12.

3K 249 4
                                    

Irene membuka matanya dan mendapati Sehun sedang mengaduk tehnya sambil menatap ke luar jendela lalu ia mengintip ke dalam selimut dan melihat bahwa badannya sudah berbalut dengan kimono putih, sama seperti yang Sehun gunakan.

"Selamat pagi." ucap Sehun lalu mendekati Irene.

Irene hanya tersenyum malu, melihat wajah Sehun membuatnya mengingat kejadian kemarin malam, dan tentu saja itu semua membuat pipinya memerah.

"Pipimu merah, jangan membayangkan hal hal itu." goda Sehun.

"ishh, aku mau mandi saja."

"awas kau." Irene memukul lengan Sehun pelan dan berusaha bangkit dari tempat tidurnya.

"agh." ringis Irene pelan, ia merasa nyeri di daerah kewanitaannya, mungkin karna permainan mereka kemarin adalah yang pertama bagi Irene, jadi ia sedikit merasa kesakitan.

"kau tak apa ?"

"hanya sakit sedikit."

"aku akan mengantarmu kekamar mandi." ucap Sehun lalu mengangkat Irene kekamar mandi.

"terima kasih." ucap Irene setelah Sehun meletakkannya diatas bath up.

Sehun meninggalkan kamar mandi dan memperhatikan betapa berantakannya tempat tidurnya, dan ada beberapa bercak darah di sprei, yang pasti sangat mengganggu pemandangan.

"Irene, cepatlah mandi, aku akan membawamu ke suatu tempat." teriak Sehun didepan kamar mandi.

*
Taman Bunga, itu adalah tujuan utama sepasang suami istri yang sedang merasakan masa masa indahnya, Sehun sengaja membawa Irene ke taman bunga, ia tahu Irene cukup penat dengan semua masalah yang ada.

"Aku benar benar takjub." ucap Irene sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh taman.

Taman luas itu berisi beragam bunga, ini lebih pantas disebut Kebun dari pada Taman, Irene sangat senang.

"kenapa kebun ini sepi sekali ?"

"ini kebunku." ucap Sehun.

"hah ? benarkah ? kau serius ? sejak kapan kau menanam bunga sebanyak itu ?" tanya Irene bertubi tubi.

"sudah lama, dulu aku menanamnya sebagai hadiah pernikahan untuk istriku, dulu aku ingin sekali mengadakan resepsi pernikahan disini dengan wanita yang kucintai, namun karna terjadi perjodohan, aku melarang keras untuk resepsi disini, karna ini tempat untuk aku dan wanita yang aku cintai." jawab Sehun sambil berjalan perlahan, dan mengingat ngingat betapa semangatnya ia membuka lahan besar untuk acara resepsi pernikahannya nanti.

"kau benci perjodohan ini ?" tanya Irene pelan.

"ya." jawab Sehun, yang membuat mata Irene mulai memanas.

"kau membenci pernikahan ini ?"

"tentu saja." Sehun terus berjalan meninggalkan Irene dibelakang.

"kau bercanda ?" tanya Irene memastikan.

"tidak."

Irene terdiam, air mata yang dari tadi sudah terbendung, jatuh dengan derasnya, menyakitkan, hatinya seperti ditusuk beribu ribu anak panah, mendengar jawaban Sehun.

Irene berlari menghampiri Sehun dan memukul punggungnya dengan keras sambil meluapkan emosinya.

"jika kau membenci pernikahan ini, kenapa kau melakukan itu kemarin malam ? kenapa kau merenggutnya ? kenapa kau jahat ?" tangis Irene pecah didepan Sehun, bahunya bergetar hebat, keringat nya mengalir, menandakan ia benar benar panik.

"Irenee.. " Sehun berusaha memegang bahunya namun langsung ditepis kasar oleh Irene.

"jangan sentuh aku !"

Little LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang