Bagian Dua (Terabaikan)

611 23 0
                                    

Semakin kencang aku mengejarnya

Semakin cepat bayangannya hilang dari pandanganku

****

Nay bergerak resah diatas tempat tidurnya. Ia baru saja menelpon Difa kurang lebih satu jam lamanya. Mereka membicarakan segala hal yang terjadi hari ini termasuk hari pertama Nay yang gagal bertemu Galang. Difa memberi saran agar Nay menghubungi Galang, tapi Nay tidak yakin Galang akan menjawab teleponnya atau membalas chat nya. Karena sejak dahulu Galang selalu mengabaikan chat dari Nay. Pernah satu kali dibalas itu juga sewaktu pertama kali Nay chat dan setelah mengetahui bahwa itu Nay, Galang tidak pernah menanggapinya.

"chat...gak..chat..gak..chat." Nay menghitung kancing piyamanya seperti sedang menjawab soal ujian

"Ntar kalo gue chat pasti gak dibalas...eh tapi kan terakhir gue chat itu dua bulan yang lalu. Bisa aja sekarang bakal dibalas karena dia kangen gue."

"Itu mustahil Nay." Gumam Nay sambil membenamkan wajahnya ke bantal

"Mending gue cerita sama Mira aja, siapa tau dia kasih solusi."

****

Mira membuka pelan kamar kakaknya seperti biasa tidak pernah dikunci.

Gelap.

Ternyata kakaknya sedang tidur dikasur dengan bajunya taekwondo yang masih melekat di tubuhnya. Sebenarnya ia tidak tega menganggu kakaknya yang sudah tertidur pulas. Ia tahu kakaknya sangat capek karena seharian berlatih untuk pertandingan taekwondo bulan depan. Akhirnya ia tidak jadi membangunkan kakaknya.

"nggg...kok terang banget sih..." Mira membalikkan tubuhnya dan langsung mendekati kakaknya yang masih setengah sadar

"Aduh sori, gue matiin lampunya lagi deh." Mira memandang kakanya dengan tatapan bersalah

"Yaudah matiin gih, capek banget nih gue." Ucapnya dengan suara serak

"Eh bentar....Dek ngapain ke kamar gue malam-malam ?" Tanya kakaknya sudah mulai sadar

"Cuma mau pastiin lo baik-baik aja. Kan dari kemarin lo latihan taekwondo terus, gue mau mastiin aja badan lo masih baik-baik aja."

"Curiga gue, jarang banget lo perhatian sama gue. Sekarang cerita sama gue sebenarnya lo mau apa. Jangan-jangan tadi di sekolah ada yang jahatin lo ya, sini bilang gue biar gue kasih pelajaran."

" Yaudah deh kalo lo maksa, jadi gini gue mau tanya doang sih sebenarnya. Lo kenal Nay gak?" Mira memandang Galang penasaran

"Oh followers setia gue itu, lo udah ketemu dia?" pertanyaan Galang membuat Mira semakin penasaran

Mira menceritakan kepada kakaknya tentang pertemuannya dengan Nay. Tentang Nay yang menyukai Galang sejak awal masuk SMP sampai sekarang selalu diacuhkan oleh Galang. Tentang Nay yang memiliki kepribadian menyenangkan dan mengasyikkan. Ia juga membujuk Galang agar membalas chat dar Nay karena Mira tidak tega melihat Nay galau karena memikirkan Galang.

Drt..Drt..Drt..

"Siapa kak ?" Mira penasaran siapa orang yang mengirimkan pesan ke kakaknya itu. Jangan-jangan Nay karena tadi Mira memberi saran agar Nay chat Galang agar perasaannya sedikit lega

"Nay." Galang melempar handphonenya ke atas kasur

"Balas dong kak, lo tuh tega banget bikin Nay galau kepikiran lo terus. Setidaknya lo balas 'iya' aja dia udah senang. Lo pernah gak bayangin kalo lo di posisi Nay. Suka sama orang dan orang itu gak pernah lihat lo sama sekali."

Deg

Rasanya hati Galang seperti dipukuli berkali-kali. Ada sakit yang entah sejak kapan timbulnya. Yang pasti semenjak adiknya itu berkata 'bayangin' ia otomatis langsung membayangkan Nay yang selalu mengikutinya dimana pun ia berada. Baru kali ini Mira berbicara begitu tegas kepadanya tetapi kalimat yang dilontarkan Mira seolah-olah disini Galang lah tersangkanya.

"Gue punya alasan buat itu semua. Udah jangan bikin gue tambah pusing." Galang mengacak rambutnya frustasi

"Minimal lo bales deh kak. Kalo lo benar-benar gak suka sama Nay bikin dia menjauh dari lo tapi dengan cara gak nyakitin dia. Gak tahu gimana caranya Nay gak boleh kayak gini terus, gue baru ketemu dia sekali aja dan dengar ceritanya aja udah kasihan apalagi temannya tuh yang nemenin dia berjuang buat lo selama tiga tahun. Hebat banget Nay bisa bertahan suka sama orang gak waras kayak lo." Mira memandang Galang dramatis

"Ah lo ngoceh mulu mau pecah rasanya kepala gue. Gini ya dek dengerin, gue mau fokus sekolah sama taekwondo dulu. Gue gak punya waktu buat mikirin hal-hal yang gak penting." Galang menarik selimut bersiap untuk tidur

hufttt

Mira menarik nafas dalam dan akhirnya pergi meninggalkan kamar kakaknya. Ia malas berdebat dengan Galang karena kakaknya itu memang keras kepala. Ia juga tahu bukan haknya untuk memaksa kakaknya membuka hati untuk Nay karena memang cinta itu gak bisa dipaksa. Mira tahu betul alasan mengapa Galang bersikap seperti itu, bukan karena fokus sekolah atau taekwondo. Ada alasan lain tapi Mira memilih diam agar kakaknya tidak mengingat luka itu.

****

TBC

Thanks for reading all xoxo

RIFALLWhere stories live. Discover now