*00.19*
''Oke kalo gitu, semoga gua beruntung guys,'' ucap Eka dengan semangat.
Eka berjalan keluar dari ruangannya, melangkahkan kaki diantara gelapnya lorong lantai dua. Cahaya dari lampu senter membias hingga ke ujung lorong. Sesekali terdapat angin yang berhembus di leher belakangnya.
''Guys, gua mau bilang sesuatu, ini penting banget,'' ucap Eka.
''Kenapa ka ?''tanya Gibran.
''Gelap.''
''Ah bubar dah yok, gak penting amat,'' balas Gibran dengan kesal.
''Yeee....maaf, daripada diem-diem aja, eh...eh...bentar-bentar ! gua denger sesuatu, kaya ada suara orang ngobrol, tapi pelan gitu.''
''Yaudah join aja lu ngobrol,'' balas Gibran.
''Parah dah lu bran, Gibran lagi ketakutan juga hahaha.....,'' ujar Salman.
''Iya nih gua juga denger,'' ucap Maudy.
Eka mencoba mencari sumber suara tersebut, ia melihat ke segala ruangan melalui jendela pintu yang tertutup. Hingga ia tiba di depan suatu ruangan yang terdapat satu buah ranjang tanpa kasur, suaranya sangat jelas dari ruangan itu namun benar-benar tidak ada siapapun di dalamnya. Ia menyoroti senternya ke sekitar, hingga cahanyanya menyorot ke sebuah kaca mading. Di kaca tersebut terdapat pantulan tim dokter yang sedang melakukan operasi di ruangan itu. Namun saat ia kembali menyenteri ruangan tersebut, suasananya benar-benar kosong dan hanya terdapat satu buah ranjang. Saat ia menyoroti kaca mading itu lagi, tim dokter itu benar-benar masih terlihat di pantulan kaca. Dan saat ia menyoroti lagi ruangan tersebut, barulah sosok-sosok tersebut berdiri tepat di depan Eka dengan seragam operasi serta tatapan yang menyeringai. Eka kaget dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, keempat temannya juga ikut melihat hantu-hantu itu sehingga mereka ikut shock.
''Anjir....huh....huh....huh......sumpah lu pada liat kan ? huh....huh....huh pas banget di depan gua,'' ucap Eka sambil ngos-ngosan.
''Itu banyak banget njir yang nongol,'' ucap Maudy.
Setelah cukup jauh meninggalkan ruangan tersebut, kali ini ia malah mendengar suara TV menyala dari salah satu ruangan, ia mencari sumber suara TV tersebut. Hingga tibalah pada salah satu ruangan, terlihat seperti ruangan anak karena terdapat beberapa bekas kertas warna-warni yang menempel di dinding dan jendela. Di ruangan ini terdapat satu buah sofa yang telah usang dan rusak serta tentunya sebuah TV. Eka heran, kenapa TV tersebut bisa menyala tanpa ada kabel atau sumber tenaga apa pun. TV tersebut hanya menyala dengan gambar dan suara yang runyek. Ia berjalan menuju salah satu ruangan di belakang TV tersebut, di dalam ruangan itu sangatlah berdebu namun benar-benar kosong tanpa ada satu pun perabotan. Saat ia keluar dari ruangan kosong itu, ia menemukan delapan sosok anak kecil. Ada yang duduk di sofa, duduk di lantai, berdiri, dan menonton TV. Semuanya terdiam dengan wajah yang tertunduk.
''Guys, gimana nih, gua kejebak gak bisa keluar,'' ucap Eka.
''Itu mereka diem doang kan ? kenapa gak lu lewatin aja ?'' ucap Salman.
''Haduuuh.....kalo tiba-tiba mereka gerak ?''
''Ya trus lu mau milih disitu terus ?'' ucap Gibran.
Eka mengumpulkan segala keberaniannya untuk melewati sosok-sosok anak kecil tersebut, ia berjalan di anatar mereka yang masih terdiam layaknya patung. Saat ia dekat dengan pintu, ia mempercepat langkahnya hingga berhasil tiba kembali di lorong.
''Fiiiuuuhh.....gila lah itu, gua bener-bener jalan di anatar anak demit,'' ucap Eka dengan sedikit lega.
''Nah bener kan gak kenapa-kenap........ka, cepet pergi dari depan ruangan itu sekarang !'' ucap Salman.
''Emang kenapa ?''
''Udah cepetan pergi !!''
Eka menoleh ke belakang dan melihat anak-anak itu berdiri di belakang Eka, tidak hanya anak-anak itu saja namun juga bertambah satu sosok perempuan dengan rambut panjang dan kulit pucah yang berdiri diantara anak-anak tersebut. Sekali lagi, Eka berlari untuk menghindar dari hantu-hantu itu, kali ini ia langsung menuju lantai satu. Ia berjalan di sekitar taman rumah sakit, suara jangkrik berdering jelas menemani kesendiriannya di rumah sakit angker.
Dari kejauhan ia melihat ruangan mayat dalam keadaan sedikit terbuka, sangat aneh padahal saat ia ingin memasuki ruangan tersebut, pintunya benar-benar terkunci. Ia berjalan menuju ruangan mayat yang terbuka itu. Saat memasuki ruangan itu, bau anyir langsung menyengat penciuman Eka, kakinya juga lemas seperti ada sesuatu yang mengambil energinya. Ia tidak kuat untuk memasuki kamar mayat itu dan memilih untuk berkeliling lagi.
Ia melangkahkan kaki mengelilingi koridor rumah sakit tua itu sambil bernyanyi untuk menghilangkan rasa takutnya. Bulu kuduknya mulai berdiri saat ia memasuki salah satu ruangan yang diguga sebagai ruang rawat inap. Sesekali ia merasakan ada angin yang berhembus di leher belakangnya.
''Eka, lu jangan nengok ke belakang sumpah gua bilang jangan,'' ucap Gibran. Kakinya mulai gemetar hebat saat Gibran berkata seperti itu, seperti ada yang tidak beres. Sementara yang lainnya hanya menatap khawatir dengan apa yang dilihatnya.
''Guys sumpah gua takut banget,'' ucapnya sambil menahan rasa takut, perlahan-lahan ia menoleh ke belakang, semuanya mulai panik. Saat Eka menoleh ke belakang ternyata tidak ada sesosok apa pun, ia berjalan ke luar ruangan itu. Namun dari kejauhan, ia melihat seperti ada perempuan berambut panjang yang berdiri di ujung koridor. Dari situ rasa takutnya makin menjadi, sosok tersebut mulai melayang ke arahnya. Eka pun mulai lari ketakutan dan kembali ke ruangannya. Namun saat Eka berlari, ia terjatuh dan kepalanya membentur lantai. Sementara kamera masih tersorot pada sosok tersebut. Semuanya berteriak dengan panik, '' Ekaaaa banguuunnn !!!''
Kamera Eka seketika mati dan kini keempat temannya mulai panik, mereka mulai memikirkan hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi pada Eka. Tak lama kemudian, kameranya menyala kembali, diangkat dan terdapat suara perempuan yang berbicara, ''Eka gapapa.....''
Kamera yang dipegang sosok tersebut mulai menyorot ke arah mukanya, tampak sosok yang begitu mengerikan dengan kulit pucat, mata tanpa pupil, hidung yang mengeluarkan darah dan senyum yang menyeringai. Semuanya ketakutan dan mengalihkan wajah mereka dari monitor masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uji Nyali
Paranormal[ HIGHEST RANK : 14 IN PARANORMAL ] Lima sahabat yang telah menjali waktu-waktu SMAnya kini akan berpisah untuk memulai kehidupan barunya di dunia perkuliahan. Namun sebelum berpisah, mereka ingin membuat suatu pengalaman yang tak akan pernah mereka...