Eka Atmaja Winanta

408 21 0
                                    

Namanya Eka Atmaja Winanta, anak tunggal yang lahir di Jakarta tanggal 23 April 1998. Hobinya adalah ceroboh, iya memang terdengar konyol menjadikan ceroboh sebagai hobi. Namun itulah kenyataannya dan ia telah mengakui hal tersebut walaupun sebenarnya itu sangat menjengkelkan. Selain itu, Eka adalah manusia paling gombal diantara teman-temannya, berharap bisa bikin hati wanita meleleh yang ada malah membuat mereka menjadi ilfil. 

''Dasi mana dasi ya ampuuuunnn......bibi !!! dasi Eka mana ?'' teriaknya.

''Gak tau nak Eka, bibi gak pernah nyimpen dasi kamu,'' teriak bibi dari lantai bawah.

''Haduuuuh masa gua wisuda telat, orang dasinya udah disiapin semalem,'' ucapnya sambil mencari-cari dasi di kamar, setelah berhasil membuat kamar seperti kapal pecah, Eka berhasil menemukan dasinya yang ternyata terselip di bawah bantal. Seperti itulah dia yang memang ceroboh luar biasa, setelah berhasil menemukan dasi, ia langsung bergegas ke bawah.

''Eka sarapan dulu !!!'' teriak bunda.

''Udah telat bun, ayo jalan sekarang aja.''

''Tunggu sebentar, jas kamu mana ?''

''Lah iya ketinggalan di atas,'' Eka kembali mengambil jasnya yang tertinggal di kamar tidur.

''Dasar anak ini, cerobohnya minta ampun, bunda tunggu kamu di mobil.''

Setelah semuanya siap, Eka bergegas menuju mobil untuk datang ke acara wisuda bersama bundanya. Sayangnya kondisi jalan sedang padat, jadi mobil yang ia tumpangi hanya bisa berjalan pelan. Ia hanya menggerutu kesal di dalam hati sambil melihat kemacetan dari dalam mobil.

"Eka, nih bunda bawain roti. Cepet dimakan, mau wisuda kok malah gak sarapan," ucap bundanya sambil memberikan kantong plastik berisikan banyak roti. Ia mengambil satu dan memakannya sambil menikmati kemacetan.

Jarak antara sekolah dengan rumahnya adalah 15 km dan kali ini ditempuh hampir 45 menit karena macet, padahal jika kondisi jalan sedang lancar hanya ditempuh kurang dari 20 menit. Sesampainya di sekolah untung saja acaranya baru seperempat jalan, namun tetap saja dia datang telat. Eka langsung menuju tempat duduk di samping keempat sahabatnya. Pertama ada Gibran, orang yang memiliki badan paling gemuk, dia juga orang yang paling pintar dalam hal otak-atik barang-barang elektronik. Yang kedua ada Salman, orangnya sangat asik, pintar dan dia adalah cowok tertampan yang ada di sekolah. Kemudian Fathia, jika ada orang tertampan tentunya ada orang tercantik, beruntung mereka berdua berada dalam satu geng ini, selain cantik Fathia terkenal sangat pintar di sekolah. Dan yang terakhir ada Maudy, tak kalah cantik dari Fathia namun Maudy ini adalah perempuan yang bisa dibilang tomboy.

Inilah mereka, lima orang yang berformasikan tiga laki-laki dan dua perempuan, tak jarang banyak yang mengatakan kepada mereka sebagai geng power rangers. Terbentuk sejak awal mereka masuk sekolah dan melewati banyak masa-masa senang maupun sedih sepanjang tiga tahun. Kini sudah tiba saatnya mereka untuk diwisuda, itu tandanya mereka akan jarang sekali untuk menghabiskan waktu bersama-sama seperti saat SMA.

Di acara inti yaitu penyerahan medali kelulusan, satu per satu nama mereka dipanggil untuk naik ke atas panggung. Tampak mereka berlima merapihkan jas dan dasi yang dikenakannya agar terlihat baik dan rapi saat di panggung.

''Eka Atmaja Winanta,'' sebut panitia. Eka dengan gagahnya naik ke atas panggung dan dikalungkannya medali ke lehernya.

''Fathia Wulandari,'' saat namanya dipanggil, seluruh mata siswa laki-laki tertuju ke arahnya seolah tanpa berkedip.

''Gibran Alviando,'' perutnya yang sedikit offside menemaninya naik ke atas panggung.

''Laura Maudya Ayu,'' sedikit aneh saat perempuan tomboy yang biasanya memiliki gaya seperti laki-laki harus di dandani dengan gaya yang feminim.

''Salman Alfarizi,'' seluruh siswi berteriak saat Salman berjalan ke atas panggung, sedangkan Salman hanya melontarkan senyuman kepada mereka.

Setelah seluruh murid kelas telah naik ke atas panggung, total jumlahnya ada 35 murid. Kini sesi pemotretan, pada sesi ini para siswilah yang paling bersemangat untuk difoto, hingga mereka memaksa para fotografer untuk memfoto hingga dua album *hanya hiperbola.*u

Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang