Pagi pagi sekali Irene terbangun dari tidurnya, seperti biasa, ia memasakkan sarapan pagi untuknya dan Sehun, walaupun ia yakin mungkin Sehun akan melewatkan makanannya lagi.
"Selamat Pagi." ucap Sehun yang membuat Irene sedikit kaget.
"Ah ya, selamat pagi juga."
Sehun duduk dimeja makan dan menatap Irene yang sibuk mencuci peralatan dapur yang ia gunakan, "kau tak makan ?" tanya Sehun.
"Eoh ?" Irene menatap Sehun bingung, "kau mau makan masakanku ?" tanya Irene.
"ya, aku bosan, makanan dikantor biasa saja." Sehun menatap nasi goreng buatan Irene dan mencium harumnya yang lezat, "makanlah dulu, jangan sampai kau sakit lagi." perintah Sehun, gaya bicaranya seperti biasa, dingin, tapi tersirat nada kekhawatiran disana.
"ba-baiklah." Irene duduk dengan gugup dan mulai menyuapkan nasi gorengnya dengan perlahan, untungnya rasanya tidak buruk, dan Sehun juga tak berkomentar apapun, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"aku pergi dulu." ucap Sehun lalu beranjak dari tempat duduknya.
"oh iya, wajahmu pucat, bedanmu juga masih hangat, lebih baik kau istirahat."
Tidak buruk, setidaknya Sehun berbicara dengannya walaupun nada bicaranya tetap jutek dan terdengar arogan.
*
"Kerjasama dengan perusahaan Hayoung ?" ucap Sehun sambil menatap map file berisi perjanjian itu.
"yap, kita akan mendapat keuntungan besar dengan kerjasama ini." ucap Kai antusias.
Keuntungan memang adalah tujuan utama semua perusahaan tak terkecuali perusahaan Sehun, tapi banyak hal yang harus dipertimbangkan, karna belum tentunya semuanya akan menjadi lebih baik.
"akan kupikirkan."
"Woah, seorang Sehun berpikir ? biasanya kau mempertimbangkan hal ini dengan cepat." ejek Kai.
"ya, mungkin besok akan kuberi tahu."
"baiklah, kau tak makan siang ?" tanya Kai.
"aku ingin kembali pulang, aku lelah sekali beberapa hari ini."
Irene menatap langit langit kamarnya yang kosong, logikanya mengatakan untuk berhenti, semua ini hanya akan menyakiti dirinya sendiri, tapi didalam lubuk hatinya tidak, keinginan untuk terus bersama Sehun sangatlah kuat, apapun yang terjadi.
Suasana hatinya tidak begitu baik, musik adalah pelarian pertama Irene selain ballet yang menjadi kegemarannya sejak kecil, ia segera mengambil handphonenya dan memilih lagu yang cocok dengan suasana hatinya.
"If It's you, kurasa ini bagus." ucapnya lalu menyetel lagu itu dengan keras, hingga ia tak bisa mendengar suara lain selain lirik lagu itu.
Wae neoegen geureoke eoryeounji
Mengapa ini sangat sulit untukmu?
Aereul sseuneun nareul jedaero bwajuneun ge
(Untuk melihatku mencoba sebagaimana mestinya?)
Neo hanae itorok
(Aku terkejut melihat)
Apeul su isseume nollagon hae
(Betapa banyak aku bisa terluka karenamu)
Godanhaetdeon haru
(Hari-hariku adalah perjuangan)
Naneun kkumeul kkwodo apa
(Bahkan mimpiku menyakitkan)
Tak terasa air mata Irene turun perlahan, pelan dan semakin deras, setiap lirik itu sesuai dengan pikiran Irene, seandainya bisa ia akan mengucapkan itu semua ke Sehun, seandainya bisa, ia ingin memaki Sehun, seandainya bisa, ia ingin menghilangkan rasa cintanya, karna ini hanya membuatnya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Love
Fanfiction"aku tak tau apa yang harus kulakukan." -Sehun- "aku sadar ini cinta sepihak." -Irene-