Please, Say No !

1.7K 87 2
                                    

Hallo.. Ada oneshot baru nih..

Dibuat iseng" sambil ngerjain lemburan pagi pagi buta..

Semoga suka..

Selamat membaca.. Hehe

***




"Boby, belikan ini."

"Boby, ayo pergi ke..."

"Boby, nanti malam aku ingin makan..."

"Boby, Boby, Boby..."

Setiap kali seorang Shania Junianatha meminta sesuatu kepada Boby Chaesar, pria itu tidak pernah menolaknya. Dia selalu berkata 'ya', dan melakukan apa pun yang diperintahkan Shania, memenuhi semua keinginannya. Terkadang, Shania berharap suatu hari nanti Boby berkata 'tidak', dan melarang Shania untuk melakukan sesuatu.

Setiap hari Shania selalu memikirkan kira-kira pertanyaan apa yang akan dijawab dengan kata 'tidak'. Memang, ada satu pertanyaan yang selama ini ingin ditanyakan kepada Boby, namun dia ragu untuk menanyakannya. Atau lebih tepatnya, dia tidak sanggup seandainya pertanyaan itu dijawab 'tidak' oleh sang pengawal pribadi.

Pagi hari ini cerah seperti biasanya, namun ada yang tidak cerah, hati sang direktur utama perusahaan terkemuka di jakarta. Entah sejak kapan kepalanya dipenuhi oleh keinginan untuk mendengar Boby berkata tidak, tetapi dia takut, jika kata tidak diucapkan oleh pria itu adalah, untuk menjawab pertanyaan yang akan ia ajukan sekarang. Ia baru menjalin hubungan dengan anak itu selama tiga tahun - setelah Farish kakak Shania melihat anak itu merintih kesakitan karena tertabrak mobil. Dan tidak ada satupun keluarga Dari anak itu yang menemuinya ketika ia sedang berada dirumah sakit, ketika itu Farish Dan juga Shania yang iba melihat Boby langsung mengajaknya tinggal dirumah Shania.

Pertanyaan itu kembali menghantui benak Shania bahkan ketika ia tengah memimpin sebuah rapat. Dia tidak mengerti kenapa pertanyaan bodoh ini tidak mau pergi dari otaknya. Wanita itu bersumpah, setelah semua pekerjaannya selesai, dia akan bertanya kepada Boby. Jawaban apa pun yang diberikan oleh pria itu, dia siap menerimanya. Walau Shania sangat ingin mendengar Boby menjawab 'tidak' untuk sekali, tetapi disisi lain dia tidak mau Boby menjawab 'tidak' untuk pertanyaan ini..

Langit sudah gelap ketika Shania selesai dengan pekerjaannya. Dengan lesu ia menatap jam dinding, sudah jam dua pagi! Perutnya berontak minta diisi, tapi mulutnya malas mengunyah makanan. Dengan lesu ia beranjak keluar dari ruang kerja, menuju balkon. Hamparan permukaan laut terbentang dihadapannya, pantulan langit malam tercipta indah di sana. Matanya berpaling ke arah pantai, dan terkejut saat melihat seorang pria berdiri di sana. Dia tahu siapa itu, terima kasih karena cahaya bulan purnama yang menyinari tubuh pria tinggi tersebut. Shania teringat dengan pertanyaan yang sempat menghantui pikiriannya, ia pun berlari ke pantai.

"Boby!" Panggilnya kencang, berusaha mengalahkan suara deru ombak.

Yang dipanggil menoleh, kemudian tersenyum lembut. "Baru selesai kerja?"

"Iya, begitulah..." Shania masih terengah-engah ketika sampai di dekat Boby. Pria itu mengulurkan tangannya, dan Shania menerimanya. Mereka berjalan menelusuri pantai sambil bergandengan tangan.

"Boby... aku, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu..." Suara lirih Shania memecahkan keheningan.

"Tanyakan saja."

Shania berhenti berjalan, membuat Boby juga ikut berhenti di depannya. Ada jeda cukup lama sebelum Shania bertanya. "Apa kau, menyukaiku?"

Tidak ada suara lain, yang ada hanya suara deru ombak ditambah hembusan angin malam. Boby menatap tepat ke manik mata Shania. Mulutnya terbuka dengan perlahan, dan menjawab...

OneShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang