Pembersihan ( ENDING )

247 25 8
                                    

*09.30*

''Bangun udah siang.....,'' teriak Maudy sambil mengguyur air ke arah Salman, Gibran, dan Eka.

''BASAH WOY KAMAR GUA !!'' teriak Salman dengan kesal, sementara Maudy melarikan diri.

''Udah pada sarapan dulu,''ucap Fathia.

''Lima menit lagi,''ucap Eka.

''Yeeehh dasar tukang molor, udah disiram tetep aja masih bisa tidur yak, ngomong-ngomong si Maudy kampret juga,''ucap Gibran.

Bibinya Fathia tengah menyiapkan sarapan di ruang makan, semuanya menuju ruang makan untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. Sementara Eka masih tertidur pulas dengan kondisi basah kuyup. Selesai sarapan, Gibran punya rencana jahil untuk Eka yang masih pulas.

''Ceburin Eka yuk, biar kagak molor mulu,''ucap Gibran.

Dengan tertawa 'jahat' semuanya setuju dengan usulan Gibran. Salman memegang kedua tangan sementara Gibran memegang kedua kaki Eka untuk diangkat dan diceburkan ke kolam renang.

''Ehhh....eh....pada ngapain,''ucap Eka yang tiba-tiba terbangun. Namun semuanya sudah berada di depan kolam renang.

''Satuuu....dua....tigaaaa.....*byuurr* hahaha....,'' semuanya tertawa melihat Eka yang tercebur ke kolam renang.

''Sialan, bangun-bangun malah diceburin. Saran siapa ini woy ?''

''Gibraaaaann.....''ucap Salman sambil mendorong Gibran ke kolam.

Mereka semua kini larut kembali dalam canda tawa, tak lama kemudian bibinya menyuruh mereka untuk segera mandi dan melakukan 'pembersihan'.

''Udah....udah....cepet semuanya mandi, habis itu ke halaman depan buat 'pembersihan'.''

Setelah semuanya mandi, mereka menuju halaman depan yang sudah ditunggu oleh bibi. Kecuali Eka yang memang belum sarapa sehingga semuanya harus menunggu ia selesai sarapan.

''Bi, kenapa harus ada pembersihan ?''tanya Salman.

''Dalam diri kalian masih ada sisa-sisa energi dari makhluk yang kalian ganggu, kalo nggak dilakuin pembersihan kemungkinan besar kalian bisa terus dihantui.''

''Jangan lama-lama ya bi, nanti Gibran bisa ngilang, kan dia setan hahaha.....,''ucap Maudy.

''Iyain aja si Maudy mah,''balas Gibran dengan kesal.

''Husss....lu kalo ngomong,''ucap Fathia.

''Ka, cepetan makannya !!"'teriak Gibran.

''Iya sebentar, gua lagi minum,''teriak Eka dari dalam, kemudian ia menghampiri semuanya.

Setelah berkumpul semua, mulailah acara pembersihannya. Mereka berlima duduk melingkar sementara bibi memulai dengan mengangkat energi dari punggung mereka, kemudian meletakan telapak tangannya diatas masing-masing dari kepala mereka secara bergantian. Satu per satu tampak bergidik seperti ada yang keluar dari tubuh. Pembersihan ini tidak memerlukan waktu yang lama, hanya sekitar sepuluh menit. Setelah itu tubuh mereka terasa lebih ringan.

''Sudah, jadikan ini pengalaman kalian satu-satunya seumur hidup. Apa yang kalian lakuin itu berbahaya, gak usah ngusik makhluk-makhluk yang ada di sekitar kita, cukup percaya aja kalo eksistensi mereka ada,''ucap bibi.

''Dengerin noh ka....,''ucap Gibran.

''Udah nggak usah salah-salahan, soalnya semua berdasarkan keputusan bersama jadi harus terima konsekuensinya, besok lagi kalo mau ada usul atau setuju sama usul tersebut dipikirkan baik-baik, jangan sampai kejadian mempertaruhkan nyawa terulang,''ucap Salman.

''Iya, makasih ya semua udah nolongin gua, gua juga minta maaf udah ngerepotin sampe bikin kalian bertaruh nyawa,''ucap Eka.

''Ka, lu kok dari tadi ngelirik Fathia mulu ? kode apa gimana ?'' ucap Maudy.

''Waaaahhh.....jangan-jangan, tembak....tembak....tembak....''ucap Gibran dan Salman. Fathia dan Eka tersipu malu dan mukanya memerah. 

''Udahlah tembak ka, Fathia kan udah meluk lo semalem,''ucap Maudy sambil menarik bangun Eka dan Fathia. Karena entah salting atau gimana, Eka dengan frontal tanpa basa basi langsung mengungkapkan perasaannya.

''Thi, gua suka sama lu, mau gak jadi pacar gua,''ucap Fathia.

''Maaf ka aku udah punya pacar.....,'' semuanya terkejut.

''Maksudnya, kamu pacaran sama siapa ?''

Fathia mendekat kemudian memeluk Eka sambil berkata, ''kamu.....''

''Cieeeeee.......''semuanya bersorak termasuk bibi.

''Yakin tuh langgeng, kan LDR , eh keceplosan gua,'' ucap Gibran.

Kini semuanya kembali normal, mereka telah menjalani kehidupannya masing-masing sebagai mahasiswa. Fathia kuliah di Jogja, Eka, Gibran, dan Maudy di Jakarta, sementara Salman kuliah di Selandia Baru. Hingga waktu libur tiba mereka baru bisa berkumpul bersama lagi. Terdapat pesan masuk pada grup mereka, namun entah dari siapa karena bukan berasa dari anggota grup, hanya saja pesan tersebut benar-benar ada dan masung ke dalam ruang obrolan. Pesan itu berbunyi......''ayo kita uji nyali lagi.'' 

TAMAT

Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang