Aku tidak percaya dengan penjelasan Eiko saat dikamar, tetapi saat melihat suasana disini seperti nya memang benar.
Aku menatap orang yang berada disamping ku sekarang dia hanya makan dengan tenang.
Hah... Aku masih syok masa, aku... Dan dia....
Tunangan?
Serius? Aku tidak mau bertunangan dengan orang yang udah kayak balok es ini.
"Baiklah sudah diputuskan, 2 hari lagi kita akan mengadakan pertunangannya di gedung milik paman Matsumoto. Akan ada banyak wartawan yang akan Datang" ucap papa dengan bahagia.
Apa-apaan ini, yang dipaksa tunangan kan aku, kenapa jadi si pak tua ini yang bahagia?
"Tapi pah..." Ucapku tetapi langsung dipotong oleh mamahku.
"Kazuko, bisakah kamu membawa Aika jalan-jalan?" Ucap mamah dengan bahagia.
"Benar, ajak dia jalan-jalan" ucap Tante Matsumoto yang tak lain adalah ibu dari Kazuko.
"Baiklah, ayo" ucap Kazuko sambil mengulurkan tangannya.
"Aika" panggil papa sambil memasang kode agar aku menyambut tangan Kazuko.
Aku menghela nafas lalu mengikuti kemana dia berjalan.
Dia membawaku dengan menaiki mobil, tentunya dengan sopir yang menyetir karena Kazuko masih belum cukup umur untuk membawa mobil.
Sepanjang perjalanan jalan aku hanya memikirkan bagaimana aku kedepannya? Bagaimana aku bisa bertunangan diumurku yang masih 15 tahun?
Pasti karena bisnis. Menyebalkan.
Duarrrr!!
Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan di kota.
"Pak kami turun disini, aku akan menelpon sesudah jalan-jalan bersamanya" ucapnya lalu mengajakku turun.
Kami berlari menyelusuri kota mencari dimana ledakan itu berasal, sampai disalah satu gedung aku melihat langit didepan gedung itu berbeda.
"Kazuko" panggilku diapun langsung menatapku dengan wajah kelelahannya.
"Lihat!" Ucapku sambil menunjuk langit itu.
Aneh sekali warnanya, mana ada langit berwarna ungu bercampur merah.
Jangan-jangan....
"Dimensi lain" ucap Kazuko lalu berlari kearah sana.
Tunggu, mengapa dia meninggalkanku?!!
"Kazuko! Tunggu!!" Aku berlari sambil memegangi rok dressku.
Ini sebabnya aku paling tidak suka memakai pakaian seperti ini.
Sampai didalam dimensi lain aku tidak melihat duniaku lagi, seketika semuanya menjadi dimensi lain.
Wah... Menakjubkan.
"Ayo" ucap Kazuko lalu memakai armornya.
Tentu saja aku mengikutinya, baru kali ini aku bertarung memakai armor ini. Rasanya seperti mimpi.
Aku melihat dua orang yang sedang bertarung dengan orang yang beraura aneh.
Dilihat dari cirinya.... Hm.. sepertinya itu Kei dan Eri.
Kazuko maju dan mulai menyerangnya.
Apa aku harus ikut? Bagaimana mengeluarkan senjata????.
"Ai" panggilku lalu Ai langsung muncul di sampingku.
"Bagaimana cara menggunakan senjata?" Tanyaku bingung.
"Aku yang akan memberikannya kepada mu" ucap Ai lalu dia langsung berubah.
Senjata milikku seperti pedang besar namun ada pelatuk seperti tembakan.
Wah... Apakah peri bisa berubah seperti ini?
"Tentu saja tidak! Aku hanya membawanya, sudahlah cepat serang dia! Nanti saja aku jelaskan" ucap Ai yang sepertinya kesal.
Aku menyerang orang aneh itu bergantian dengan teman-temanku.
Oh tidak, aku belum belajar menggunakan senjata ini. Baru terpikirkan olehku!
"Aika, awas!" Teriak Eri lalu aku melihat sebuah cahaya mengarah padaku dan aku terpental kesalah satu runtuhan.
Argh sakit sekali, tunggu! Ada yang aneh. ...
Aku melihat darah menetes, dan sepertinya menetes dari mulutku.
Apa separah itu lukanya?!
Argh palaku pusing.
Aku melihat di sebelahku ada Ai yang pingsan.
Aku mengambilnya dengan tangan ku lalu mencoba menyembuhkan dirinya dengan diriku.
Tunggu, kenapa dingin?!
Samar-samar aku melihat ada badai yang mengelilingi Kazuko.
Namun belum sempat aku melihat serangan Kazuko semuanya menjadi gelap.
Ah... Apa aku akan mati? Yah ini lebih baik daripada aku harus menuruti permintaan orang tua ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
fantasy world
FantasyAku selalu berandai-andai menjadi tokoh utama di sebuah cerita fantasy. Atau tinggal ditempat dimana semua keinginanku terwujud, walaupun ada satu keinginanku yang tidak terwujud, yaitu tidak berurusan lagi dengan orang yang sifatnya aneh dan tidak...