- BLIND 7 -

21.8K 2K 51
                                    

Keadaan kini semua sudah membaik. Chad sudah tak khawatir dengan adiknya begitu juga Julia yang sudah cukup tenang. Chad hrus kembali bekerja seperti biasa.

"Chad kau dipanggil keruangan Julia sekarang," itu yang Chad dengar dari Stephen salah satu pekerja disana. Chad dengan perlhannya pergi menuju keruangan Julia yang cukup jauh dari arah Pantry. Chad mengetuk pintu ruangan Julia perlahan berharap Julia berada didalam. "Masuklah,". Setelah mendengar suara tersebut Chad masuk kedalam ruangan Julia, "Julia apa kau memanggikku,". "Ah Chad yah aku memanggilmu, bisa kah kau menolongku," tanya Julia. Chad dengan gembirnya mendengar kabar tersebut, kenapa ? tak jrang orang yg meminta pertolongan dengannya karna kau tahu kenapa. Mendengar permintaan itu dengan senangnya Chad menerimanya. "Bisakah kau mengantar berkas ini keruangan Richard dilantai 9,". Awalnya Chad cukup ragu karna ia harus mengantar berkas itu kepada Richard sedangkan ia begitu takut terhadapnya, tapi ia benar-benar senang karna Julia meminta bantuannya bukan orang lain itu berarti Julia mempercayaiku untuk melakukan pekerjaan ini.

Chad memegang berkas yang berada ditas yang ia jinjing dan sebelah tangannya masih menuntunya menuju lift yang ada didepannya. Ia mencoba menekan tombol disana, dan menunggu suara lift terbuka. Setelah mendengar tanda tersebut, Chad masuk kedalam bersama orang-orang sekitarnya. "Hey apa kau tak menekan tombol ?" tanya Seseorang disaana. Chad baru sadar jika ia harus menekan tombolnya, "bisa kau tunjukan dimana nomor 9 ?". "Kau menyusahkan!" Seru lelaki tersebut. Chad cukup terdiam mendengar pernyataan tersebut tapi ia tetap mencoba tersenyum.

Chad sungguh tak nyaman didalam sana, bagaimana bisa ia bertahan ditengah orang-orang yang menceritakannya. "Bagaimana mungkin lelaki buta ini bekerja disini ?". "Siapa HRD yang menerimanya ?" "Mungkin dia hanya dikasihani,". Mereka semua menceritakan Chad seakan-akn ia tak pernah ada disana walau Chad tahu dari awal dia sudha tidak pernah ada disana. Chad sudah tahu bagaimana harus mengontrol hatinya menerima cacian tersebut. Ia tak akan marah, apa yang mereka katakan juga benar menurut Chad jdi tak perlu dipermasalahkan. "Ini lantai 9, keluarlah !" Seru salah satu orang disana.

Perlahan Chad keluar dari lift tersebut. Mengingat dimana arah ruangan Richard sesuai perkataan Julia tadi. "Dimana ruangan Mr. Richard," tanya Chad ditengah sana, berharap ada seseorang yng bisa menjwabnya. "Kau sudah berdiri didepannya Bodoh !" Seru seseorang.

Ternyata sedari tdi Richard sudah ada disana. Ia baru saja datang. Ia cukup kaget melihat lelaki buta itu berputar-putar aneh didepan ruangannya. Lelaki itu tiba-tiba saja berubah menjadi patung setelah mendengar sahutan Richard. Chad yang kaget mencoba mundur menunggu Richard masuk keruangannya.

"Apa yng kau inginkan ? masuklah !" Seru Richard. Sebenarnya mood Richard tidak begitu baik pagi itu. Bagaimana tidak, semalam ia baru mendengar kabar jika sahamnya turun 10% dari bulan lalu. Tapi melihat Chad yang berdiri berputar-putar didepan ruangannya membuat Richard, apakah itu yang membuatnya sedikit tenang ?

"Aku membawakanmu berkas yang Julia perintah Tuan," balas Chad mencoba maju kedepan meja Richard. "Oh, susun diatas mejaku dengan rapi !" seru Richard lalu ia menerima telfon dari salah satu anggotanya. Chad cukup bingung dengan permintaan Richard, bagaimana bisa ia menyuruh seseorang yang buta untuk menyusun hal penting seperti itu. Karna tak ingin dimarah Chad mencoba menyusunnya sesuai dengan instingnya.

Setelah mengangkat telfon tersebut, Richard menjadi tambah emosi pagi itu, sahamnya kembali dipermasalahkan untuk rapat selanjutnya. Mendengar itu membuatnya muak dan semakin muak setelah melihat apa yang terjadi didepannya.

"Apa yang kau lakukan bodoh !" Teriak Richard. Ia begitu murkah saat melihat beberapa berkas penting itu sekarang berhambur diatas mejanya. "Maa...mafkan aku, aku tid...."

Chad benar-benar diluar kendali. Badannya bergetar hingga tongkatnya terlepas dari genggamannya. "Apa kau bodoh ! Kau baru saja menghamburnya bukan menyusunnya !" Teriak Richard yang semakin membuat Chad panik. "Maafkan aku, maafkan aku Tuan, aku tidak bermaksud,". "Dasar bodoh ! Seharusnya aku sudah memecatmu dari awal ! Sekarnag pergi ! atau kau kupecat !"

Teriakan itu berhasil membuat Chad benar-benar ketakutan. Ia tak pernah mengalami hal menakutkan seperti ini. Ia bingung bagaimana ia harus bergerak sedangkan tongkatnya jatuh entah kemana. Ia masih mencoba mencarinya dan,

"Astaga !!! Lihat sekrang ? Kau menghancurkan segalanya disini! Kau benar-benar membuatku emosi bodoh ! Ambil ini dan sekarang kau dipecat !!"

Chad menerima paksa tongkatnya dari Richard. Ia tak sengaja menabrak vas yang ada dimeja Richard dan membuatnya hancur berkeping-keping. Sungguh Chad tak pernah memikirkan ini semua. Ia sungguh menyesal dan ketakutan. Badannya bergetar dan ia menangis. Chad menangis berjalan keluar dari sana. Ia sudah menghancurkan segalanya. Menghancurkan pekerjaanny, kepercayaan Julia, dan kebahagiaannya. Setelah ini tak ada yang bisa ia lakukan selain menyesali perbuatannya dirumah.

Chad benar-benar ketakutan hingga ia harus menggunakan tangga darurat agar bisa pergi dari sana. Sesampainnya dibawah sana ternyta Julia melihat Chad yang begitu ketakutan dan beralih pergi dari kantor. "Chad, Chad ada apa dengnmu ?" Tanya Julia menghentikan Chad. "Maa..mafkan aku Julia, aku sudah menyusahkan kalian semua,". "apa maksudmu, Chad, Chadd". Julia masih berteriak saat Chad pergi dari hadapannya.

Julia merasa semua ini pasti karna Richard. Dengan amarah yang masih membabi buta diotak Julia, ia pergi menemui Richard saat itu juga. Tak peduli siapa bos dan siapa pegawai disana. "Apa yang kau lakukan dengan Chad bodoh !" teriak Julia memasuki ruangn Richard begitu saja. "Aku memecatnya,". "Apa yang dia lakukan ? Kau membuatnya mati ketakutan dibawah snaa !". "Kau harus menyalahkan dirinya kenapa ia membuat ruanganku hancur seperti ini ?". "Ini semua salah mu ! Kau psti menyuruhnya yang tidak tidak ! ia hanya kusuruh mengantar berkasmu !". "Aku hanya menyuruhnya menyusun berkas itu tak lebih,". Julia menjadi lebih emosi dengan pernyataan Richard. "Kau bodoh atau apa ? Kau menyuruh seorang lelaki buta menyusun berkasmu ? Dasar bodoh ! Intinya jika kau memecat Chad, aku juga akan pergi dari sini !"

Alhasil setelah kemarahan Julia tetap saja Richard akhirnya tunduk dengan Julia. Ia tidak bisa apa-apa melawan wanita itu sekalipun dia adalah bawahannya Richard. Julia cukup merasa bersalah atas itu semua karna jika bukan dirinya Chad tak perlu pergi seperti ini.

Berbeda dengan Julia yang mencoba menjelaskan semuanya kepada Chad, kini Richard malah memikirkannya.

Yah, kali ini Richard tak salah lagi. Dia memikirkan Chad. Bahkan ia baru bisa mengingat nama lelaki itu. "Bagaimana mungkin seseorang yang buta sepertinya memiliki mata seindah itu ?". Sungguh Richard tak pernah ingin mengatakan hal itu. Tapi dia benar-benar kagum melihat kedua mata Chad. Dia baru sadar jika Chad memiliki mata yang begitu indah dengan warna biru terang disana. Air matanya yang mengalir dari snaa membuat mata itu terlihat begitu indah. Richard cukup bingung dengan kepolosan yang Chad miliki. Bagaimana dia bisa bertahan seperti itu ? hidup dengan kegelapan disekelilingnya. Sungguh, Richard tidak bisa mengalihkan pikirannya dari kedua mata itu.

BLIND [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang