"Rasa ingin tahu akan menaklukkan rasa takut lebih daripada keberanian." - James Stephens.
Jika rasa penasaran bisa membunuh, mungkin saja aku sudah lewat sejak tadi malam. Pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tau membuat malamku tidak tenang. Patahan memori tentang dia yang bernama Lando, membuat aku ingin mengembalikan ingatanku secepatnya. Aku bisa merasakan bahwa Lando punya peran penting di dalam hidupku.
Kualihkan mataku kearah sosok Ibu yang sedang tertidur di sofa panjang yang ada di ujung kamar rumah sakit ini. Ibu yang akhirnya bisa tertidur setelah sepanjang malam terjaga dengan alasan jaga-jaga kalau aku perlu sesuatu. Berulang kali aku mengatakan aku akan membangunkannya kalau aku butuh sesuatu tapi Ibu tidak menggubris. Ya paling tidak aku tau darimana aku mendapatkan sifat keras kepala ini.
Kembali soal Lando, aku berpikir untuk bertanya pada Ibu. Aku punya firasat Ibu tau siapa dan peran apakah yang Lando pegang di dalam hidupku tapi aku langsung mengurungkan niatku karena sepertinya Ibu masih sangat sedih atas fakta aku kehilangan memoriku. Contohnya siang itu Ibu sedang menunjukkan foto-foto masa kecil ku yang mungkin membuka ingatanku, tapi tidak ada yang berhasil dan ini membuat Ibu menangis sambil memelukku. Aku takut jika aku bertanya tentang Lando, Ibu akan memberikan reaksi yang sama.
Ku raih ponsel yang sejak tadi tergeletak di sampingku lalu ku sambungkan headset dan menelusuri lagu-lagu yang ada di sana. Aku mainkan lagu-lagunya sesuai abjad berharap ada yang menyimpan memori untukku seperti lagu sebelumnya.
Menit-menit berlalu. Hampir dua puluh lagu yang sudah ku dengarkan tapi tidak ada satupun yang memunculkan patahan ingatan itu. Mulai tidak sabar aku memutar lagunya dengan mode acak. Jika satu menit pertama tidak ada reaksi maka aku akan ganti dengan lagu berikutnya. Hampir menyerah akhirnya tanpa sengaja lagu yang kemarin muncul dan terdengar melalui headset yang ku gunakan.
🎵 It’s hard to deal with the pain of losing you everywhere I go
But I’m doin’ It
It’s hard to force that smile when I see our old friends and I’m alone
Still harder
Getting up, getting dressed, livin’ with this regret
But I know if I could do it over
I would trade give away all the words that I saved in my heart
That I left unspokenMendengar alunan lagu itu ada perasaan aneh. Seperti yang kemarin terjadi saat aku mendengarkan lagu ini untuk pertama kali, ntah kenapa hati ku terasa sakit. Dan tak lama kemudian sakit yang berbeda muncul di kepalaku hingga membuatku menopangnya dengan kedua tanganku. Gambar-gambar yang seperti di ditampilkan dengan dipercepat muncul di kepalaku dan aku kembali bertemu dia. Lando.
(Flashback)
Pak Rudi meminta kami untuk mengumpulkan tugas yang di berikan di mata kuliah seminggu sebelumnya. Dengan santai aku mencari tugas yang sudah aku selesaikan tadi malam itu tapi tidak terlihat. Aku mulai khawatir dan dengan teliti memeriksa tiap kertas yang ada di dalam tas tapi tidak terlihat juga. Pak Rudi memang tidak galak, tapi Pak Rudi dengan dermawan akan memberikan nilai C hanya karena satu kesalahan seperti ini.
Mataku pun mulai membasah dan akhirnya aku berhenti mencari karena aku yakin tugasku itu tertinggal di rumah. Aku menutup mataku dan menempelkan wajahku di meja.
Tiba-tiba ada yang memukul kepalaku dengan pelan. Aku menoleh ke arah orang yang memukulku itu yang tidak bukan adalah Lando. Di tangannya terlihat seperti tugas miliknya yang mungkin akan segera di kumpulkan.
"Kumpulin." Kata Lando sambil menyodorkan tugas yang ada di tangannya. Aku menatap Lando dengan bingung. Kenapa dia ingin aku yang mengumpulkan tugasnya? Tidak sempat menanyakan keingintahuanku, Pak Rudi bersuara.
"Baik. Siapa yang kali ini tidak mengumpulkan tugasnya?" Tanya pak Rudi pada seisi kelas. Tidak ada yang mengangkat tangan, kemudian pak Rudi mengalihkan pandangannya ke arah yang familiar untukku. Dan benar saja Lando mengangkat tangannya dengan tinggi.
Apa yang Lando lakukan? Bukankah tugasnya ada padaku? Lalu aku melihat dengan jelas alasan kenapa Lando mengangkat tangan saat aku melihat kumpulan kertas yang ada di tanganku ini. Prilly Wintery tertulis di cover depannya. Lando menghapus namanya dan menggantikannya dengan namaku di sana yang membuatku bingung harus memukulnya atau berterimakasih.
Kelas selesai, aku dan Lando duduk di salah satu bangku di taman. Aku yang merasa bersalah dan marah karena Lando pasti akan mendapat nilai C, aku pun tak bisa berhenti menangis.
"Udah dong. Aku nggak papa." Kata Lando berusaha menenangkan aku.
"Ya tapi kamu dapet C gara-gara aku. Lagian kamu ngapain pake ngasih tugas kamu buat aku." Kataku lagi.
"Nggak. Aku janji nanti aku bakal minta tugas tambahan dari pak Rudi. Udah dong ah nangisnya. Malu di liatin orang." Kata Lando lagi sambil menghapus air mata yang ada di kedua pipiku.
"Janji ya? Awas kamu kalo dapet C. Aku bilangin ke pak Rudi kalo itu tugas kamu." Ancamku. Lando hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Tapi kamu jangan nangis kayak gitu di depan cowok lain ya." Kata Lando.
"Emang kenapa?" Tanyaku ingin tau sambil mengusapkan tisu ke wajahku.
"Pokoknya jangan." Jawab Lando santai.
"Iya aku tau.. Tapi alesannya apa?" Paksaku lagi agak Lando menjawab pertanyaanku. Lando diam beberapa detik sebelum menjawab.
"Ya abis kamu lucu kalo lagi nangis. Tar ada yang suka sama kamu kalo liat kamu nangis kayak tadi."
"Ih dasar malah ngegomballllll." Timpalku dengan tawa yang di ikuti dengan tawa Lando.
(End of Flashback)
Belum selesai memori yang sebelumnya. Gambar-gambar yang ada di kepalaku bergeser lagi tanpa membentuk sebuah gambar yang jelas dan membuat sakit di kepalaku semakin parah. Tapi aku bisa mengabaikan sakitnya karena aku terfokus pada suara yang terngiang dikepalaku.
"Kenalin Prill. Ini Aliando Howell."
"Aliando."
"Prilly. Prilly Wintery."Walaupun aku sepertinya mengenali ketiga suara itu tapi aku yakin karena hanya suara. Tak sabar ingin mendapatkan memori ku yang lain, aku memutar lagi lagu yang sama karena sepertinya lagu inilah yang bisa menghubungkanku dengan memoriku yang hilang.
Namun berulang kali aku mainkan lagu itu, memori baru tidak kunjung muncul. Apakah tadi itu hanya kebetulan saja?
Jadi, apakah Lando itu Aliando?
Sepertinya malam ini, akan menjadi malam yang tanpa tidur juga untukku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Lando
Roman d'amourKecelakaan yang terjadi pada Prilly Wintery membuat seluruh memorinya menghilang tanpa bekas. Namun melalui sebuah lagu, Prilly menemukan patahan-patahan memori itu. Memori apakah yang akan di temukan Prilly? Apakah Prilly akan lebih baik tanpa memo...