Hati ini terasa sangat sakit, aku baru saja merasakan kesenangan beberapa jam yang lalu, aku menikmatinya, aku baru saja melupakan semua yang telah terjadi dan mencoba membuka lembaran baru, tapi semua itu mustahil.
Irene masuk kedalam apartment, air keluar tanpa diminta, semakin deras dan malah tak berhenti, luka yang belum sembuh malah semakin terbuka.
Tok..Tokk
Irene segera menghapus air matanya dan segera membuka pintu. Sehun berdiri sambil dengan senyum terindahnya seolah tidak terjadi apa apa.
"kau belum tidur ?"
Irene hanya menggelengkan kepalanya pelan dan segera pergi ke dapur, ia tak tau apa tujuan nya pergi kedapur yang pasti ia tak mau Sehun melihat air matanya mengalir sekarang.
Irene membuka pintu kulkas dan berusaha keras menghentikan air matanya, "kau sudah selesai bertemu dengan temanmu ?" ucap Irene berusaha bersikap sebiasa mungkin.
"sudah, kami berbicara banyak tadi."
"ohh." Irene tetap berada didepan kulkas, air matanya kembali mengalir deras, ia berharap Sehun mengucapkan kejujuran atas pertanyaan nya tadi, tapi ternyata Sehun masih berbohong.
nit..nit..nit
(*anggep aja bunyi kulkas kalo kelamaan dibuka.)Sehun menatap Irene yang tak berpindah dari tempatnya, ia hanya menatap kulkas tanpa mengambil apapun.
"kau membuka kulkasnya terlalu lama sayang." Baru saja Sehun ingin melingkarkan tangannya dipinggang Irene, Irene langsung menepis tangan Sehun dengan cepat.
"kau kenapa ?" tanya Sehun, terdengar jelas nada kaget Sehun disana.
"ah tidak, aku mengantuk." ucap Irene sambil menunduk dan berusaha menjauh.
Tentu saja itu tidak mudah, Sehun dengan sigap menahan tangan Irene agar tak bisa pergi, perubahan sikap Irene sangat drastis, "kau mengantuk ? kalau begitu ayo kekamarku." ucap Sehun pelan, tapi tatapan nya tajam mencari tahu apa yang terjadi dengan Irene.
"aku dikamarku saja."
"kenapa kau menjadi seperti ini ?" tanya Sehun.
"aku hanya sedikit kelelahan."
"yasudah kau tidur bersamaku saja, kenapa harus dikamarmu ?"
"tidak, aku sangat mengantuk, permisi.
"JAWAB AKU IRENE!" bentak Sehun, ia tak tau kenapa Irene berubah secepat itu dan itu membuat ia bingung.
"a-aku tak papa." ucap Irene dengan nada bergetar sambil menahan tangis.
"jawab aku dengan jujur."
"aku serius, aku hanya sangat lelah, lelah sekali." lirih nya pelan sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Sehun.
"kumohon lepaskan, aku sangat lelah Sehun." lirih nya pelan, air matanya sudah terjun bebas, pertahanannya hancur.
"apa aku menyakitimu ?"
"aku hanya lelah." ucap Irene pelan.
"aku tak suka kebohongan Irene." ucap Sehun tajam.
"tapi kau baru saja berbohong." balas Irene membuat Sehun bungkam dan genggamannya melonggar.
"kau tidak bertemu temanmu kan ?"
"kau bertemu Hayoung kan ?"
"Kenapa kau tak berterus terang ?"
"JAWAB AKU OH SEHUN!" Irene memukul dada Sehun dengan keras dan menangis sekencang yang ia mau.
"aku lelah jika seperti ini terus." Kakinya sudah tak mampu menahan badannya lagi, ia jatuh kelantai, badannya jatuh kelantai, tapi hatinya jatuh jauh lebih dalam dan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Love
Fanfiction"aku tak tau apa yang harus kulakukan." -Sehun- "aku sadar ini cinta sepihak." -Irene-