Waktu memang berjalan cepat. Sudah hampir seminggu anak baru itu ada di kelas Hilda sampai-sampai semua murid kelasnya tidak fokus belajar dan malah menguji darah tinggi para guru. Kurang gila bagaimana?
Sudah datang malam minggu lagi untuk Hilda. Ia menulis dalam agenda malam minggunya. Sama seperti yang kemarin. Ia hanya menambah melihat film anime macam Naruto disana. Hilda cewek, tapi dia tetap suka Naruto tanpa alasan.
Malam minggu Hilda.
(Peduli amat sama tanggal. Tanggal aja nggak peduli ama kejombloan gua.)Menghias kamar, makan kue sambil nonton film, liat bintang, tidur.
Hilda menganti acara skype dengan nonton film. Ia mulai menghias kamarnya lagi dengan tumblr light warna warni. Udah kayak kopi Good Day yang banyak warna.
"Nonton apa ya? Ini enggak, ini apalagi, kenape kagak ada film yang bagus, sih! Nonton apa coba? Bosen juga nonton Naruto mulu." gumam Hilda yang mulai bosan. Ia pun menyalakan televisinya dan mulai menonton sebuah film India yang drama abis.
Tiba-tiba suara dentingan dari ponsel Hilda menghentikan aktivitasnya mengganti saluran televisi. Hilda mendengus sebal lalu mengambil ponsel yang telah membuatnya berhenti mencari saluran TV.
"Siapa, sih? Ganggu aje." gumam Hilda kesal.
08586564xxxx : Hai Hilda!
Mata Hilda melotot. Itu pesan dari orang kemarin yang rela menghabiskan pulsanya untuk chat dengan Hilda yang tidak ia balas karena tidak punya pulsa.
Dengan sebal, Hilda membalas pesan tersebut. Berhubung pulsanya sudah diisi.
Hilda: Siapa?
Hilda sudah mau melempar ponselnya ke arah manapun namun dentingan itu lagi-lagi menghentikan aksinya.
08586564xxxx: Hansel, anak baru. Save nomor gue, ya.
Hilda makin melotot. Anak baru yang bikin kelabakan pagi-pagi itu menghubunginya? Gila apa, ya? Hilda pun menyimpan nomor itu dengan berat hati.
Hansel: Jangan tidur dulu. Gue mau ngajak lo jalan besok. Bisa nggak?
Hilda: Nggak. Besok gue ada acara.
Hansel: Oh, yaudah, deh.
Hilda tidak membalas pesan dari Hansel lagi. Peduli amat mau dia cogan kek, oppa kek, anak mama kek, sampe blasteran indo-grosir apa indo-maret aja Hilda nggak peduli.
Hilda mengambil satu toples kacang telur rasa balado campur jagung untuk ia makan dan menemaninya menonton film. Hilda akhirnya menonton film Finding Nemo di TV karena bosan sama Naruto dengan hikmat kayak upacara. Sampai dering dari ponselnya menghancurkan semuanya.
"Gue nggak bakal maafin orang yang telfon gue sekarang! Sekalipun itu Charin atau Ifa!" gerutu Hilda yang sudah kesal tingkat dewa. Hilda mengambil ponselnya dan melihat caller id yang tertera di layar ponselnya.
Hansel.
Dengan malas dan geram, Hilda mengangkat telfonnya. Kasian, masih anak baru.
"Hallo? Lo mau ngomong apa cepetan! Lima menit nggak ngomong, gue tutup." tegas Hilda.
"Iya. Gue cuma mau bilang, besok Senin gue pinjem buku matematika lo. Udah itu aja."
"Oke. Dan jangan telpon gue lagi. Lo telpon gue lagi, gue banting ponsel lo besok." desis Hilda lalu menutup telponnya. "Ganggu aja!"
Belum lama Hilda meletakkan ponselnya dan mau memasukkan kacang telur ke mulutnya, ponselnya berdenting lagi. Hingga kacang telur yang hampir mendarat mulus di mulutnya itu terhenti di tengah jalan. Kalau misalnya ini pesawat, mungkin udah jatuh atau nyebur di laut.
Hansel: Kan gue nggak boleh telpon lagi, yaudah gue chat aja. Good night.
Hilda mengucap sumpah serapah yang ditujukan pada Hansel. Ganggu aja kerjaannya. "Nih cowok blasteran indo-grosir kok kerjaannya ganggu mulu, sih? Emang kagak ada kerjaan lain? Ganggu mulu kayak lalat bego." Hilda bertanya pada dirinya sendiri lalu meletakkan ponselnya dan melanjutkan kegiatan menonton filmnya walau sedang iklan kukis.
***
Dateng lagi yeay :v💜 Don't forget to give vomments ya gays :v 👍
See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Minggu Hilda [COMPLETED]
Short StoryIni kisah malam minggu seorang cewek bernama Hilda Widya Develine. Malam minggunya ia habiskan seorang diri dengan cara menghias kamarnya dengan tumblr light, stiker minions, atau sibuk berselfie ria dan vidio call dengan sahabatnya. Semua itu ia...