"Sehun, sore ini kau bisa pulang.." ucap Krystal semangat diikuti Irene yang berjalan dibelakangnya sambil menenteng kantung plastik yang berisi obat obatan Sehun.
"bisakah lepas gips ini dari salah satu tanganku, bagaimana caranya nanti aku mandi ?" omel Sehun.
Krystal menatap kedua tangan Sehun dan kembali melihat foto rontgen tangan Sehun,
"luka tangan kirimu lebih ringan dari tangan kananmu, kau masih bisa menggunakan tangan kirimu atau ..... suruh saja Irene memandikanmu."
"EOH ?!"
"EOH ?!"
Irene dan Sehun langsung saling bertatapan canggung, lalu Sehun segera memalingkan wajahnya yang membuat hati Irene kembali mencelos, sepertinya Sehun akan semakin marah.
"a-aku ?" tanya Irene pelan.
"iya, kau, lagi pula kau harus ingat kenapa semua ini terjadi, aku juga sudah bilang jangan mengecewakanku." ucap Krystal.
"tapi.."
"tidak ada tapi tapi an, mobil sudah ada dibawah, kau hanya perlu membawa Sehun dan obatnya, aku dan Kai pulang dulu, bye." Krystal segera menarik Kai dan membiarkan Irene dan Sehun dikamar berdua.
Tak lama setelah itu dokter masuk dan memeriksa keadaan tangan Sehun, dan mengganti gips nya dengan gips baru sebelum pulang.
"wanita tadi itu istrimu ?"
"iya."
"kalian sedang bertengkar ya ?" ucap Dr. Song.
"kami ada masalah kecil, kau tau saja dok." jawab Sehun ramah, Dokter Song adalah dokter yang mengurus Sehun sejak kecil, teman baik ibunya.
"dia menunggu mu kemarin malam, dia juga tidak makan sampai sekarang, dia tadi pergi ke ruanganku dan bertanya cara mengurus luka lukamu dirumah."
"benarkah ?" tanya Sehun, ada sebersit rasa bahagia setelah mendengar pernyataan dokter itu.
"yap, cepat selesaikan masalahmu, dia sepertinya sangat tersiksa." ucap dokter Song yang sibalas anggukkan pelan oleh Sehun.
Setelah suster mencabut infus dari tangan Sehun, mereka segera kembali ke apartment, tidak ada pembicaraan, Sehun hanya menatap keluar jendela, dan Irene tetap diam sambil memainkan jarinya.
"sudah malam, kau tak mau mandi ?" tanya Irene, pertanyaannya sedikit membuat keadaan canggung karna Sehun hanya diam dan menatap Irene tajam.
Sehun bangkit dari tempat duduk nya dan masuk kedalam kamar mandi, untuk sementara ini mendiamkan Irene mungkin pilihan terbaik untuk menenangkan dirinya sendiri.
Sambil menunggu Sehun selesai mandi Irene memasak bubur dan sup untuk makan malam Sehun, juga makan malam untuknya karna ia belum makan dari kemarin.
"Sehun, aku mandi dulu, kalau butuh sesuatu panggil saja." ucap Irene yang tak dibalas apapun oleh Sehun.
Drrttt..Drrttt.
Sehun menatap handphone Irene yang masih tergeletak diatas meja dapur dan membuka pesan yang masuk.
Mino :
Irene bisakah kita bertemu ? kita harus segera berbicara.Sehun membanti handphone Irene ke sofa, emosinya kembali memuncak, baru saja ia menenangkan dirinya dan mencoba membicarakannya baik baik dengan Irene, tapi sekarang emosinya kembali naik, rasanya ia ingin memukuli dan melempar apapun yang ada dihadapannya.
Sehun segera mengambil soju yang sudah iya stok didalam kulkas dan meminum nya dengan cepat, mabuk adakah satu satunya pelampiasan yang bisa ia lakukan dalam keadaan seperti ini, karna tangannya saja masih terluka, boxing adalah hal mustahil untuk dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Love
Fanfiction"aku tak tau apa yang harus kulakukan." -Sehun- "aku sadar ini cinta sepihak." -Irene-