Permainan Dimulai

221 18 0
                                    

Mereka semua telah terhubung satu sama lain menggunakan webcam, dan permainan siap dimulai.

*21.00*

''Ah goblok banget ini dari tadi gak mau konek,'' ucap Eka sambil mengotak-atik laptopnya. Namun setelah diakali akhirnya tersambung juga.

''Nah itu Eka, woy......,'' ucap Gibran.

''Lah taunya yang lain udah bisa konek yak, hehe maaf tadi ada trouble dikit.''

''Lah gib, kaya kenal tempatnya,'' ucap Fathia.

''Hahaha....hayooo tebak gua ada dimana ?''

''Itukan sekolah kita, gak kreatif lu nyari tempat,'' ucap Salman.

''Yah gimana ya man, sekolah kita kan katanya ada cerita seremnya, bener apa nggaknya mah makanya mau gua buktiin sekarang, lah lu itu dimana ?''

''Gua di rumah kecil tua gitu, tapi di tengah hutan. Wah parah dah, nyamuknya banyak banget disini.''

''Gila lu emang man,'' ucap  Gibran.

''Lebih gila mana sama gua, ini lagi di vila angker. Belum apa-apa udah kekunci, malah tadi ada bocah siapa tau dah lari-larian, paling itu setannya. Tapi bodo amatlah biarin mereka 'rapat' dulu buat nakut-nakutin gua,'' ucap Maudy.

''Sempet-sempetnya dah lu ngomong begitu, kalo lu dimana ka ?''

''Gua di rumah sakit kosong, tadinya mau ke ruang mayat tapi malah kekunci gitu, yaudah gua pilih aja di ruang ICU, oiya baru juga nyampe udah ada yang ngetawain gua hahaha....''

''Lunya ngelawak kali.''

''Yekali dah.''

''Brati yang tempatnya kurang greget kayanya gua doang yah, hehe....''

''Lu mah emang cupu.''

''Lu kok songong ka !!''

''Wailah....masih aja lu pada berantem,'' ucap Salman.

Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang berasal dari tempatnya Eka, kali ini suara tersebut lebih keras dan terasa dekat.

''Lah ka, lu mendingan tutup itu pintunya, kok gua jadi ikutan merinding ya,'' ucap Maudy.

''Ya ampun, parah sih emang, baru juga awal-awal udah begini aja, malah kaki gua gemeter lagi,'' ucap Eka sambil menutup pintu ruangan dan mengganjalnya dengan barang-barang seadanya.

''Noh, sekarang siapa yang cupu ?'' ucap Gibran.

''Lu mah belum ngerasain aja bran.''

Tak lama kemudian, dari tempatnya Fathia ada yang mengetuk pintu rumah bibinya.

''Guys lu pada denger gak ?'' tanya Fathia.

''Iya denger kok,'' ucap mereka berempat.

''Cek aja, siapa tau lu delivery makanan,'' ucap Gibran.

''Ngaco mulu dah lu, kalo kata gua diemin aja,'' ucap Eka.

''Eh tapi kalo itu bibinya gimana ?'' tanya Maudy.

''Ah gak mungkin, bibi gua kan lagi ke pasar, dia juga pulangnya pagi.''

''Tetangga lu mungkin,'' balas Salman.

''Kalo tetangga gua mah, mending gua antepin aja, daripada nantinya malah macem-macem sama gua.''

Fathia tetap bertahan di kamarnya, namun ketukan tersebut tidak pernah berhenti dan sekarang sosok yang mengetuk pintu itu memanggil nama Fathia.

''Fathia, itu dia manggil lu,'' ucap Maudy.

''Lah itukan suara bibi gua.''

''Yaudah cepetan dibukain,'' balas Maudy.

Fathia beranjak dari tempatnya, membuka pintu kamarnya kemudian menuju pintu masuk rumah, namun ia berhenti sejenak untuk mengecek melalui jendela siapa yang ada di depan pintu. Dan saat dilihat, benar saja, ternyata itu adalah bibinya. Fathia segera membukakan pintu.

''Eh bi, kok tumben udah pulang ?'' tanya Fathia.

Namun bibinya hanya terdiam saja, ia terlihat lelah dan seperti orang sakit.

''Minum.....," ucap bibinya dengan wajah yang datar. Fathia berfikir, mungkin bibinya memang kelelahan dan benar-benar haus. Bibinya masuk dan langsung menuju dapur, sementara Fathia yang sama sekali tidak menaruh curiga, kembali ke kamarnya.

"Siapa thi ?" Tanya Eka.

"Bibi aku kok."

"Oh...syukurlah."

Tak lama kemudian, bibinya memanggil Fathia lagi dari dapur. Ia pun segera menghampirinya.

"Kenapa bi ?"

"Bibi mau ngomong sama kamu," ucap bibinya dengan tatapan yang tajam dan suara yang sedikit serak.

"Ehh....apa itu bi ?"

Dari sini hal yang aneh mulai terjadi, bibinya mulai tertawa kecil hingga akhirnya benar-benar melengking sambil berkata, "bibi haus, mau minum darah kamu."

Dengan takutnya, ia melihat ke arah bawah. Dan benar saja, kakinya tidak menapak tanah. Fathia berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu. Pintu tersebut terus dipukul-pukul oleh  makhluk tadi, sambil menangis Fathia menatap ke arah teman-temannya.

"Fathia, lu kenapa ?" Tanya Salman.

"Itu bukan bibi !!"


Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang