Marcell dan Wewe Gombel

5.7K 273 3
                                    

Malam itu begitu terang karena sinar bulan purnama yang begitu indah diliat dari sini. Ya disini, diatas atap corran podium sekolah saya sama Avil dan Hadli lagi duduk santai sambil menunggu jam 12. Karena jam segitu adalah awal kegiatan yang paling ditunggu saat malam pelantikan seperti malam itu, yaitu kegiatan jurit malam.

Kita ngobrolin tentang kisah asmara Avil dan Arini yang kandas, padahal dari SMP kelas 7 pacarannya, eh pas beda SMA harus putus. Avil Pambudy itu adik angkatan saya di pramuka WJS kira kira beda 5 tahun sama saya. Orangnha baik, tanggung jawab, pekerja keras, dan masih mengejar cita-cita buat jadi tentara. Sayangnya badannya kurang tinggi meski berotot ini yang membuat dia sering gagal dikala ujian TNI.

Singkat cerita jam 12 akhirnya datang juga, semua peserta pelantikan ramu dibangunin. Dan panitia sudah berangkat ke pos nya masing-masing. Tinggal saya, Hadli dan udin yang bertugas memberangkatkan peserta.

Satu persatu regu peserta diberangkatkan, tapi untuk peserta putra berangkatnya sendiri sendiri. Sebelum berangkat, di kasih pengertian terlebihdahulu tentang kegiatan ini, dan juga rute yang akan mereka tempuh. Sebenarnya rutenya gak terlalu jauh, hanya berjalan ke arah lapangan Kadu Bereum di belakang sekolah, tetapi melewati komplek bougenville dan kebon kebon warga.

Saat memberangkatkan peserta, banyak yang masih menunjukkan wajah takut tapi kita semangatin mereka supaya lancar acaranya. Nah pemberangkatan terakhir itu peserta laki-laki namanya Marcell. Dia itu badannya paling tinggu dan besar, kalo ibarat kartun mah kayak Mishka di marsha and the bear. Rambutnya keriting, kulitnya coklat khas orang Indonesia. Waktu dia kedepan menghadap ke kita keliatan mukanya paling pucet, kita fikir dia ketakutan.

"Cell, kamu kenapa koq mukanya gitu?" tanyaku.

"Engga papa kak." Jawabnya.

Hadli ikut bertanya "kamu takut? Ngomong aja, kalo iya kamu tidur aja sana ke barak. Tapi ga jadi dilantik lho!"

"Berani kok kak.. Aku gak takut!" balasnya.

"Gak takut tapi keringet dingin gitu kamu ih, kenapa?" tanyaku masih heran melihat keringet di dahinya padahal suasana dingin malem itu.

"Oh gak papa kak, aku bisa kok!" jawabnya lagi.

"Oh yauda, dengerin nih yah jalannya ke belakang sekolah, pas di perempatan komplek lurus aja ke arah lapangan ikutin jalan setapak, nanti di lapangan itu pos 1. Ngerti Cell?" Avil menjelaskan rute perjalanan.

"Siap mengerti kak!" jawabnya

Saya masih ragu sama dia, makanya saya suruh dia jelasin lagi rute yg tadi. Ternyata dia jawab dengan bener, yaudah dia saya suruh berdoa habis itu dia kita suruh berangkat.

Setelah marcell berangkat saya putuskan buat ngajak Avill ke WC dulu, hehe saya yang sebenerny takut padahal mau pipis ke WC juga. Setelah itu saya, Hadli sama Avill berangkat ngikutin jalur yang kita kasih ke peserta tadi.

Setelah sampai di pos 1 yaitu di lapangan kadu merak saya Control apakah sudah datang semua, ternyata ada satu orang yang belum sampai. Padahal kita udah sampai dan bukankah kita yang berangkat paling akhir, ternyata peserta yang belum sampai itu adalah Marcell. Saya mulai panik mendengar kabar ini, apa benar Marcel hilaang?

------------------------+++++--------------------------
Jangan lupa Vote dan Coment

Pramuka Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang