episode 1

6.5K 150 3
                                    

Hana salsabila pramudya merupakan seorang atlit Nasional yang baru saja memenangkan medali emas dicabang olah raga ice skating di sea games musim ini. Baginya kemenangan ini sudah dua kali ia raih setelah sea games 2 tahun yang lalu. Gadis berusia 17 tahun ini kini duduk dikelas 11 SMA, ia sekolah di salah satu SMA Internasional di Jakarta. Ia berhasil masuk sekolah tersebut sebagai salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa. "aku pengen jadi generasi muda yang turut memerdekakan bangsa...karena secara tertulis kita memang sudah merdeka namun kenyataannya masih banyak yang harus kita rubah...maka dari itu aku berjuang keras untuk mengharumkan nama bangsa lewat jalur olah raga...aku juga ingin jadi mentri." Tegas gadis cantik yang memiliki tinggi 168cm ini.

Berkali-kali sahabatku Fira a.k.a Zafira Ananda Husein membaca artikel tentangku di salah satu majalah remaja. Sesekali dia memelukku erat dan mengungkapkan rasa bangganya.

"Lo emang sahabat gue!!!" Tegasnya, aku hanya tersenyum. Dia satu-satunya sahabat perempuan disekolahku, gadis naif dengan berbagai macam ekspresi, dia salah satu inspirasiku, yah...kami memiliki banyak kesamaan dalam segi emosional...kami terlahir di lingkungan keluarga yang tidak lengkap atau orang sering bilang broken home.

Bagiku broken home bukanlah sebuah hal paten yang buruk dan tidak bisa dirubah...broken home adalah kondisi dimana hanya kamu yang tau bagaimana cara meluruskan dan membengkokannya. Broken home bukan saat orang tuamu berpisah lantas itu rusak akhirnya bagimu...tapi broken home adalah motivasi dan kesempatan dimana kesusksesan bermula dari rasa sakit. Bukankah berenang-renang baru sampai ke tepian? Artinya kamu sudah dibekali dengan kondisi broken home yang sulit dan jika kamu bisa bertahan niscaya kamu akan sampai dititik bahagiamu, setidaknya itu hal yang kupegang.

Kami berjalan santai menuju sekolah, setiap hari Fira menungguku di halte bus karena ia selalu diantar oleh supir pribadinya.

"Lo tau apa yang gue alami disekolah tanpa lo selama lo tanding?" Rengeknya sambil melingkarkan tangannya.

"Lo dapet sahabat baru dikelas baru..." jawabku.

"Boro-boro nha, asli gue ngerasa terasing banget, mana Gio juga tanding kaya lo...pokonya neraka banget deh." Jelasnya, aku tertawa mendengar rengekannya.

"Ya lo belajar dong nyari temen baru...masa iya dari kelas 10 lo nempel gue terus..." jawabku lagi. Tak lama anak cowok nyebelin menubruk kami dan berjalan diantara kami berdua sambil tertawa.

"Haiiiiii cewek-cewek culun!!!" Sapanya seperti biasa, Fira dengan sigap menyikut perut si cowok resek. Dia meringis kesakitan. "Sakit tau!"

"Biarin!!! Dasar cowok nyebelin lu...!!!" Teriak Fira sambil melet dan berlari.

"Ekh tunggu loh!!!" Serunya.

"Georgino Prakasa...kebiasaan banget sih, gue nunggu setengah jam tau di halte." Cetusku.

"Yak maaf Hana salsabila pramudya...kan gue anak pinter malem-malem belajar mulu jadi telat terus." Jawabnya sedikit nyeleneh.

"Untung gue tau lo pinter jadi gue gak akan repot-repot nyela kata BELAJAR lo." Dia tertawa renyah.

"Muka soleh begini mau gimana dong..." jawabnya sambil mengejar Fira. Aku ikut lari-lari kecil diantara mereka.

Gio saabatku sejak kecil, kami tetanggaan. Dari kecil Gio selalu mengikuti apa yang aku lakukan namun ketika aku mulai menyukai ice skating, Gio mulai memilih jalannya sendiri dan mjlai menekuni dunia bulu tangkis, itu tidak begitu mengherankan karena kedua orang tuanya memang seorang atlit bulu tangkis, meski dulu ia sempat ingin jadi atlit ice scating juga. Namun Gio cukup beruntung karena ia menekuni olah raga bukan karena ia membutuhkan uang tapi karena ia murni menyukainya, berbeda denganku yang menjadikan ice scating penghasilan untuk membantu ibuku.

Masa Sekolah (Broken Home)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang