Chapter 14

5.7K 694 9
                                    

Hening.

Tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan.
Yoongi tengah fokus menyetir. Sementara gadis yang duduk disebelahnya tengah meremas jari-jari tangannya yang berada diatas pahanya. Gadis itu menunduk, sesekali ia melirik kearah Yoongi yang tengah memperhatikan jalanan.

'Apa dia marah?'
Batinnya. Ia ingin sekali bertanya, namun melihat ekspresi wajah Yoongi ia mengurungkan niatnya. Mood pria itu pasti menurun.
Sejak dari bandara, Yoongi tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Pria itu hanya menunjukan seulas senyum padanya sebelum akhirnya mengajaknya pulang.

"Y-Yoongi.." lirih Hyunjin. Nyaris tak terdengar. Ia mengeratkan tangannya. Bahkan ia juga sedikit meremas roknya.

Perlahan pria itu menoleh padanya.
"Hmm?"

"Apa kau.. marah?" Tanya Hyunjin ragu.

Yoongi kembali menatap jalanan didepannya.
Perlahan seulas senyum terlihat di bibirnya.
"Kenapa aku harus marah?"

Hyunjin mengernyit pelan.
"I-itu.."
Hyunjin menundukan tubuhnya.
Perlahan ia merasakan sesuatu menyentuh puncak kepalanya. Gadis itu mendongakan kepalanya. Ia melihat Yoongi tersenyum padanya.

"Yoongi..."

"Aku tidak marah." Ucapnya.
Ia kembali terfokus pada jalanan.
Hyunjin menatapnya sendu.
"Maaf.." lirihnya.

"Untuk apa?"

"Aku---"

"Kau tidak perlu minta maaf. Harusnya aku yang mengatakan itu.."

"..Park Jimin. Aku pasti meninggalkan kenangan yang buruk untuknya." Ucap Yoongi.

"Itu tidak benar."

Yoongi menghela napasnya pelan. "Begitukah?"

"...dia.. pria yang baik."
Gumam Yoongi. Nyaris tak terdengar.

'Maafkan aku.. Park Jimin.'

"Geunde, Yoongi-ah. Bagaimana kau tahu aku.. di bandara?"
Tanya Hyunjin.

"Tadi eommeonim menelponku. Dia berkata kalau kau pergi menyusul Jimin ke bandara. Awalnya aku tidak mengerti.."

"...tapi setelah eommeonim berkata kalau Jimin akan kembali ke Jerman, aku mulai mengerti."

"Eomma...menelponmu?"

"Eoh. Eommeonim memintaku mengejarmu. Dia takut kau melakukan hal bodoh dengan kondisimu yang seperti itu. Apalagi kau menyetir sendiri. Dia takut terjadi sesuatu padamu." Ucap Yoongi.

Hyunjin terdiam. Gadis itu menatap keluar jendela. Ia membuang napasnya.

"Kau.. pasti sangat menyayanginya." Ucap Yoongi kemudian.
Hyunjin menoleh.

"Park Jimin. Pria itu pasti sangat penting bagimu."

Hyunjin terdiam.
Kenapa Yoongi tiba-tiba berkata seperti itu?

"Cha, kita sudah sampai."
Yoongi melepas seatbelt-nya dan segera turun dari mobil.
Ia melangkahkan kakinya menuju pintu rumah, namun langkah kakinya terhenti begitu ia melihat Hyunjin masih terdiam di kursinya.
Yoongi segera mendekatinya dan ia mengetuk kaca jendela yang berada disebelah Hyunjin.
Gadis itu tersentak dan segera menoleh padanya.

Yoongi terkekeh. "Apa kau tidak ingin turun?"

"A-ah, nde."
Hyunjin segera melepas seatbeltnya dan menyusul Yoongi.

"Yakk.. apa tanganmu baik-baik saja?" Tanya Yoongi sembari membalikkan badannya. Ia menatap tangan Hyunjin yang sudah tidak diperban. Lukanya terlihat sudah mengering.

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang