Sehun mengangkat Irene kedalam kamarnya, dan membaringkan tubuh Irene dengan perlahan. Tatapannya tak sedikitpun teralih dari bibir Irene yang sudah menjadi candu yang luar biasa baginya.
Lumatan itu kembali menghujam bibir Irene, pertama lembut namun semakin lama semakin bergairah, ia hanya bisa diam, ia menikmatinya tapi ia harus menyadari iniIhanya gairah seorang Oh Sehun, ia tak mau melakukan hubungan itu tanpa cinta.
"kau bisa menyuruhku berhenti jika kau mau." ucap Sehun disela sela ciumannya.
Irene diam tak bergeming, air matanya kembali keluar tanpa diminta, ia bingung, bahkan ia tak bisa berfikir jernih sekarang.
"katakan, atau aku akan berbuat lebih." tangan Sehun mulai masuk keladam baju Irene dan mengelus perutnya membuat Irene merasakan sensasi yang aneh.
"se-hun." lirih nya pelan, membuat Sehun sega menghentikan aktivitasnya dan menatap Irene.
"maafkan aku." ucap Irene merasa tidak enak setelah melihat perubahan wajah Sehun.
Sehun hanya diam dan bangkit dari tempat tidurnya berjalan ke arah luar kamar. Irene segera menyusul Sehun yang sedang berada dibalkon sambil menatap keluar.
"kau marah ?" tanya Irene sambil berdiri disamping Sehun.
Sehun menggelengkan kepalanya pelan dan menatap Irene, "tak usah minta maaf, kau tak salah." ucap Sehun sambil mengelus kepala Irene.
Irene tak berpindah dari tempatnya, ia hanya menunduk meratapi kesalahan yang ia perbuat karna egonya sendiri, ia melupakan tugas utamanya sebagai seorang istri dengan menolak Sehun.
"Ayo kita masuk, ini sudah dingin." ajak Sehun.
Irene hanya mengangguk pelan dan berjalan dengan pelan dibelakang Sehun, bahkan mereka lupa untuk mengobati luka di kaki Irene.
"kakimu, kita obati dulu."
Irene duduk sambil menatap Sehun yang dengan telaten membersihkan lukanya, ia sangat suka dengan sikap lembut Sehun sekarang.
Suasana menjadi sangat canggung karna tak ada satupun diantara mereka yang berani membuka suara. Irene menarik nafasnya perlahan, "hun, maaf atas kejadian yang tadi."
Sehun mengangguk pelan, walaupun ia sedikit tersinggung dengan penolakkan Irene tadi.
"aku belum siap karna aku berpikir hubungan seintim itu harus dilakukan karna dasar cinta bukan hanya gairah, namun itu malah membuatku melupakan tugas utamaku sebagai seorang istri." lirih Irene pelan.
Sehun tertegun , Irene tidak bersalah, ia tidak pernah menyatakan cinta pada Irene, ia juga tak pernah menghargainya, bagaimana bisa tiba tiba ia mengajak Irene untuk melakukan hubungan suami istri.
"lupakan saja." ucap Sehun dan pergi kekamarnya, meninggalkan Irene sendiri.
Balkon adalah tempat ternyaman bagi irene untuk menikmati angin malam sambil melihat bintang, namun hari ini tidak ada terlihat bintang dilangit, mungkin sebentar lagi akan hujan.
Hujan adalah salah satu hal favorit Irene, suatu keanehan memang, ia sangat suka hujan namun ia sangat membenci petir, sejak kecil ia benci petir, ia lupa penyebabnya tapi setiap ia melihat petir ada satu trauma yang melintas dipikirannya.
tik..tik..tik
Rintik rintik hujan yang semakin lama semakin deras mulai turun membasahi bumi, Irene mengulurkan tangannya keluar dan merasakan dinginnya air hujan di permukaan kulitnya.
DUARRR..
Irene terduduk dan menutup telinganya sekencang mungkin, namun suara petir tetap saja terdengar ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Love
Fanfiction"aku tak tau apa yang harus kulakukan." -Sehun- "aku sadar ini cinta sepihak." -Irene-