Menjelang malam, Fathia bersama bibinya telah tiba di Basecamp mereka. Bibi menuju ke kamar tidur untuk melihat keadaan Eka. Ia berdiri disamping Eka yang sedang terbaring, kemudian ia menaruh tangannya di atas dada Eka sambil memejamkan mata, sepertinya bibi sedang menerawang apayang terjadi dengan Eka. Berkali-kali bibi menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya melalui mulut. Raut mukanya berubah seketika, alisnya tampak seperti orang yang marah. Tak lama kemudian bibi membuka mata dengan keadaan yang lemas.
''Bi, Eka kenapa ?'' tanya Fathia.
''Teman kalian terjebak di alam lain, seososk genderuwo telah menahannya. Makhluk tersebut meminta tumbal.''
''Tumbal ?''ucap Gibran dengan kaget.
''Iya, dia minta seratus tusuk sate gagak.''
''Sate gagak ? seratus tusuk ? gimana dapetinnya ?,'' lanjut Gibran.
''Kita gak akan benar-benar menebusnya dengan itu, ada cara lain yang bisa dilakukan. Caranya lebih simple namun butuh energi yang besar.''
''Apa itu bi ?''tanya Salman.
''Sudah nanti kalian tau sendiri, pokoknya tengah malam ini kita ke rumah sakit angker tersebut, jiwanya Eka masih ada di sekitar sana. Sekarang siapin air matang untuk di bawa kesana.''
''Air mateng buat apa ya ?''bisik Salman kepada Gibran.
''Gak tau, mungkin buat dibaca-baca terus disembur kali.''
*00.09*
Malam semakin larut, mereka semua bersiap untuk menuju bangunan angker itu lagi. Tidak banyak perlengkapan yang mereka bawa. Setelah semua siap, berangkatlah malam itu ke rumah sakit angker. Sesampainya di sana, semuanya turun dari mobil kemudian masuk ke dalam bangunan. Mereka menuju ke lobi kemudian duduk sila membentuk lingkaran, tak lupa Eka dibaringkan ditengahnya.
''Sebenarnya sumber energi negatifnya yang kuat berada di kamar mayat, namun saya rasa disini juga tak kalah kuatnya, disana hanya karena ditambah bau tak sedap membuat siapapun yang memasukinya menjadi lemas. Semuanya pegangan tangan sambil memejamkan mata, apapun yang terjadi jangan dilepas dan jangan melek. Kumpulkan energi positif, jangan takut dengan makhluk yang kalian lihat nanti.''
Bibi membacakan suatu bacaan yang pada akhirnya membuat mereka semua masuk ke alam lain. Yang mereka lihat kini adalah keadaan rumah sakit tersebut ketika masih aktif. Tampak banyak sekali orang yang berlalu lalang seperti pasien, perawat dan dokter, namun tidak ada satu pun yang menghiraukan mereka berlima. Kini Fathia, Gibran, Salman, dan Maudy berjalan mengikuti bibi. Dari lobi, mereka berjalan ke lantai dua hingga masuk ke dalam ruang ICU. Bibi yakin jika Eka terjebak di dalam sekitar sini. Namun masih ada ruangan lagi yang tersembunyi.
''Eka kan uji nyali di ruangan ini,'' ucap Gibran.
''Jadi dia beneran uji nyali disini, sudah saya duga.''
''Emang kenapa bi ?''tanya Gibran.
''Sudah nanti saja, sekarang saya lagi nyari pintu lagi di ruangan ini,''ucap bibi sambil meraba-raba dinding.
Tak lama kemudian ia menemukan pintu yang tersembunyi di dinding ruang ICU, pintu tersebut merupakan pintu ghaib. Bibi berhasil membuka pintu tersebut, mereka semua masuk ke dalam ruangan yang sangat gelap. Sama seperti yang Maudy, Gibran, Fathia, dan Salman mimpikan. Di ujung ruangan terdapat setitik cahaya, mereka semua menuju cahaya tersebut. Setibanya disana terdapat banyak sekali cermin, benar-benar mirip dengan mimpi, tidak ketinggalan juga bayangan-bayangan yang sekilas lewat. Namun bedanya, sosok dari pemilik bayangan tersebut muncul. Sosoknya sama seperti yang meneror mereka di malam sebelumnya ketika ingin melarikan diri dari bangunan ini. Tetapi merupakan hal yang mudah bagi bibinya Fathia untuk memusnahkan sosok tersebut.
''Jangan ada yang takut, makhluk ini memang suka menyerang manusia, tetapi energinya sangat mudah untuk dilemahkan,'' ucap bibi yang kemudian membacakan sesuatu hingga makhluk tersebut terbaka sampai musnah.
Setelah makhluk tersebut musnah, suasana menjadi sangat gelap dan seketika semuanya ada di ruangan yang sangat hampa. Terdengar suara geraman yang tak jauh dari tempat mereka. Bibi berlari kecil diikuti dengan mereka berempat menuju sumber suara.
''Kayanya gua tau sumber suara ini dari mana,'' ucap Gibran sambil bergidik ketakutan.
''Udah dibilang jangan ada yang takut, kalau ada yang takut bisa celaka kita semua disini,'' ucap bibi dengan nada tegas.
Mereka semua melihat Eka yang duduk terikat dengan dijaga di belakangnya sebuah makhluk besar yang biasa disebut genderuwo.
''Saya baru akan melepas bocah manusia ini ke kalian jika membawa tebusannya huahahahaha....,'' ucap makhluk itu.
''Iya saya bawa, tapi bukan seratus sate burung gagak.''
''Lalu apa ?''
''Kumpulkan keberanian kalian, energi positif tersebutlah yang akan mengalahkan makhluk ini,''bisik bibi kepada mereka berempat.
Mereka berlima maju membentuk setengah lingkaran di sekitar makhluk tersebut. Tidak ingin kalah, sosok tersebut memberi perlawanan dengan ingin memukul semuanya sekaligus. Apa daya, kekuatannya seketika melemah, seakan untuk menyentuh mereka berenam saja tidak mampu. Energi positif yang dihasilkan oleh bibi, Maudy, Fathia, Gibran, dan Salman semakin kuat hingga membuat makhluk tersebut menghilang.
Fathia menghampiri Eka kemudian memeluknya erat, namun saat dipeluk Eka malah menghilang.
''Ekaaa.....'' teriak Fathia.
''Sepertinya dia sudah sadar duluan, kita susul dia, semuanya pegangan tangan,''ucap bibi.
Eka terbangun dan langsung melihat sekitar, terdapat bibi, Fathia, Maudy, Gibran, dan Salman yang melingkarinya. Tak lama kemudian mereka berlima ikut kembali ke tubuhnya masing-masing, tampak semuanya kelelahan dengan nafas dan keringat seperti orang yang telah berolahraga.
''Gimana ? kalian lelah ?''tanya bibi.
''Huh....huh....huh....banget,''ucap Gibran.
''Itulah kenapa saya suruh bawa air mateng, sekarang kalian minum buat bikin tenaga pulih, tenaga kalian banyak terkuras.''
''Kalo tau begitu mah mending bawa air minum kemasan,''ucap lagi Gibran.
''Ya emangnya kamu tadi ngerebus air dulu ?''
''Yaaaa.......begitulah.''
''Elu gimana sih bran, gak peka banget,''ucap Salman.
''Iya deh gua lagi....,''ucap Gibran sambil menahan malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uji Nyali
Paranormal[ HIGHEST RANK : 14 IN PARANORMAL ] Lima sahabat yang telah menjali waktu-waktu SMAnya kini akan berpisah untuk memulai kehidupan barunya di dunia perkuliahan. Namun sebelum berpisah, mereka ingin membuat suatu pengalaman yang tak akan pernah mereka...