"Nonu~"
"Hm?"
"Sudah kuputuskan, aku akan masuk klub drama." menunjukkan selebaran yang bertajuk pencarian tokoh drama Romeo and Juliet. "Aku akan menjadi Juliet!" kukuh Sohye.
Wonwoo sudah tidak terkejut lagi mengenai tindakan impulsif yang dilakukan orang-orang terdekatnya. Malahan tertarik akan kobaran semangat yang terpancar dari mata gadis itu.
"Kapan audisinya dilaksanakan?"
"Sekarang Nonu! Cepat temani aku ke gedung teaternya."
Pada akhirnya Wonwoo akan selalu menuruti kemauan Sohye. Dengan tetap selalu ada di dekatnya, harus mengikuti kemanapun gadis itu pergi bahkan mengabulkan semua permintaannya. Seakan Lelaki Jeon adalah Sekretaris pribadi Sohye.
Tentu kondisi tersebut menyebabkan kekhawatiran bagi klan Jeon. Melihat Tuan Muda yang tidak berdaya sampai merelakan posisinya berada di bawah Sohye sudah menimbulkan kekacauan dari dalam. Tidak ada satupun yang menyukainya, tidak bagi klan Jeon maupun dari anggota JGC sendiri.
Kehadiran Sohye bagaikan bencana, memorak-porandakan semuanya. Mulai dari menjauhkan Wonwoo kepada keluarganya, kepada saudara maupun sahabat dan bahkan kepada klan-nya sendiri. Seolah-olah Wonwoo bukanlah dirinya, terkekang oleh perintah Seungheon sampai akal sehatnya tertutup oleh rasa simpati dan kenangannya akan Sohye di masa lampau.
Dalam tiga hari ini, Wonwoo sudah tidak pernah bertemu lagi dengan anggota JGC. Bahkan ketika istirahat, ruangan santai JGC selalu kosong. Sehingga hanya dirinya dan Sohye lah yang terus memakai fasilitas tersebut.
"Selamat datang di klub drama. Perkenalkan saya Jo Byunggu sebagai ketua rekrutmen, apa kalian berdua ingin mendaftar?"
"Oh, tidak." Wonwoo menggelengkan kepala, "Hanya dia saja." tunjuknya ke Sohye.
"Baiklah, ini nomor pesertanya. Waktu audisi kurang dari tiga puluh menit lagi, untuk sementara kalian bisa menunggu di ruangan yang tersedia."
Sesuai intruksi Byunggu, keduanya pun menunggu di salah satu ruangan milik klub drama. Wonwoo tertarik oleh pemandangan sekitar yang dipenuhi properti dan kostum, terlebih pada poster otentik Romeo dan Juliet yang dipajang dalam sebuah bingkai besar.
"UH! Aku tidak mengerti dengan jalan cerita ini." keluh Sohye, naskah yang dipegangnya terhempas begitu saja ke lantai hingga berserakan.
"Bagaimana bisa Juliet mencintai Romeo yang jelas-jelas klan Montague?? Dasar bodoh, banyak lelaki yang lebih kaya dan tampan tapi gadis bodoh itu hanya memilih Romeo?!" lagi-lagi Sohye memijak kakinya kesal, erangan berganti merajuk ketika menatap wajah Wonwoo.
"Nonu~"
Yang menerima segala keluh kesal hanya bisa menahan batin. Membiasakan diri untuk bersabar dan mengikuti apa yang diminta Sohye agar perasaan gadis itu cepat membaik.
"Menurutku.. Cinta itu tidak bisa dipaksakan, cinta juga tidak tahu kapan waktunya datang. Juliet tetap mencintai Romeo meskipun sadar bahwa hubungan mereka terlarang." Lelaki Jeon menafsirkan di kala keterbungkaman Sohye. "Kupikir itu sangat indah, bagaimana rasa cintanya kepada Romeo bisa mengalahkan konflik yang menjerat klan mereka. Tidak peduli kalau kematian yang menjadi pilihan asalkan bisa bersama Romeo. Itu adalah cinta yang suci, bagiku."
Yang dijelaskan hanya bisa mencibir, "Huh, apanya yang indah? Alasan terbodoh mereka adalah saling mencintai." masih bersikukuh, kepanikan Sohye kian meradang. "AH! Bagaimana ini? Aku tidak bisa mendalami peran Juliet!"
Karena keterbatasan waktu dan kepasrahan Wonwoo, Lelaki Jeon kembali memutar otaknya. "Bagaimana dengan kisah ini, hubungan terlarang namun sesama jenis. Meskipun sudah disahkan tapi-"