.:14:.

4.8K 1.4K 241
                                    

Pantulan bayangan di cermin menampilkan sosok wanita yang berpenampilan dewasa – rok pensil selutut dengan atasan satin tanpa lengan, dipadukan dengan clutch berwarna senada dan high heels hitam yang mempermanis tampilannya.

"Terlalu kaku."

Helen lalu mencoba pakaian yang lain, kali ini adalah dress lengan panjang berwarna hitam dengan aksen garis-garis putih di pergelangan tangan dan ujung rok yang menutupi lututnya.

"Aku pasti akan kepanasan karena memakai bahan wool."

Dan ia pun berganti pakaian. Pilihannya jatuh pada cocktail dress dengan rok A line berwarna hitam bermotif. Lalu ia mengenakan pump shoes berwarna beige, tidak lupa aksesori berupa kalung rantai yang cukup simpel namun elegan.

"Aku mau pergi kemana, sih?"

Helen berbalik dan mendapati tumpukan pakaian di belakangnya. Walk in closet miliknya sudah terlihat seperti baru saja terkena angin topan!

Ia mencoba mengingat-ingat perkataan Luke saat mengantarnya pulang kemarin...

Kami akan pergi ke soft opening sebuah toko gadget. Pemiliknya adalah teman Luke dan kemarin ia bilang padaku untuk bersikap santai saja. Tapi santai yang bagaimana???

Wanita itu kembali melepas pakaiannya.

TING TONG!

Oh, sial!

Helen mengambil salah satu jubah sutra dan memakainya. Ia kemudian berjalan menuju pintu depan, membukanya dan melongok dari balik pintu untuk mengetahui siapa yang datang.

"Hey..." sapa Luke.

"Ugh...kenapa kau sudah datang..."

"Memangnya kenapa? Sepertinya aku hanya datang 10 menit lebih awal." pria itu mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Sepuluh menit lebih awal? Luke, ini baru saja jam...oh, my..." Helen menepuk dahinya. Ia kemudian bergegas kembali ke kamar, tapi setelah beberapa langkah, ia terhenti dan berteriak kepada Luke – menyuruh pria itu untuk masuk dan menunggu di dalam rumah. Mendengar hal itu, Luke masuk dan melihat ruangan tersebut sudah kosong – Helen sudah masuk ke kamarnya, jadi ia memutuskan menunggu di sana.

Untuk beberapa menit, pria itu duduk di sofa, melihat-lihat keadaan sekelilingnya, membuka dan membaca majalah yang ada di atas meja. Ia melirik ke arah jam di ruangan itu lalu ke arah jam tangan miliknya, seolah memastikan bahwa mereka menunjukkan waktu yang sama.

"Uhm...Helen? Apa kau sudah siap?" Luke sedikit mengeraskan suaranya.

"Beberapa menit lagi!" suara itu terdengar dari dalam kamar.

Luke mengangguk, meskipun ia tahu Helen tidak akan melihat hal itu. Untuk beberapa menit, ia tetap duduk di sana, menyibukkan diri dengan aplikasi permainan di ponselnya.

"Baiklah, yang mana yang lebih bagus? Yang ini, atau yang ini?"

Suara itu tiba-tiba terdengar. Luke berbalik dan menemukan Helen sedang berada di belakangnya, memegang dua jenis pakaian yang masih tergantung di hanger. Pria itu memperhatikan keduanya, mengernyit lalu berkata, "Kau mau pergi kemana?"

Ekspresi wajah Helen seakan tidak mempercayai yang Luke katakan barusan, "Bukankah kau mengajakku pergi?"

"Benar, tapi ini hanyalah acara kecil – seperti pesta antar kerabat dekat untuk merayakan pembukaan toko tersebut. Pakaian ini terlihat seperti kau akan pergi ke cocktail party perusahaan ternama."

My Unintended [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang