Pagi pagi sekali Irene sudah bangun, seperti biasa ia tak lupa membuat sarapan untuk Sehun, ia menunggu Sehun keluar dari kamar, tapi ia tak kunjung keluar.
"hun.." Irene mengetuk pintu kamar Sehun dengan perlahan, tetapi tak kunjung ada jawaban dari sang penghuni kamar.
Irene memantabkan hatinya untuk membuka pintu kamar Sehun dengan perlahan, dilihatnya laki laki yang cintai itu tertidur di meja kerjanya, dengkuran halusnya terdengar jelas di telinga Irene.
"hun.. bangun." ucap Irene lembut, tapi Sehun tak kunjung bangun.
"Sehun, kau tak pergi kerja ?" Irene menggoyangkan bahu Sehun pelan.
Sehun tersentak, dan mengucek matanya dengan kasar, "jam berapa ini ?" ucapnya panik.
"jam 8." Sehun bangkit dari tempat duduknya dan langsubg menutup laptopnya dan membereskan berkasnya dengan cepat.
"sialan, kenapa kau tak membangunkanku." bentak Sehun kasar.
"a-aku takut mengganggumu." ucap Irene gugup.
"keluar dari kamarku, sekarang !" bentak Sehun sambil menunjuk kearah pintu. Irene hanya mengikuti perintah Sehun, ia tak mau membuat Sehun semakin marah.
Irene memasukkan makanan buatannya kedalam rantang makanan agar dapat dibawa Sehun pergi kekantor, ia tidak peduli jika Sehun marah karna ia membawakan bekal buat Sehun.
Sehun keluar dari kamarnya dengan terburu buru, dasinya tak terbentuk dengan rapi, rambutnya juga masih basah, tapi ia tetap terlihat tampan bagi Irene.
"Sehun tunggu."
Sehun terus berjalan ke arah pintu tanpa memperdulikan panggilan Irene.
"Sehun, bawa bekal ini, nanti kau sakit." Irene menahan tangan Sehun dan menyodorkan rantang makanannya ke Sehun.
Sehub menatap Irene dengan tajam, "kau fikir aku anak anak ?"ucap Sehun marah, ia menarik rantang makanan itu dan membantingnya kelantai membuat semuanya tumpah, "ingat, ini pernikahan paksaan, aku tak menginginkanmu, jadi jangan bertingkah laku seolah olah kau istriku." bentak Sehun dan meninggalkan Irene yang masih terkejut.
Irene menatap makanan yang ia buat dengan susah payah sekarang telah berserakan dilantai, ia tak mengerti dimana letak kesalahan yang membuat Sehun membencinya, ia tak masalah Sehun menolak makanannya, tapi kenapa harus ia buang, dan ia membuangnya tepat dihadapan Irene.
"sekarang salahku apa lagi... apa lagiiii !! kenapa ?!" Irene menangis dengan keras, ia melempar rantang nya kedinding, ucapan Sehun terngiang ngiang di telinganya.
Irene dengan cepat membersihkan kotoran yang ada dilantai dan segera menelfon Seulgi.
"Seulgi, aku akan pergi kerumahmu." ucap Irene, ia langsung mematikan handphonenya tanpa menunggu jawaban dari Seulgi.
*
Matahari sudah tepat berada diatas langit, jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, tapi Sehun masih sibuk dengan pikirannya sendiri, ia merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan tadi pagi, ia memang sangat susah untuk mengontrol emosinya, "arghhhhhhh" Sehun mengacak rambutnya frustasi.
tok..tok..tok
"masuk." ucap Sehun.
"Kau kenapa lagi ? Istrimu lagi ?" tanya Kai.
"hmmm, aku membentaknya lagi."
"bukankah itu hal yang biasa, kau selalu menjahatinya kan." sela Chanyeol.
"kali ini lebih parah." ucap Sehun sambil memijat kepalanya.
"kau apa kan dia ?" tanya Kai penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Love
Fanfiction"aku tak tau apa yang harus kulakukan." -Sehun- "aku sadar ini cinta sepihak." -Irene-