Halo~
Aku menatap lelaki berwajah dingin di hadapanku. Dia tidak menyadari hal itu-dan tetap menikmati isi buku yang sedang di bacanya dengan tenang.
Bahkan sepertinya dia melupakan fakta kalau ada orang lain selain dirinya yang juga sedang berada di dalam rumahnya sekarang.
Namun, aku sangat memaklumi hal itu-karena bila sudah berhadapan dengan hal yang disukainya, Boby bisa melupakan segala hal.
Tanpa menyadari jika di sini ada seseorang yang sedang memperhatikannya-berharap dia bisa melihatnya lebih dari sekadar sahabat baik.
***
Aku-Shania Junianatha-hanya murid SMA biasa. Aku tinggal sendiri-tanpa ada sanak saudara yang menemani di kala sepi menyelemuti batin, hanya ada sunyi yang memakan semua rasa itu. Ironis, bukan?
Tapi aku mencoba menerimanya-dan berharap takdir baik segera menghampiriku.
Sampai dia hadir-seorang murid baru yang duduk sebangku denganku di hari pertama ia masuk di sekolah barunya.
Dia anak yang pendiam-dengan wajah tampan dan sorot mata tajam nan terlihat dingin. Namun, ada sebuah alasan yang membuatku selalu penasaran akan dirinya-dia bisa saja tiba-tiba tersenyum hangat dan melakukan hal 'langka' yang tidak terduga oleh aku dan sahabat-sahabatnya. Yang mana hal itu membuatnya mudah menjadi sosok murid populer dan dikelilingi oleh banyak teman.
Dan ku rasa.. aku mulai menyukainya. Rasa suka yang ku sadari sepenuhnya, menarikku jatuh terlalu dalam dan kemungkinan kecil untuk keluar dari belenggu cinta itu.
Bodohkah aku menunggunya-yang bahkan belum mengetahui bagaimana perasaanku terhadapnya?
***
"Kamu kenapa berdiam diri saja di sana?"
Suara itu membuatku terlonjak kaget. Lalu aku menoleh pada sumber suara dan mendapati Boby menatapku dengan heran.
"Eh, apa Bob, a-aku tadi tidak dengar," jawabku gugup-karena tanpa sadar, aku melamun lama sekali tadi.
"Kamu kenapa berdiam diri saja di sana?" ulangnya kembali.
Aku hanya tertawa kecil lalu menjawab, "Tidak apa, aku... aku permisi saja, Bob. Masih ada yang harus aku lakukan, daahh!" seruku lalu dengan segera menyambar tasku dan membawa langkahku keluar dari kamar apartemennya-tanpa sama sekali menatap Boby, yang mungkin kini menatapku semakin bingung.
***
Ah, tidak terasa, minggu depan adalah Ulang Tahunku yang ke-19. Dan kalau di hitung kembali, berarti sudah lewat tiga tahun aku menyukai-ralat, mencintai-Boby.
Namun, semuanya tetap sama. Kami tetap sahabat, tak ada yang berubah dari hal itu-walau pun aku telah lama mengharapkan hubungan yang lebih dari sekadar sahabat.
Tapi, aku hanya bisa berandai Ulang Tahunku kali ini akan lebih bermakna dari Ulang Tahunku yang lalu. Tahun kemarin aku mendapatkan hadiah berupa kejutan dari sahabat-sahabatku yang datang ke rumah tepat jam dua belas malam-dan Boby, dia ada di sana, memberi sebuah hadiah berupa snow globe-sebuah rumah kecil yang terdapat di dalamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot
Fanfictionya pokoknya ini cuma buat oneshot lah gitu.. hahahah Semua tentang Beby Dan Shania Atau.. Boby Dan juga Shania. Hahaha.