Prolog

606 30 0
                                    

DISARANKAN BAGI PARA PEMBACA UNTUK MENIKMATI CERITA INI SAAT MALAM HARI DAN DALAM KEADAAN SUNYI :) TIDAK PERLU SENDIRI KARENA ANDA TIDAK PERNAH SENDIRI, SELALU ADA YANG MENGAWASI DARI YANG KASAT MAUPUN TAK KASAT MATA.

Ia melangkahkan kaki mengelilingi koridor rumah sakit tua itu sambil bernyanyi untuk menghilangkan rasa takutnya. Bulu kuduknya mulai berdiri saat ia memasuki salah satu ruangan yang diguga sebagai ruang rawat inap. Sesekali ia merasakan ada angin yang berhembus di leher belakangnya.

''Eka, lu jangan nengok ke belakang sumpah gua bilang jangan,'' ucap Gibran. Kakinya mulai gemetar hebat saat Gibran berkata seperti itu, seperti ada yang tidak beres. Sementara yang lainnya hanya menatap khawatir dengan apa yang dilihatnya.

''Guys sumpah gua takut banget,'' ucapnya sambil menahan rasa takut, perlahan-lahan ia menoleh ke belakang, semuanya mulai panik. Saat Eka menoleh ke belakang ternyata tidak ada sesosok apa pun, ia berjalan ke luar ruangan itu. Namun dari kejauhan, ia melihat seperti ada perempuan berambut panjang yang berdiri di ujung koridor. Dari situ rasa takutnya makin menjadi, sosok tersebut mulai melayang ke arahnya. Eka pun mulai lari ketakutan dan kembali ke ruangannya. Namun saat Eka berlari, ia terjatuh dan kepalanya membentur lantai. Sementara kamera masih tersorot pada sosok tersebut. Semuanya berteriak dengan panik, '' Ekaaaa banguuunnn !!!''

Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang