13. Egoistic

418 57 12
                                    

Dentingan notifikasi muncul di layar ponsel, Wonwoo yang hendak keluar dari kamarnya sempat tertahan dan memilih untuk membuka pesan yang dikirim dari kontak K. 

Selamat pagi Jeon, semoga hari ini menyenangkan tapi jangan terlalu sesenang itu tanpaku. Kupikir hari ini dan seterusnya akan begitu cepat berlalu mengingat betapa sibuknya aku di acara kemarin. Tapi tetap saja, semenit rasanya berjalan lama. Aku sangat merindukanmu Jeon sampai-sampai terbawa ke dalam mimpi. Yang harus selalu diingat, jangan lupa sarapan dan makan siang. 

Desiran pembuluh darahnya seakan berkumpul di kedua pipi Wonwoo, bersemu merona bak remaja yang sedang dimabuk asmara. Ucapan selamat pagi dari Mingyu begitu manis sampai Wonwoo tidak bisa menahan debaran jantungnya yang berdetak tidak karuan. 

Hari ini akan berjalan sangat baik, Wonwoo yakin itu. 

Belum sempat membalas, Wonwoo dikejutkan dengan kemunculan Jun pun diikuti oleh Sohye yang ekspresinya seperti sedang menahan tangisan. 

"Wooyah, kau tidak usah mengendarai mobil. Ikutlah denganku, ada mesin yang baru saja kuseludupkan dari Shanghai." 

"TIDAK BOLEH!" jerit Sohye lalu memeluk lengan Wonwoo dan bersandar di bahunya. Bulir air mata mengalir di kedua pipi, "Nonu harus berangkat bersamaku. Aku tidak ingin Nonu meninggalkanku." 

Kebingungan menghadapinya, Wonwoo mencari celah untuk bisa mendapatkan jalan tengah. "Um, kita bisa berangkat bersama." usul Lelaki Jeon sambil bergantian memandangi kedua orang itu. "Sekalian mencoba mobil baru Jun, kau juga bisa berangkat bersamaku, Sohye.." 

Tidak ada protes yang keluar dari Lelaki Wen, nampaknya ia merasa cukup adil. Meskipun lirikan tajam tidak pernah terputus ke arah Sohye yang masih saja bermanja di tubuh Wonwoo.

"TIDAK MAU!" protes Sohye, ada ketakutan di balik matanya saat mendapati sorotan mematikan dari Jun. "Aku ingin menghabiskan waktu berdua tanpa orang lain. Lagipula kalian sudah sering bersama, tidak adil bagiku yang baru saja bertemu lagi dengan Nonu." alasannya berdasarkan fakta dan Wonwoo akui itu. 

Dengan sangat berat hati, Wonwoo menatap Jun dengan pandangan menyesal. Tentu saja tanpa perlu mendengarkan jawaban, Jun segera beranjak pergi dari kamar dengan emosi yang tertahankan. 

"Cih, gadis sialan."

Menyempatkan diri bersumpah serapah, Jun tidak segan meludah. Tidak peduli tentang pendapat Wonwoo, seandainya saja Lelaki Jeon paham bahwa Jun tidak pernah menyukai orang. Terlebih jika Jun sudah membenci sesuatu, ia tidak pernah menutupinya. Lelaki Wen bak buku yang terbuka jika menyangkut perasaannya. Tidak peduli jika itu lelaki ataupun perempuan, apapun yang mengganggu bagi Jun akan segera disingkirkan. Namun khusus Sohye, Jun tidak bisa berbuat sedemikian rupa. 

Pembatasnya adalah Wonwoo. Jun tidak bisa menyentuhnya karena Wonwoo masih berpihak kepada Sohye. Dan itu sangat memuakkan.

Strike One.

-

"WONIE." pekik Joy setelah mendapati Wonwoo yang baru saja masuk ke dalam ruangan kelas. Sejurus kemudian tersentak saat menemukan Sohye yang berjalan mengekorinya.

Dasar benalu, jengkel Joy dengan suasana hatinya yang berubah buruk. 

Tapi Joy tetaplah Joy. Dengan kepala yang terangkat, ia berjalan mendekat. Tidak luput ekspresi angkuh yang ia tunjukkan khusus ke Sohye. 

Memang ada perasaan benci. Kesan pertama dan terakhir bagi Joy adalah waktu Sohye hendak kembali ke Dubai. Joy kala itu sedang mendapatkan hari libur pertamanya semenjak karantina di gedung SM. Tentu saja Joy memanfaatkannya untuk pergi bertemu Wonwoo, namun yang didapatinya adalah seorang gadis yang mirip benalu. Mengekori kemanapun Wonwoo pergi dan bahkan dengan lancangnya membentak serta mengejek Joy melalui sebutan 'teman tidak tahu diri yang datang kalau sedang butuh.' Dan itu dibalik sepengetahuan Wonwoo. Apabila Joy hendak mengungkapkannya, Wonwoo tidak pernah percaya karena Sohye tiba-tiba akan berubah menjadi putri yang lemah lembut.

Kim and JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang