Erika salah, Geo tidak suka dengan Ana, Ana tau itu, dan Ana lebih tau sekarang Geo itu seperti apa. Geo itu playboy, garis bawahi kata playboy. Ia dengan mudah mendekati perempuan, tidak hanya satu, tapi banyak. Membuat semua perempuan baper, lebih lebih Ana. Ana tidak tau rasa ini sudah sejak kapan muncul, ia selalu deg-degan dan menjadi salah tingkah saat didekat Geo, tapi saat Geo dekat dengan perempuan lain, Ana merasa ia seperti tersaingi. Bukan apa-apa, Ana sepertinya sudah menaruh harapan kepada seorang cowok dari kelas XII IIS 5, Geo.
Ana tau, rasa ini semestinya tidak harus timbul, tapi.. Semua orang berhak merasakannya walaupun itu bisa saja menyakitkan. Karena balik lagi dari awal, hati diciptakan untuk merasakan rasa, dan bisa juga dibuat kecewa oleh seseorang yang dianggap paling istimewa.
Rasa kadang timbul tanpa kenapa ataupun bagaimana. Rasa memiliki beragam makna, salah satunya perasaan yang timbul dari dalam hati, suatu saat rasa itu akan bereinkarnasi menjadi suatu hal yang kebanyakan orang menyebutnya jatuh cinta;
Dan Ana merasakan itu, jatuh cinta.
***
Ujian semester ganjil dilaksanakan dua minggu lagi, dan dari sekarang Ana harus fokus, lupakan semuanya yang membuat Ana tidak fokus. Lks-lks dan buku-buku paket yang tebal sudah berserakan dimeja Ana, perempuan itu sedang mengerjakan soal-soal yang ada di lks dan dibuku paket.
Jam memang menunjukan pukul sembilan, tapi perempuan itu masih fokus menulis hasil-hasil yang ia dapat, suara ketukan dari luar pun tak ia hiraukan.
Tok tok tok!!
Ana masih tetap fokus, ia berusaha untuk tidak menghiraukan ketukan yang ia yakini berasal dari abangnya.
"Adek! Adek! Abang bawa kopi nih!" teriak Revan.
Tok tok tok!!
"Buruan buka, ntar ke buru dingin nih!"
Tok tok tok!!
Suara berisik yang ditimbulkan Revan membuat Ana merasa risih, sesudah menulis ia melanjutkan dengan memahami rumus-rumus agar ia mudah saat ujian nanti.
Tok tok!!
"ADUH, APASI BANG! BERISIK AMAT! GUE LAGI BELAJAR!" teriak Ana dengan luapan emosi menggebu-gebu. Revan terdiam kemudian tertawa, "PMS lo?"
"Berisik tau gak." Ana membuka pintu kamarnya dan mendapati Revan membawakannya segelas kopi.
"Yaelah, galak amat jadi cewek, abang bawain kopi biar lo gak ngantuk!"
Ana mengambil kopi itu secara paksa, "Iya-iya sini, udah abang buruan sana, Ana mau belajar!" Ana berbalik badan memunggungi Revan, dan berjalan masuk ke dalam kamar. Ia berbalik badan lagi-ia masih mendapati Revan berdiri didepan pintu.
"MA LIHAT ABANG GANGGUIN ANA BELAJAR!!" teriak Ana.
"Abang!!!" teriak mama dari bawah, "Jangan ganggu adek!" teriaknya lagi.
"Pengadu kau? Haha." cibir Revan kemudian melangkah pergi menjauhi kamar Ana.
Ana kembali terduduk dikursi tempat ia akan belajar tadi, Ana memandangi ponselnya melihat lampu notifikasi berkedap-kedip. Tiba-tiba telepon masuk dan membuat ponselnya hidup menampilkan nama GEO DEWA, panggilan itu tak kunjung Ana angkat, Ana melihat sudah ada belasan panggilan dan sudah ada ribuan chat dari Whatsapp-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETISALYA
Teen FictionJatuh cinta membuat kita menjadi manusia paling bahagia di dunia. Jatuh cinta itu juga berarti kita harus siap menerima kebohongan dan pengkhianatan. Untuk kasus paling parahnya bisa jadi kehilangan. Entah itu kehilangan cinta atau kehilangan orangn...