Malam ini aku tidur bersama Ai, Ei, dan Eiko. Kebetulan tempat tidurku adalah tempat tidur berukuran king size, jadi kami muat tidur berempat.
¤¤¤¤
Pagi sudah tiba, sinar matahari mengenai mataku dan membuatku terbangun.Aku tau, pasti Eiko yang membuka jendela kamarku seperti biasa.
"Hmm...Eiko, biarkan aku tidur lima menit lagi" ucapku sambil menarik selimut hingga kepala untuk menghindari cahaya matahari.
"Nona, anda harus mandi sekarang. Hari ini hari pertama kita masuk sekolah" ucap Eiko.
Benar juga ya!! Hari ini seharusnya aku senang karna pasti akan mendapat teman baru, tapi mengingat papa menyuruh beberapa bodyguardnya untuk mengikutiku kemana saja, aku jadi tidak niat sekolah.
"Ayo nona, kita bisa terlambat" protes Eiko.
Aku mengubah posisiku menjadi posisi duduk, ku lihat Eiko sudah bersiap-siap.
Aku berdiri dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah itu, kami berjalan kearah ruang makan untuk makan bersama.
Dan meskipun Eiko adalah asisten pribadiku, dia juga adalah anak angkat papa dan mama. Jadi dia ikut makan bersama kami dimeja makan.
Eiko duduk disebelah kiriku, yang disebelah kananku adalah Ryu-nii. Yang duduk disebrangku adalah mama dan adikku yang umurnya beda satu tahun dariku, namanya Sica. Aku sudah pernah cerita tentang adikku bukan? Dia adalah seorang artis, dia jarang sekali dirumah akibat jadwalnya yang padat. Dan yang duduk dikursi kepala keluarga adalah papa.
Hanya ada keheningan diruangan ini, peraturan pertama dirumahku, tidak boleh berbicara saat makan.
Setelah selesai makan, aku dan Eiko hendak pergi tapi ditahan oleh mama.
"Aika, sepulang sekolah kestudio dipusat kota. Kau ada pemotretan disana" ucap mama yang tentunya membuatku kesal.
"Habis pemotretan, kau pergi kekantor. ada rapat tapi papa tidak bisa hadir karna ada urusan diluar kota" ucap papa yang juga membuatku kesal.
Mereka sama sekali tidak berubah, menyebalkan!!
"Eiko, kau ingati dia" printah papa yang membuat Eiko mengangguk mengerti.
Tanpa berkata apapun aku berjalan keluar ruangan itu menuju pintu utama, disana mobil pribadiku sudah terparkir. Dan terdapat beberapa mobil lainnya yang kuyakini milik para bodyguardku.
Aku masuk kemobil dengan kekesalan yang sudah memuncak, Eiko yang disampingku memegang tangan kananku dan membuatku menoleh kearahnya.
"Ingat pembicaraan kita semalam" ucap Eiko sambil menatapku dalam.
Aku menghela nafas kasar lalu tersenyum kepadanya.
¤¤¤¤
Setelah beberapa saat akhirnya kami sampai, mobil yang kami naiki masuk kedalam gerbang sekolah. Banyak siswa dan Siswi menatap bingung mobilku, yah...aku sih sudah biasa dengan tatapan semua orang."Eiko, ingat ya, bicaranya jangan terlalu formal" ucapku yang mendapat anggukan dari Eiko.
Kami keluar dari mobil, dan dalam sekejap banyak murid yang mengerumuniku. Para bodyguard itu yang menahan mereka mendekatiku.
Aku dan Eiko berjalan menyelusuri lorong, dan bertemu Ryu-nii yang sepertinya ingin kekelasnya.
"Oh, hay Eiko" sapa Ryu-nii.
Apa-apaan itu, apa dia melupakanku? Dasar kakak yang menyebalkan.
"Hey, yang adikmu kan aku, kenapa Eiko aja yang disapa"protesku.
"Kan Eiko juga adikku" ucap Ryu-nii sambil merangkul Eiko.
Alasan, bilang saja suka.
Dia juga merangkulku sambil tertawa, dia memang berada ditengah-tengah kami sehingga dia bisa merangkul kami secara bersamaan.
"Hahaha...aku lebih suka kalau kau marah Aika" ucapnya yang membuatku semakin cemberut.
Kami berjalan menyelusuri lorong menuju ruangan kepala sekolah.
"Oh, iya. Aku baru sadar kalau kau sudah setinggi kupingku Ai" ucap Ryu-nii.
Ah iya, aku juga baru sadar. Aku sudah setinggi ini. Ryu-nii mempunyai tinggi badan yang ideal bagi para pria, tingginya hampir sama dengan Kazuko menurutku. Hanya saja Ryu-nii lebih tinggi sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
fantasy world
FantasyAku selalu berandai-andai menjadi tokoh utama di sebuah cerita fantasy. Atau tinggal ditempat dimana semua keinginanku terwujud, walaupun ada satu keinginanku yang tidak terwujud, yaitu tidak berurusan lagi dengan orang yang sifatnya aneh dan tidak...