadang diam. Kadang mamanya bersikap normal layaknya orang lain, kadang penyakit mentalnya kambuh.

Pada saat itu yang mamanya butuhkan adalah orang yang selalu mensupport dia, bukannya orang yang pergi saat mamanya membutuhkan, yaitu papa. Semenjak mamanya punya penyakit mental, papanya selalu saja tidak peduli.

Pernah waktu Geo berumur 13 tahun, saat papanya berbaik hati mengajak Geo dan mamanya menghadiri pesta pernikahan anak dari bos papa, saat itulah mama berulah. Mamanya menghancurkan pesta pernikahan sesudah menangis tidak jelas, papanya marah lalu menyeret mamanya ke mobil disusul oleh Geo.

Selama perjalanan menuju rumah, papanya menghardik mamanya dengan kata-kata kotor, merutuki diri sendiri kenapa dia bisa menikahi wanita yang mempunyai penyakit mental. Mama menangis, Geo tidak tau harus berbuat apa, yang bisa dia lakukan hanya mengelus rambut mamanya.

Pada suatu waktu, puncak dari kemarahan Geo tiba-tiba memuncak saat papanya membawa pulang seorang wanita dan memamerkannya pada Geo, Geo yang waktu itu berusia 15 tahun menggeram.

"Lihat nih Yo, papa bawa calon mama yang baru untuk kamu," ucap papanya memandang ke arah Geo yang sedang duduk disamping mamanya.

Geo seolah-olah tuli, pura-pura tidak mendengarkan papanya. "Cantik loh, normal lagi, gak kayak dia," tunjuk papanya ke istri sahnya.

"Dia istri papa loh, dan juga mama Yoyo." Geo mencibir.

"Yasudah, papa pulang ke rumah calon istri papa, papa kesini cuma memperkenalkannya ke kamu."

Papanya–Gaza dan calon istrinya–Rini berbalik ke arah belakang menuju pintu, Geo melirik mamanya yang terdiam lalu air matanya jatuh setetes diikuti tetesan lainnya.

Kali ini Geo tidak bisa tidak diam, dia harus melawan lebih-lebih ke papanya. Geo berdiri mengikut papanya menarik dirinya membalik menatap Geo kemudian memukul pipi sebelah kanan.

Bugh.

Gaza tersungkur, darahnya merembes lalu Gaza berdiri, "Kamu-"

Geo memukul pipi sebelah kiri, darah itu merembes lagi. "PAPA TAU GAK SIH YANG PAPA LAKUIN ITU NGELUKAIN HATI MAMA?! DAN PAPA JUGA NGELUKAIN HATI AKU, PAPA SADAR GAK SIH?! DIA ITU ISTRI PAPA, MAMA AKU. DAN PAPA GAK BOLEH SEMENA-MENA. DIA MASIH PUNYA HAK DISINI!"

Rini panik dan mencoba memegang pipi Gaza  namun langsung ditepis, wanita itu melihat isyarat dari calon suaminya kemudian pergi menunggu diluar.

Mamanya–Tiur tergerak menghentikkan kelakuan Geo, anaknya itu.

"Papa tau, papa juga sadar. Kalo papa mau, papa bakal ngusir mama kamu biar jadi gelandangan! Karena papa sayang kamu dan kamu sayang mama kamu yang gak normal ini," Gaza menunjuk ke arah istrinya, "Makanya papa ngebiarin mama kamu tinggal disini!"

RETISALYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang