2. I Am The Best

1.5K 117 7
                                        

Pagi hari di kediaman Jeon.

Jarum jam menunjukkan pukul enam dan Wonwoo sudah siap untuk hari yang spesial ini.

Hari pertamanya masuk ke sekolah. Tepatnya pada tahun terakhir di SMA Shinhwa.

Selama 17 tahun dalam hidupnya, Wonwoo tidak pernah merasakan kehidupan sosial seperti anak-anak pada umumnya. Karena sifat protektif Jihoon, Wonwoo hanya bisa belajar di rumah- mansion megah layaknya kastil. Guru-guru terbaik didatangkan dari luar negeri berakhir dengan belajar privat. Semua kebutuhan Wonwoo, baik pendidikan, barang, mainan dan makanan, apa saja yang Tuan Muda mau akan segera diberikan. Kecuali dengan kebebasannya.

Sebenarnya ini bukanlah sifat asli Jihoon, yang menyembunyikan anaknya dari dunia luar. Tetapi karena suatu insiden di masa lampau, saat adik kandungnya tewas di tangan klan Kim. Alhasil karakter Jihoon berubah, ia bersumpah akan melindungi anak satu-satunya itu dari bahaya. Meskipun harus membuatnya terus berada di rumah, terpenjara di dalam kastil yang indah, karena Jihoon tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama ketika ia tidak bisa menolong adiknya sendiri.

Lalu mengapa sekarang Wonwoo bisa masuk ke sekolah?

Karena perjanjian Jihoon dengan istrinya, Taehee. Istrinya itu meminta agar anak semata wayangnya bisa menikmati hidup seperti orang biasa di usianya yang ke-17 tahun. Apalagi karena faktor Wonwoo yang merupakan keturunan murni Jeon. Menjadikannya harus bisa merasakan kehidupan di luar rumah, karena sebentar lagi Wonwoo akan meneruskan posisi jabatan Jihoon sebagai CEO LG Grup.

"Semangat sekali rupanya." sapa Jun sambil bersandar di pintu kamar Wonwoo. Kedua tangannya tersembunyi ke dalam saku celana.

"JUN!"

Wonwoo semakin tidak bisa mengendalikan rasa antusiasnya saat melihat lelaki Wen. Memekik senang sambil berjalan cepat ke arah Jun, Wonwoo langsung melompat ke badan lelaki Wen. Untungnya dengan refleks Jun segera menangkap dan menggendong Wonwoo, sehingga mereka berdua tidak jatuh ke lantai.

"Aku senang sekali!"

Air mata menetes dengan suara tawa yang bahagia. Jun sangat terkejut sampai lupa untuk marah karena perilaku Wonwoo yang begitu ceroboh.

Jun tidak menyangka ketika melihat ekspresi Wonwoo. Ini yang pertama, dan entah mengapa Jun ingin melihat lagi dan lagi ekspresi Wonwoo yang sekarang untuk ke depannya. Tertawa lepas seperti anak kecil, terlalu berharga dan sangat menggemaskan.

Jun menurunkan Wonwoo dengan hati-hati, "Hey.. kalau menangis, nanti ayahmu mengira kau tidak menginginkan ini." usilnya dengan ekspresi yang dibuat serius.

Jelas saja, Wonwoo dengan cekatan menghapus air matanya. "Jangan menakutiku! Aku tidak akan tertipu oleh kebohonganmu, dasar playboy Korut." balas Wonwoo sengit.

Jun tertohok, "Heh, sejak kapan kau boleh mengejekku? Aku ini berbahaya, mau kuhilangkan dari muka bumi?" ancamnya tidak serius.

"Jika kau melakukannya, aku akan terlebih dahulu mengekspos semua lokasi rudal milikmu ke media. Biar kau semakin menjadi buronan, bukan hanya di Korea tapi di seluruh dunia." balasan telak Wonwoo dengan menguak fakta yang tersembunyi dari Jun. Hanya Wonwoo lah yang tahu semuanya. Bahkan Si kembar dan Joy tidak tahu-menahu dengan rahasia tersebut.

Jun berdecak kesal, "Rupanya mulutmu harus dijahit biar bisa diam."

Seketika Wonwoo terjebak di dalam memori ingatannya. Kembali pada malam ulang tahun, bersama dengan lelaki misterius itu. Masih teringat jelas rasanya, ciuman pertamanya, ciuman yang awalnya sangat sederhana lalu berubah menjadi ciuman panas. Wonwoo tidak bisa melupakan postur tubuh yang begitu kokoh, keseluruhan yang berbentuk otot terasa sangat nyaman berada didekapannya. Bagaimana lontaran yang diucapkan oleh mulut manis lelaki itu bisa membuat jantung Wonwoo berdetak tidak karuan seperti kembang api.

Kim and JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang