Hari ini perlombaan basket antar sekolah akan dilaksanakan. Geo sebagai kapten basket sedang gladi resik bersama anggotanya sebelum pertandingan resmi di mulai. Proses belajar mengajar sengaja ditunda oleh karena itu banyak siswa-siswi sudah mengerumuni lapangan basket. Fokus mereka hanya satu, Geo.
Cowok itu dengan gagahnya mend-dribble bola, lalu memasukkannya ke ring. Postur tubuhnya yang atletis membuat kau hawa akan menjerit kegirangan. Nikmat Tuhan yang paling sempurna. Lain dengan Ana, ia lebih memilih duduk di kelas sambil membaca buku.
Geo mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak melihat cewek itu, itu sangat menganggu pikirannya. Ia hanya melihat Chika, Friska, Erika, dan Geisya. Ia mengacak rambutnya frustasi, semua kaum hawa berteriak saat Geo mengacak rambutnya.
Seketika mood Geo hilang, ia berjalan ke tepi lapangan, mengambil minuman disamping Wiga.
"Kenapa lo, bro?" Tanya Wiga heran. Geo hanya diam saja tidak menjawab. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Mencoba menelpon seseorang, namun tak kunjung diangkat. Ia mencoba lagi, namun tetap tak diangkat.
Bacaan Ana terhenti tatkala dering ponsel menganggu dirinya membaca.
"Apasih Geo, ganggu aja. Lagi seru-seru ini mah." Ana memasukkan buku referensinya ke dalam tas lalu ia beranjak meninggalkan kelas. Ia menuruni tangga menuju ke bawah.
Tepat di dekat pohon depan kelas X IPA seorang cowok yang Ana temui tengah duduk sambil minum es kopi. Ana mendekati cowok itu, cowok itu tampak terkejut dengan kehadiran Ana.
"Eh, Bell—Ana? Lo sekolah disini ternyata." Ucap cowok itu.
"Lo ngapain disini?" Tanya Ana. Cowok itu memamerkan bajunya, "Sekolah gue mau tanding basket, gue kaptennya." Ucapnya bangga. Ana tersenyum tipis.
"Lo mau ke lapangan kan?"
Ana mengangguk sebagai jawaban. "Yaudah bareng gue aja." Katanya, "Oh iya, lo belum tau nama gue kan?" Ah iya, seketika Ana tersadar akan hal itu.
Ia mengulurkan tangannya begitupun Ana, "Nama gue Ricko. Gue kapten basket dari SMA Setio Darma."
Garis bawahi kapten basket, sepertinya ia tengah membanggakan pangkatnya itu. Ana mengagumi wajah cowok itu, wajahnya mulus, postur tubuhnya atletis, dan ia juga sipit. Cowok idaman Ana!
Mereka berjalan bersama sepanjang koridor menuju ke lapangan basket. Geo yang sedari tadi duduk segera beranjak saat melihat Ana bersama seorang cowok dari SMA lain. Ana berdiri tepat di samping Ricko. Saling tersenyum seakan-akan mereka sudah kenal sangat dekat.
Pertandingan akan segera di mulai. Untuk sesi penyisihan ini di mulai dari SMA Bina Bangsa melawan SMA Setio Darma. Geo tidak boleh kalah, ia harus menunjukkan kebolehannya dalam bermain basket.
Pertandingan pun di mulai dengan sengit, Ana bersorak-sorak menyemangati mereka semua. Geo malah tersenyum karena percaya bahwa Ana menyemangati dirinya, begitupun juga dengan Ricko, ia menyangka bahwa Ana menyemangati dirinya juga.
Sesi pertama dimenangkan oleh tim basket dari SMA Bina Bangsa, mereka semua menepi ke pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak.
"Keren banget gaya lo tadi." ucap Ana dengan nada salut. Ricko tersenyum sangat manis sekali.
"Na, tolong ambilin air minum di belakang lo itu." Ana mengambilnya, lalu membukakannya untuk Ricko, ia memberikan minum ke cowok itu. Geo yang melihat itu seketika memuncratkan minumannya.
"Aelah Yoyo, santuy aja jangan kesal gitu ih, masih ada sesi kedua." Cibir Wiga. Geo tidak menanggapi ucapan Wiga, ia masih terus melihat Ana bersama cowok itu dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETISALYA
Dla nastolatkówJatuh cinta membuat kita menjadi manusia paling bahagia di dunia. Jatuh cinta itu juga berarti kita harus siap menerima kebohongan dan pengkhianatan. Untuk kasus paling parahnya bisa jadi kehilangan. Entah itu kehilangan cinta atau kehilangan orangn...