.:1:.

10K 1.8K 237
                                    

"Look who's coming?!?!" Helen menghambur ke pelukan Nathalie saat wanita itu muncul di pintu rumahnya. Ia sangat merindukan istri dari adiknya tersebut.

"I miss you, Helen."

"I miss you more..."

"Apa yang terjadi dengan rambutmu?"

Helen menggerakkan kepalanya, "Kau suka?"

"As a blondie, you look gorgeous."

"Thanks...so, what brings you here?"

"Nothing."

"Nothing? Oh, come on, Nathalie...you can give me a better reason." Helen melihat mata wanita itu beberapa saat, ekspresinya melembut, "masuklah, aku akan membuatkanmu sesuatu."

Nathalie tersenyum dan menurut. Ia mengekor Helen, berjalan tepat di belakangnya. Pandangan Nathalie mencermati isi rumah kakak iparnya satu persatu.

"Jadi...kau tampaknya kau sudah memenuhi tempat ini dengan berbagai macam hal." Nathalie mengelus sofa putih di sampingnya.

"Na-ah, belum semua. Aku baru saja memesan jacuzzi yang tampaknya akan datang dalam tiga hari lagi."

"Jacuzzi?" Nathalie tertawa, tidak percaya dengan yang ia dengar, "I mean...here?? Dimana kau akan meletakkannya?"

"Oh, aku memutuskan untuk merombak halaman belakang menjadi tempat bersantai. Kau tahu lah, kolam renang kecil hanya untukku dengan tatanan taman dan jacuzzi yang pastinya sangat nyaman."

"Helen...ini bukan daerah perkotaan..."

"Lalu kenapa? Aku tetap bisa mendapatkan suasana pedesaan yang alami. Oh, kalau yang kau maksud adalah tentang keamanan, aku sudah menghubungi Ewan untuk memberikanku beberapa anjing yang 'lucu'." Helen memberikan gestur kutip saat mengatakan kata terakhir itu.

Nathalie menggelengkan kepalanya, "Pantas saja Aram mengeluh mengenai pembengkakan di kartu kreditmu."

"Hey! Aku boleh menikmati bagianku, kan?" canda Helen. Ia kembali menyibukkan diri dengan kotak jus jeruk di tangannya, "Omong-omong, bagaimana kabar adikku yang satu itu?"

"Kau mengatakannya seolah kau punya banyak adik, Helen."

"I have eight now, please remember it." Helen memberikan kedipan sesaat sebelum menyuguhkan segelas jus jeruk kepada Nathalie. Gadis itu hanya tersenyum. Helen memang sudah menjadi seperti sosok kakak baginya.

Dan mungkin itu alasan Nathalie mengunjungi wanita itu.

Nathalie terdiam beberapa saat sambil mengamati jus jeruknya, ia bahkan tidak yakin dengan apa yang membawanya ke sana.

"What happened?"

Suara lembut Helen menyadarkan Nathalie dari lamunannya. Ia tersenyum, lagi, kali mengamati mata hazel yang seolah mengatakan : apapun masalahmu, aku akan mendengarkannya.

"Nothing... it's just..." Nathalie mengernyit, "Apa...oh, aku tidak tahu bagaimana memulainya."

"Sebenarnya ada apa?"

"Mungkin lebih baik kalau kau melihatnya sendiri."

Nathalie membuka ponselnya dan mengetikkan beberapa hal di sana sebelum menyerahkan benda itu kepada Helen.

Artikel berita?

Helen membaca judulnya dalam hati : An Old Love in New York, Does The Billionare Has a Change of Heart?

My Unintended [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang