Jendela Ruang Lab IPA #4

8.6K 358 4
                                    

Ka Rahmat mengeluarkan asap rokoknya yang tak sedap itu. Dan mulai bercerita kembali "Akhirnya pas pulang latihan pramuka hari kamis sore, jam 5an. Dan waktu itu hujan lebat lagi, gue sama ilham masih ngobrol di kelas belakang sekolah. Saat itu sekolah belum di pager jadi langsung berbatasan dengan kebon."

"Masih jelek yah pasti sekolahnya? Terus gimana ka Rahmat?" tanyaku penasaran.

"Iya, waktu itu gue lagi lagi lihat penampakan dodi yang pake baju pramuka tapi mukanya pucet. Gue ngajak ilham nyamperin dia, tapi ilham bilang dia gak liat apa-apa. Karena dia tahu gue bisa liat begituan, dia percaya aja dan ikut gue" kata ka Rahmat. Ilham itu temen ka Rahmat dan sampe sekarang juga instruktur pramuka dan paskibra di SMP, dia juga yang ngelatih aku waktu sekolah dulu.

"Lanjutannya gimana nih? Dia ngilang lagi tah?" komentarku atas ceritanya.

Ka Rahmat menaikkan lagi kakinya ke kursi dan selonjoran. "Dia ngilang lagi, tapi pas sampai di tempat dodi berdiri itu gue sama ilham malah ngedenger tepuk kan tangan 2 kali prokk prokk tapi pelan suaranya. Kita diem dulu, dan bener suara itu muncul lagi dari arah dalam kebon. Tapi kali ini disertai kata sandal , jadi suaranya prokk prokk sandaaal. Lu tau kan bay, maksudnya apa itu?"

Sejenak aku mikir dan ingat kalau tepukkan dua kali disertai kata sandal itu adalah kode komunikasi yang kita pakai dikala jurit malam (penjelajahan malam). Karena kondisi gelap, dan mungkin jarak antar anggota tidak berdekatan maka kode itu kita gunakan. Agar kita tahu bahwa kita sama sama anak pramuka winaya jaya sakti. Dan untuk menjawab kode tersebut kita harus tepuk dua kali dan bilang kata bolong. Sandi ini biasa disebut sandal bolong plesetan dari sundel bolong.

"Iya tahulah ka Rahmat" kata aku mengiyakan.

"Nah, ternyata ilham juga denger suara itu. Kita akhirnya sepakat mengikuti suara itu dan masuk ke dalam kebon meski langit masih gelap dan gerimis." kata ka Rahmat.

"Terus gimana? Makin ngeri amat ih?" Tanya ku penasaran

"Ya kita ikut suara itu, setiap kali kita berhenti karena kehilangan arah, suara itu muncul lagi. Sampai akhirnya kita tiba di jembatan kaburon di depan diklat. Disitu gue lihat dia ada dibawah jembatan itu dan bilang ke ilham. Ilham langsung inisiatif buat nyoba turun ke bawah. Gue udah bilang jangan sih tapi dia tetep turun dan bilang tanggung udah sampe sini" kata ka Rahmat.

"Berani amat yah ka ilham yah, ka Rahmat ga ikut turun?"

"Tadinya sih tetep diatas, tapi pas ilham di bawah dia teriak dan bilang kalo ada mayat di bawah. Otomatis gue langsung turun kebawah. Dan bener aja kita lihat telapak tangan keluar dari permukaan tanah basah bagian pinggir jembatan." jawab ka Rahmat.

"Waduh, serem amat, terus gimana?" tanyaku makin penasaran.

Pramuka Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang