*ngintip dari balik pintu, takut ditimpukin*
lohaaa...
lama gak muncul, nih... kira-kira masih ada yang nungguin gak ya? X'D
maaf banget baru muncul sekarang. Aku baru bisa kembali setelah tenggelam dalam dunia tesis (T_T)
tapi sidang udah selesai dan sekarang lagi dalam masa2 revisi sambil nunggu buat wisuda XD
buat yang setia nungguin, update ini aku persembahkan buat kalian :*
Happy reading~
#############
Helen mengubah posisi bantal yang menyangga kepalanya, memastikan benda tersebut menghalangi cahaya matahari yang mulai mengganggu tidurnya. Tapi sepertinya ia memang tidak diperbolehkan untuk lanjut tidur pagi itu, suara ketukan di pintu kamar membuatnya mau tidak mau harus membuka mata.
Selama beberapa detik, otak Helen memproses situasi saat itu. Ia berada di kamar yang cukup asing baginya tapi tetap terasa familiar. Ah, benar, kemarin Mom meminta kami untuk menginap, pikir Helen. Ia masih termangu saat menyadari bahwa ketukan di pintunya belum berhenti.
"Masuk saja!" seru Helen dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun.
Ketukan terhenti dan pintu pun terbuka. Dibaliknya, terlihat sosok pria yang akhir-akhir ini selalu membuat detak jantung Helen meningkat. Kali ini pun tak terkecuali. Sosoknya yang topless dan hanya mengenakan celana pendek berwarna coklat tua membuat Helen berpikir bahwa ia masih bermimpi. Berkali-kali wanita itu mengedipkan dan mengucek mata hanya untuk memastikan bahwa apa yang ada di depannya bukan sekedar imajinasi.
"Wake up, sleeping beauty. It's time for breakfast."
Apa ini kenyataan? Jika ya, mimpi apa aku semalam? Oh Tuhan, tolong jadikan ini kenyataan.
Helen hanya bengong melihat Luke memasuki ruangan dengan nampan berisi makanan. Wangi roti yang baru saja dipanggang dan sedikit aroma jeruk menggelitik penciumannya.
"Breakfast in bed? Really, Luke?" ucap Helen tidak percaya.
"Kenapa tidak? Orang tuamu menyuruhku untuk memastikan kau sarapan pagi ini."
Helen semakin meragukan pendengarannya, "Tunggu dulu, orang tuaku mempersilakan kau memasuki kamarku dengan keadaan seperti itu?"
"Secara teknis, mereka hanya mempercayakan sarapanmu kepadaku dan aku sudah berpenampilan seperti ini bahkan sebelum orang tuamu pergi, aku tidak sengaja menumpahkan orange juice saat membantu ibumu memasak dan ayahmu tidak memiliki baju lain yang dapat ia pinjamkan. Bajuku saat ini sedang di dalam mesin pengering dan kedua orang tuamu sedang pergi untuk mencari oleh-oleh, mereka akan pulang siang nanti, mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unintended [PROSES PENERBITAN]
ChickLit"If shopping is what makes her happy, I'll just need to work hard so that she'll be happy. But I know she's more than those shopaholic girl. Whatever you say, I think she deserves more than what you think." (Luke McClary) "This isn't love. Yes, it's...