Maudy dan Fathia

174 14 0
                                    

''Thi.....,'' sahut Maudy.

''Iya kenapa ?''

''Hmmm.....lu gak takut apa sendiri ?''

''Takut lah, tapi mau gimana lagi, kok lu nanya gitu ? bukannya lu yang gak takut ? soalnya dari awal lu kaya udah berani nantangin penghuni halus di vila.''

''Gua sebenernya udah gak kuat di vila ini, pintu ke kunci, terus ada setan bocah, di luar lagi ada kabut tebal, terus sekarang gua ngerasa lemes, kaya ada sesuatu yang ngambil energi gua. Kalo soal nantangin sejujurnya gua cuman pingin ngilangin rasa takut gua.''

''Kalo gua sebenernya malah khawatir sama keadaan Eka, menurut gua itu udah bener-bener di luar dugaan. Dia jatuh gak sadarkan diri terus kamera diambil sama sosok apaan dah tau, gua masih ngebayangin mukanya.''

''Iya, gua juga khawatir sama dia. Eka yang ngajakin dan dia juga yang kenapa-napa sekarang.''

''Emang dah gak tau gua lagi apa yang ada dipikiran dia sampe-sampe bikin acara penutup kaya gini.''

''Gua juga nganggep ini agak tolol sih, kurang kerjaan malah, kenapa gak ada usulan buat liburan ke pantai kek, ke gunung, atau ke luar negeri mungkin.''

''Tapi kan lu juga paling semangat tuh pas Eka usulin pertama kali, pikir gua lu bakal bener-bener suka.''

''Kalo boleh jujur sih, gua cuman gak mau bikin kecewa sama tuh anak. Dia lagian anaknya pendiem banget kalo sama anak-anak selain kita, dia juga lebih nyaman bareng geng kita ini. Makanya gua sebagai salah satu temen setianya selama tiga tahun mau bikin dia seneng.''

''Tapi bukannya malah ngebahayain ya, tuh buktinya dia malah kenapa-napa.''

''Gua juga pingin keliatan berani aja depan lu semua, lu tau sendiri lah gua anaknya gimana. Tomboy rada begajulan, eh iya lu apa gak pernah nyadar kalo Eka suka sama lu ya ?''

''Ya elah, model-model dia mah kalo caper udah bisa ketebak capernya.''

''Maksud lu ?''

''Gua udah tau kalo dia suka sama gua.''

''Jadi kira-kira kalo dia nyatain bakal lu terima ?''

''Gau tau deh ya, dia orangnya ceroboh sih hahaha...''

''Ya kalo gitu mending terim.....*mamah !!!*''

''Maudy ?''

''What the hell is that noise ? lu juga denger ?''

''Iya jelas banget dy.''

''Thi, gua bener-bener udah gak kuat lagi disini *bruk....bruk....bruk....*'' terdengar suara langkah kaki yang tak jauh dari tempat Maudy.

''Tetep tutup pintunya !*

''Aduh Salman kayanya masih lama nyampenya.''

Tiba-tiba angin berhembus cukup kencang di tempat Fathia, angin tersebut sampai membuat suara-suara benda terjatuh.

''Ini kok tiba-tiba ada angin kenceng begini," tanya Fathia.

"Thi, tempat lu juga mulai gak beres, ini bener-bener udah kelewatan. Thi jangan matiin kameranya."

"Iya...iya...nggak, gua bakal tetep nyalain, gua juga curiga ada yang gak beres."

Tiba-tiba pintu kamar Maudy terbuka perlahan, namun tidak sampai keseluruhan. Ia lupa tidak mengganjal pintunya dengan beberapa perabotan. Maudy yang mulai panik bukan main hanya bisa terdiam sambil menatap ke arah pintu. Sampai-sampai muncul sosok hantu anak kecil yang ia lihat di loteng, sosok tersebut berjalan perlaham kemudian berdiri di depan pintu dengan kepala yang menunduk. Tak lama kemudian sosok itu mengarahkan wajah menyeramkannya ke arah Maudy.

"Mama ?" ucap sosok tersebut.

"Aaaaaaaaaaaaaaa......." teraik Maudy.

Maudy sebenarnya ingin kabur, namun ia benar-benar terjebak di dalam kamar, karena sosok tersebut berdiri di depan pintu. Kemudian hantu itu berjalan ke arah Maudy, mendekatkan mukanya ke wajah Maudy. Kini Maudy benar-benar dalam bahaya, ia mematung ketakutan.

Hal yang mengerikan pun terjadi, ia diseret oleh makhluk tersebut keluar dari kamar. Genggamannya terasa dingin dan cakarnya terasa hingga menusuk ke kulit luar.

"Fathiaaaaa.....," *kamera pun mati*

"Maudy.......*brak*" hal yang sama juga terjadi pada Fathia, pintunua terbuka dan berdiri lah sosok pocong di depan pintu kamarnya. Fathia lemas hampir pingsan karena tidam kuat menatap sosok itu. Namun tak lama kemudian bibinya datang dengan membacakan sesuatu ke sosok pocong tersebut.

Namun Fathia masih merasa takut karena ia tidak yakin betul apakah itu benar-benar bibinya atau bukan. Akhirnya sosok pocong tadi menghilang. Bibinya menghampiri Fathia yang masih dalam keadaan shock.

"Fathia, ini bibi ndok !"

Namun Fathia sama sekali tidak menjawab dan hanya mengeluarkan tatapan kosong, kemudian bibinya mengambil tindakan dengan cara membacakan sesuatu ke Fathia dan menarik energi negatif yang ada di dalamnya. Setelah itu ia terjatuh ke pangkuan bibinya, namun masih dalam keadaan setengah sadar.

"Bi....."

"Fathia kamu gak apa-apa kan ?"

"Bibi sebenernya melihara apaan sih di rumah ?" ucap Fathia dengan lemas dan sedikit kesal.

"Maafin bibi ndok, bibi lupa singkirin benda itu ke kamu," ucap bibinya sambil menunjuk ke arah kamarnya.

"Bi udah dong, jangan ngundang-ngundang yang kaya gitu ke rumah, lagian buat apa sih ?"

"Ndok, bibi bener-bener nyesel, ternyata dia sampe bahayain kamu."

"Dia itu siapa bi ?"

"Bibi naruh penglaris, tapi ternyata malah kaya gini, bibi janji bakal buang dan jamin udah gak ada lagi yang kaya gitu."

"Udah dong bi, Fathia mau disini tanpa ada gitu-gituan, Fathia bisa bantuin bibi jualan."

"Iya bibi janji gak bakal ada kaha gitu ndok, untungnya bibi tau dari angin gede tadi. Kalo ada itu pasti ada yang gak beres di sekitar sini."

"Ini bibi beneran kan ?"

"Iya ini bibi Fathia, kamu kok nanya begitu ?"

"Tadi abis kedatengan bibi palsu."

"Emang jin itu bisa berubah jadi sosok apa aja, ini bibi asli kok. Udah pokoknya bibi mau jualan siang aja, biar malemnya bisa nemenin kamu."

Sementara itu Maudy masih diserer menuju loteng, ia diangkat melayang ke atas agar bisa masu ke dalam loteng. Namun sosok tersebut menjatuhkan Maudy saat mendengar pintu vila dapat dibuka. Sosok tersebut hilang sementara Maudy tak sadarkan diri.

"Maudy !!!" Teriak Salman. Ia naik menuju lantai dua dan melihat Maudy yang tergeletak tak sadarkan diri. Namun Maudy berhasil siuman saat Salman mengangkat Maudy.

"Man....," ucap Maudy dengan lemas.

"Ayo kita keluar, gua masukin barang-barang lu."

"Udah gapapa, gua masih bisa diri."

"Ayo cepet, terus langsung keluar."

"Iya..."

Mereka berdua bergegas keluar, pintu vila ingin tertutup kembali, namun dengan sigap Salman menahannya dan mereka berhasil keluar.

"Lu masih bisa nyetir kan ?"

"Bisa kok bisa."

"Yaudah ikutin gua aja dari belakang, kalo ada hantu apa pun pokoknya tabrak aja" Salman pun langsung masuk ke mobilnya.

Benar saja, baru juga ia ingin keluar dari area tersebut, hantu anak kecil tadi keluar dari kabut tebal dan berlari ke arah mobil Salman, namun ia tetap injak gas dan menembus sosok tersebut.

Mereka berdua berhasil keluar dari area vila dan langsung menuju tempat Eka.


Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang