Komennya janlupa!
***
Felli meletakkan pulpennya di atas buku, lalu merenggangkan otot-otot punggungnya yang pegal karena sejak tadi sibuk menyalin catatan. Lelahnya bukan main. Dua jam pelajaran hanya diisi dengan menyalin materi.
Namun, ketika suara bel istirahat berseru nyaring, rasanya melegakan sekali. Mau sujud syukur sepertinya itu terlalu berlebihan. Jadilah Felli hanya mengucapkan kata ‘Yes!’ dengan suara pelan. Jika terdengar oleh sang guru, bisa-bisa ia dicap sebagai siswa tidak sopan dan akan berpengaruh pada nilai sikap.
“Ngantin yuk, Fel, kemarin lo nggak ikutan, masa sekarang enggak lagi?” Rini mencebikkan bibirnya.
Felli memang sudah jarang ke kantin semenjak kejadian Erik waktu itu. Entahlah, hanya tidak mood saja. Namun, rasa-rasanya ia rindu juga makan bareng kedua temannya. Apalagi ada hal yang ingin ia bicarakan.
“Ayo deh.” Felli mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu memasukkannya ke dalam saku seragamnya.
“Bentar.” Rini buru-buru memoleskan sedikit liptint berwarna natural ke bibirnya.
“Dih, ke kantin aja harus lipstikan dulu?” Tanya Felli.
“Iyalah! Entar kalo doi ngeliat, gue nggak kelihatan buluk-buluk amat.”
Rini merapatkan kedua bibirnya, lalu membuka tutup mulutnya dengan cepat, bermaksud meratakan polesan liptint-nya. Memang, diantara mereka bertiga, Rini termasuk orang yang ribet. Apalagi ia termasuk dalam jejeran cewek heboh diangkatannya. Nama Rini juga lebih banyak dikenal siswa lain daripada Nisa.
“Skuylah!” Rini merangkul lengan Felli dan Nisa bersamaan, kemudian berjalan keluar dari kelas.
“RINI! LIPSTIK LO KETEBELAN!”
Suara teriakan cowok yang berasal dari sudut kelasnya memaksa Rini untuk memghentikan langkahnya. Cewek itu menatap nyalang ke sumber suara.
“SEWOT AJA LO BABI! EMANG GUE MAKE LIPSTIK MURAHAN EMAK LO?!” Dengan satu tarikan napas, Rini membalas perkataan teman kelasnya itu dengan nyaringnya, membuat beberapa teman kelasnya yang lain mengalihkan fokus kepadanya.
Nisa cepat-cepat membawa Rini keluar dari kelas, sebelum masalah semakin besar dan adu mulut terjadi. Sudah dikatakan kalau Rini itu super heboh. Suaranya sangat nyaring melengking, dan sering mengeluarkan kalimat pedas. Itu juga yang membuatnya dikenal seangkatan.
Seperti pada kejadian satu tahun lalu, saat razia barang-barang oleh anggota Osis, Rini terlibat percekcokan dengan salah satu anggota Osis cewek yang merazia sisir yang dibawanya.
“Sisir aja disita? Heh, nggak mampu lo beli sisir, hah?”
“Jangan sembarangan ngomong lo! Lo kira gue mau make sisir lo?”
“Kalo gitu balikin sisir gue! Aturan apaan sih ini, hah? Anak Osis sengaja apa nyita sisir sama makeup biar kita jelek, terus mereka aja yang cantik? Gila aja!”
“Aturan ya aturan! Udah tahu dilarang, kenapa masih lo bawa?”
“Karena aturan lo aneh bego! Lo mau ngeliat rambut kita-kita berantakan kek genderuwo, hah? Gue yakin, lo juga pasti bawa sisir ‘kan? Ngaku lo!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ELFARGA
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Fellicya Arscharlie. Gadis yang unggul dalam seni beladiri, namun tak unggul dalam urusan hati. Mampu menangkis pukulan lawan, namun tidak dapat menangkis pesona seorang Elfar Gabrielo. #27 diteenfiction