.:15:.

4.7K 1.4K 804
                                    

Aram beranjak berdiri. "Aku ingin mengajak kalian jalan-jalan, sudah lama kita tidak melakukan itu. Saat perjalanan pulang tadi aku melihat beberapa toko yang baru dibuka, mungkin kau ingin berbelanja atau sekedar melihat-lihat?"

"Kau ingin apa?" Nathalie berharap ia salah mendengar.

"Mengajakmu dan Cheesy jalan-jalan, My Dear."

Oh, no...

Pria itu melangkah keluar ruangan, bermaksud menuju ke kamar mereka. "Bagaimana kalau kau bersiap-siap sekarang?" serunya dari luar ruangan.

Nathalie memerintahkan otaknya untuk bekerja lebih cepat. Aram ingin mengajaknya jalan-jalan ke sebuah daerah pertokoan yang baru saja dibuka. Astaga, bisa saja Helen juga berada di sana!

Apa yang harus kulakukan??

Ia harus menemukan cara untuk menahan Aram di rumah.

Nathalie mempercepat langkahnya menuju ke tempat Aram. Dengan tetap menjaga sikapnya agar tampak tenang, ia berkata, "Ehm...kenapa kita tidak berbelanja di tempat yang biasanya? Bukankah kau lebih mementingkan kualitas barang yang akan kau beli?"

Aram melepas kemeja yang ia kenakan, menampilkan tubuh atasnya yang sampai kini masih bisa membuat kaum hawa memujanya. "Tempat yang akan kita kunjungi adalah daerah pertokoan yang baru saja dibuka, Nathalie. Kau tahu, kan, bisa saja ada beberapa potensi yang dapat kita temukan di sana. Bisnis baru cenderung memerlukan modal yang banyak dan peluang untuk berinvestasi di dalamnya tidaklah sedikit." Ia berbicara sambil mencari-cari baju yang akan ia kenakan.

"Jadi tujuan utamamu adalah untuk berinvestasi, huh?" Nathalie memutar bola matanya.

Aram menoleh sejenak, menggodanya dengan berkata, "Kau terdengar kecewa, My Dear." Ia lalu kembali mencari baju yang pas untuknya. "Aku memang merindukan kalian, kau tahu itu."

"Kalau begitu, kenapa kita tidak di rumah saja?"

"Kau sudah terlalu sering menghabiskan waktu di rumah, Nathalie – tentu saja jika beberapa perjalanan kecilmu itu tidak kuhitung."

"Tapi aku merasa tidak enak badan."

Kali ini, perkataan Nathalie berhasil membuat Aram terfokus kepadanya, "Kau kenapa?"

Pria itu berjalan mendekati Nathalie yang hanya bisa mematung di tempat. Tangan Aram lalu mengarah ke dahi istrinya, memeriksa suhu badan Nathalie. "Apa kau demam?"

"Tidak...aku hanya...merasa tidak enak badan."

"Tepatnya apa yang kau rasakan? Apa aku harus memanggil dokter?"

"Tidak! Tidak perlu, aku hanya merasa sedikit pusing dan gelisah."

"Mungkin karena kau terlalu sering berada di rumah. Ayolah, aku yakin kau akan merasa lebih baik setelah kita berada di luar."

"Mungkin aku hanya perlu istirahat sebentar."

Alis Aram bertaut, "Jangan bilang kalau..." tangannya beralih ke atas perut Nathalie.

"Apa?" wanita itu bingung untuk beberapa saat sebelum sadar dengan yang Aram maksudkan, "Apa??? Astaga, tidak, Aram, bagaimana mungkin kau berpikir seperti itu??"

Aram mengangkat kedua bahunya, "We never know."

"Tidak secepat itu."

"Baiklah." Aram berbalik, kembali berjalan ke arah lemari. "Kalau begitu, sepertinya kau memang butuh refreshing."

Nathalie memejamkan mata sejenak, mengatur napas untuk menenangkan diri lalu belangkah sepelan mungkin untuk mendekati Aram.

Ini demi Helen.

My Unintended [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang