Andai saja bel masuk tidak berbunyi, Felli pasti sudah ada dibagian kelas dua belas untuk mencari dimana keberadaan kakak kelas bernama Elfar itu. Ia ingin mengucapkan terima kasih karena telah membantunya dari Eric. Felli itu juga termasuk tipe cewek yang tidak sabaran. Jadi, apa yang memang ia ingin lakukan, maka harus ia lakukan detik itu juga. Namun, karena bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, ia terpaksa masuk ke kelas dan memendam niatnya dulu. Masih ada waktu lain untuknya meminta maaf.
Felli juga sempat dilanda rasa penasaran mengapa tidak melihat batang hidung Mark seharian di sekolah. Cowok itu juga tidak menghubungi Felli. Padahal, Mark pernah bilang kalau ia akan makan bersama Felli setiap hari di kantin. Felli tidak terlalu mengharapkan itu sebenarnya.
Sambil menunggu guru datang, Felli ingin menanyakan banyak hal kepada kedua teman barunya, Rini dan Nisa. Masih banyak hal yang ingin ia ketahui tentang sekolah mereka, dan murid-murid didalamnya. Ia tidak mau kejadian seperti tadi terulang lagi. Felli juga sempat bersumpah didalam hatinya kalau ia tidak akan pernah lagi melihat wajah kakak kelas bernama Eric berserta kawan-kawannya.
"Rini, Nisa, lo berdua bisa jelasin apa-apa aja yang harus gue hindarin di sekolah gak? Terus, tentang orang-orang penting di sekolah ini. Gue nggak mau kena masalah karena nggak tahu apa-apa," kata Felli penuh harap.
Rini dan Nisa saling menatap, kemudian serentak mengangguk.
"Gue bakal jelasin sama lo semuanya. Tapi nggak banyak sih, soalnya gue juga nggak banyak tahu. Yang gue tahu aja deh, ya."
Felli mengangguk cepat. Ia sudah siap mendengar penjelasan Rini. Kini ia sedang memasang tampang seriusnya.
"Di sekolah ini tuh, ada beberapa pentolan sekolah. Nah, yang paling terkenal itu geng Mereka itu berasal dari bermacam-macam kemampuan. Ada yang orang kaya, terkenal, dan lain-lain. Tapi, orang kaya di sini belum tantu terkenal. Cuma orang hebat aja, yang punya kelebihan lain. Nggak cuma yang kaya aja yang terkenal. Yang biasa-biasa aja tapi hebat juga bisa terkenal,
Contohnya Kak Eric yang tadi di kantin. Dia itu terkenal sampai diluar sekolah karena suka berkelahi. Gue denger-denger, Kak Eric dari keluarga biasa aja. Yang kedua Kak Cinta. Lo pasti belum liat dia kaya gimana. Dia itu selalu make-up tebel dan rempong. Dia terkenal sampai diluar sekolah karena cantik dan rempong. Dia dulu mantan anggota cheers, makanya terkenal. Nah, yang sangat terkenal lagi, ada di sekolah kita juga. Dia Kak Farga. Cowok yang tadi nolongin lo di kantin. Yang tadi nerima piala pas apel. Lo inget, 'kan?"
Felli mengangguk. "Terus-terus?" Ia mulai dilanda rasa penasaran tentang cowok bermata tajam itu.
"Dia itu cucu pemilik sekolah kita. Dia itu pewaris tunggal karena dia cucu satu-satunya dari Mamanya. Kalo nggak salah, Mamanya anak tunggal, sedangkan Papanya dua bersaudara. Jadi, Kak Farga itu terkenal karena kekayaannya. Tapi tapi tapi, nggak hanya itu bossku! Kak Farga itu definisi sempurna yang sebenarnya. Dia itu kaya raya, tapi nggak pamer harta. Dia itu pinter banget dan jago basket. Udah banyak lomba yang dia ikutin dan selalu menang. Lo liat sendiri, 'kan, tadi dia nerima hadiah lagi? Nah, itu yang bikin dia terkenal banget sampai disemua sekolah. Kak Farga juga ganteng banget, terus tinggi lagi, aduh. Tapi sayangnya, dia itu dingin, Fel. Dia jarang ngomong dan benci keributan." Rini menjelaskan panjang lebar.
Felli tercengang mendengar penjelasan panjang Rini. Ia tidak menyangka jika ada manusia seperti cowok bernama Farga itu. Meski dirinya belum terlalu mengenal cowok itu, entah mengapa, ia bisa menyimpulkan kalau Farga adalah cowok sejuta pesona yang bikin kaum hawa menjerit, seperti pada novel-novel yang dibacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELFARGA
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Fellicya Arscharlie. Gadis yang unggul dalam seni beladiri, namun tak unggul dalam urusan hati. Mampu menangkis pukulan lawan, namun tidak dapat menangkis pesona seorang Elfar Gabrielo. #27 diteenfiction