- BLIND 25 -

15.8K 1.3K 29
                                    

RICHARD POV

Kupikir hari itu tidak akan terjadi. Kupikir saat itu hanyalah angan-anganku saja. Semuanya benar-benar sudah terjadi. Antara diriku dan Chad. Kami berdua benar-benar saling mencintai, walau Chad masih canggung untuk mengakui ia mencintaiku. Chad terlalu pemalu untuk semua hal yang berbau cinta, aku tahu itu bukan untuknya, tapi bukan berarti ia tidak bisa mencintai. Ia sudah berhasil membuatku jatuh cinta terlalu dalam dengannya, terlalu dalam yang membuatku sama sekali tidak bisa melepaskan dirinya sekali lagi, dan tidak ada yang harus kusesali dengan itu.

Chad masih bekerja diperusahaanku. Dia sebenarnya sudah ingin kuangkat menjdi asistenku atau menjadi apapun yang bisa membuatku selalu bertemu dengannya kapan saja, tapi ia tetap menolak dan menginginkan pekerjaan lamanya. Ia sudah mencintai pekerjaannya di Pantry, dan alhasil aku tidak bisa ap-apa selain memberikannya. Untuk Julia, dia masih berkerja sebagai HRD disini, beberapa hari ini memang cukup sulit untuknya karna pernah membohongi Chad, dia terlalu menyayangi Chad seperti adiknya sendiri, dan terkadang aku bisa saja cemburu akan mereka berdua. Bobby ? Dia benar-benar bocah yang bisa diajak kerja sama, dia sangat menyetujui hubunganku bersama Chad, atau Chady, aku akan memulai memanggilnya seperti aku. Bobby cukup bisa kuhandalkan untuk menjaga Chady saat dia tidak bersamaku atau saat ia sedang dirumah.

dan terakhir, Dilan. Sungguh diantara semuanya hanya Dilan yang benar-benar masih menjdi masalahku. Ia masih saja tidak ingin bertemu atau berbicara denganku. Sepengetahuanku, ia sedang berada diluar negri entah untuk apa, tapi setelah hari dimana ia mendatangiku dikantor itu adalah terakhir kalinya aku melihat Dilan, sungguh aku ingin menyelsaikan semuanya, membuatnya jelas tanpa merusak hubungan pershabatan kmi walau sebenarnya itu semua sudah terjadi.

"Julia... kekantorku sekarang !" Seruku dalam telfon. Aku memanggil Julia karna ada sesuatu yang belum selesai kulakukan. Aku menunggu Julia sembari melihat lembaran kertas yang akan kuberikan kepada Julia. "Ada apa kau memanggilku ?" Tanya Julia yang masuk kedalam ruangan Richard. "Dimana Chady ku ?" tanyaku tersenyum lebar. "Sejak kapan kau memanggilnya Chady ? Kau menjijikan Richard," seru Julia tak terima. "Jdi, ini memgenai Chad, aku masih belum memberikannya ini," lanjutku memberikan kertas itu kepada Julia. "Kau belum melakukanny ? dan kau memanggilku untuk ap ? memberikannya kepada Chad ? Hell na, kau kekasihnya dan kau harus yang memberikannya," seru Julia menolak. "Oh ayolah, kau tahu aku tidak bisa dengan kata-kata memalukan itu," seruku lagi. Sungguh aku ingin memberikannya kepda Chad sekarang juga, tapi aku tetap saja Richard. Richard yang begitu penuh dengan gengsi terhadap siapapun termasuk kekasihny sendiri.

"Aku tidak bisa menolongmu Richard, maafkan aku," seru Julia pergi dari hadapanku. Aku sudah mulai bingung, apa yang akan kukatakan kepada Chad ? Bagaimana jika ia tersinggung dengan keinginanku, apa aku harus mengajaknya dengan kata-kata yang bermajas agar ia mau ? kau berlebihan Richard.

Sore itu aku akan mengantar Chad pulang, itu sudah jadi kebiasaanku untuk mengantar Chad pulang. Aku tidak akan membiarkannya pulang mengenakan bus kota itu lagi. "Kau sudah selesai ?" Seruku masuk kedalam pantry melihat Chad yang duduk terdiam dan siap dengan tas yang ia selempangi dibadannya. "A..aku sudah siap," jwab Chad masih terbata-bata. "Ayo, aku sudah ingin pulang," jawabku menjemputnya dan menggenggam tanganny. Seperti yang kubilang, Chad terlalu pemalu untuk hal-hal romantis yang kulakukan untuknny.

"Apa kau lapar ?" Tanyaku kepda Chad. Ia hany menggeleng menandakan ia tidak lapar. Sebenarnya aku ingin mengatakan mengenai operasi matanya, tapi aku terlalu takut. "Ch...ad, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu," seruku. "Ka..katakanlah, aku akan mendengarkanny," balas Chad sambil tersenyum dnegan manisnya. "A...aku, aku ingin...." ayolah Richard kau bisa.... "aku ingin,".... "menemaniku untuk makan malam, malam ini," balasku bodoh. Aku hanya perlu mengatakan apa yang harus kukatakan dan kenapa aku terlalu bodoh dan sulit untuk mengatakannya.

"Baiklah, aku akan menemanimu," jawab Chad tersenyum lebar. "Ke..kenapa kau terlihat bahagia ?" tanyaku lagi. "Karna.... karna aku ingin menemani Richard," jawabnya dengan malu-malu yng membuatnya begitu manis. "Aku akan menjemputmu malam ini," seruku dengan bahagia.

Aku berniat akan mengatakannya malam ini, mengatakannya dengan spesial disaat makn malam romantis kami. Jadi aku sudah bersiap-siap dengan jasku dan dasi kupu-kupu yang terlihat keren didiriku. Tepat jam 7 malam aku menjemputnya dengan mustang hitamku dan siap menjemput dirinya tepat didepan pintunya. Aku mengetuk pintu itu berharap ia sudah siap dengan dirinya.

Chad membuka pintu itu. Ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam yang terlihat begitu manus ditubuhny. "Ri..richard ?" Tanya Chad bingung. "Ini aku," balasku dengan bahagianya melihat kekasihku begitu manis. "Apa aku terlihat baik-baik saja seperti ini, hanya ini yang kumiliki," seru Chad malu dengn dirinya. "Kau sempurna Chad, ayo pergi," jawabku menarik tangannya.

"Kemana kita akan pergi ?" Tanyaku. "Terserah dirimu, aku hanya ikut," balas Chad. "Ayolah, aku ingin mendengarnya darimu," seruku lagi. "Hmm kalo begitu bagaimana dengan rumahmu, kau bisa makan malam disana," jawab Chad. "Dirumahku ? Tidak ada makanan disana, bahkan lemari pendinginku hanya berisikan Bir," balsku lagi. "Aku akan memasak untukmu," balas Chad dengan antusiasnya. Sebenarnya aku tak ingin, yang ada dipikiranku adalah kami berdua akan malam dengan romantisnya di restoran bintang 5, tapi aku tidak akan mungkin menolak keinginan Chad untuk memasakan makanan apalagi dengan senyumnya yang begitu manis kala itu.

"Kalau begitu kita hrus membeli beberapa bahan, kau tidak mungkin bisa memasak tanpa itu semua," seruku. "Padahal aku sudah siap dengan jas dan dasiku, kupikir kita akan makan malam dengan romantis malam ini" Lanjutku lagi. "Kau tidak perlu Richard, aku lebih suka memasakanmu, aku senang jika membuatmu bahagia karna makananku," jawab Chad dengan tangannya yang mengarah kediriku dan ia, ia menggengam tanganku. Chad benar-benar menggengam tanganku dengan pandangannya mengarah keluar mobil, awww dia terlihat begitu manis dengan sikap malu-malunya..

To Be Continue....
Jangan lupa votee + komen yang banykkk 🔥

BLIND [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang