Setelah acara karaokean yang gila itu, Hilda dan ketiga temannya duduk di taman belakang rumahnya. Tentu dengan segudang makanan yang memenuhi hasrat dan jiwa. Halah, lebay. Tentu saja hari Minggu yang indah untuk Hilda saat ini. Bisa berkumpul dengan para sahabat adalah impian.
Petikan gitar yang dimainkan Sasha mengalun lembut mengisi keheningan pagi menjelang siang di rumah Hilda. Terdengar Sasha menyanyi pada bagian chorus dengan sepenuh hati. Kayaknya dia lagi baper sama lagunya.
Does he watch your favorite movies?
Does he hold you when you cry?
Does he let you tell him all your favorite parts
When you've seen it a million times?
Does he sing to all your music
While you dance to purple rain?
Does he do all these things,
Like I used to
Hilda menatap Sasha lamat-lamat kemudian bertanya ketika ia menghentikan permainan gitarnya. "Lu lagi baper? Kenapa nyanyi itu, dah?"
Sasha mencomot kue buatan Ibunya Hilda lalu melahapnya dengan cepat kayak orang kesetanan. "Lagi baper gue." jawab Sasha setelah berhasil menelan kuenya.
Hilda hanya mengangguk kemudian meneruskan kegiatan membolak-balik majalahnya yang berisi baju dan tas bermerk. Hanya liat doang. Nggak mungkin beli. Hilda nggak suka yang begituan. Suka sih, yang nggak suka duitnye.
"Kemarin Sabtu si queen bee gila jalan ama si Andre. Gebetannya Sasha!" seru Charin heboh setelah melihat feeds di instagramnya. Ifa ikut-ikutan dan Hilda tak kalah heboh.
"Jadi gara-gara ini lo baper, Sha? Tau dari kapan lo?" tanya Ifa sedikit prihatin. Sasha tersenyum tipis lalu memetik gitarnya lagi seakan tidak ada apa-apa.
"Lo gapapa, Sha?" tanya Hilda. Ia tahu betul jika Sasha suka dengan Andre sudah lama. Sasha mendongak lalu tersenyum.
"Cuma gitu doang juga. Biarin. Lagian, hak Andre kan mau jalan sama siapa aja. Mau jalan sama setan kek, orang gila kek, itu haknya Andre." jawab Sasha santai lalu bernyanyi lagi. Hilda, Charin, dan Ifa saling tatap tidak percaya dengan sikap Sasha yang tidak protes ataupun berusaha mengacaukannya.
"Gimana anak baru, Hil? Tadi malem dia chat sama lo, kan?" tanya Sasa sambil nyengir dan mencolek dagu Hilda. Charin dan Ifa saling tatap karena terkejut.
Yang digoda hanya mendengus sebal. Darimana Sasha tau kalau dia di chat oleh anak baru menyebalkan itu. Hilda makin bete karena ejekan dari Charin dan Ifa makin merajalela.
"Tau darimana lo?" tanya Hilda. Sasha, Charin, dan Ifa tertawa membuat Hilda jengkel setengah mati. Yang setengahnya lagi udah mau dibuang agar ikut yang setengah untuk mati.
"Dia tetangga sekomplek gue coy. Gue baru sadar kalau dia tetangga gue gara-gara kemarin liat mukanya jadi gue sadar. Terus gue main ke rumahnya bentar buat nganterin Mama." jelas Sasha. Hilda melotot dan sudah jengkel diatas kepalang.
"APA?! Si tengil Hansel itu tetangga lo? Gila!" jerit Hilda lebay. Charin meneloyor kepala Hilda karena ia menjerit tepat di telinganya.
"Biasa woy! Gue korban kelebayan lo ini, bego!" ucap Charin sebal. Hilda hanya tersenyum kikuk pada Charin.
"Dia baik, coy. Mungkin dia suka sama lo." ucap Sasha lagi.
"Baik gimana? Nggak mungkin dia baik kalau selalu gangguin gue kayak lalat bego gini." keluh Hilda lalu mencomot roti yang ada didepannya lalu memakannya.
"Kemungkinan itu pasti ada. Tinggal lo yakin apa nggak." ucap Ifa yang daritadi hanya diam menyimak perbincangan.
Sedangkan Hilda diam dan malas menanggapi kata 'kemungkinan' itu. Yang jelas, ia malas berurusan dengan bocah tengil macam Hansel. Titik nggak pake koma apalagi tanda seru.
***
Intinya back :v
Kritik & sarannya di perlukan, ya :)
See you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Minggu Hilda [COMPLETED]
Historia CortaIni kisah malam minggu seorang cewek bernama Hilda Widya Develine. Malam minggunya ia habiskan seorang diri dengan cara menghias kamarnya dengan tumblr light, stiker minions, atau sibuk berselfie ria dan vidio call dengan sahabatnya. Semua itu ia...