Hyunjin memperhatikan layar televisi yang tengah memperlihatkan sebuah acara musik. Gadis itu terlihat serius, sesekali ia juga menyuapkan camilan kedalam mulutnya.
Saat ini Yoongi tengah membersihkan tubuhnya, sementara Yoonjae tengah menggambar. Anak itu duduk di lantai sementara tangannya tengah sibuk memainkan pensil warna diatas buku gambar miliknya yang berada diatas meja sambil menikmati biskuit coklatnya."Wahh.. apa kau sedang menggambar, hm?" Tanya Yoongi yang sudah selesai dengan aktifitasnya. Pria itu mendekati Yoonjae.
"Eung, Appa. Aku menggambar rumah. Aku juga menggambar eomma, appa, dan aku." Ucap Yoonjae.
Yoongi memperhatikan gambar yang dibuat Yoonjae. Terlihat gambar seorang laki-laki, wanita, dan seorang anak kecil yang tengah duduk diatas rumput didepan sebuah rumah. Gambar khas anak TK.
Yoongi tersenyum. Kemudian ia mengacak puncak kepala Yoonjae."Gambarmu bagus, Yoonjae-ah." Puji Yoongi. Yoonjae nampak tersenyum senang mendengarnya.
"Tentu saja. Gambar Yoonjae bahkan lebih bagus dari gambarmu." Timpal Hyunjin menahan tawanya.
Mendengar itu, Yoongi menatapnya nyinyir. Kemudian ia segera mendekati Hyunjin yang tengah duduk disofa sembari menonton tv.Yoongi merebahkan tubuhnya disana dengan kedua paha Hyunjin sebagai bantalnya.
Merasa tidak terganggu, gadis itu nampak masih sibuk dengan kegiatannya.
Sesekali Yoongi meraih tangan Hyunjin yang hendak memasukan camilan kedalam mulutnya, dan memakan camilan yang berada ditangannya.
Hyunjin berkali-kai menatapnya tajam. Namun pria itu hanya menunjukkan cengirannya.Yoongi tengah sibuk membaca komik One Piece miliknya. Pemandangan langka. Hyunjin segera menolehkan wajahnya menatap komik yang tengah dipegang Yoongi.
"Kau masih memilikinya?" Tanya gadis itu.
"Tentu saja. Semenjak menikah aku jarang memiliki waktu luang untuk membaca komik. Aku terlaku sibuk dengan pekerjaanku." Ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari komik miliknya.
"Wahh.. tapi dulu kau selalu membacanya saat disekolah. Bahkan saat jam berlangsung saja kau masih sempat membacanya. Padahal guru-guru sering melarangmu." Ledek Hyunjin.
"Aish.. itu karena pelajaran mereka membosankan."
"Lantas kenapa sekarang kau tidak melakukannya? Kau bisa saja membacanya dikantor."
"Yaakk.. Appa bisa mengamuk jika tahu aku membaca komik di kantor. Apa kau sudah gila?"
Hyunjin tertawa pelan. "Woaahh.. apa ini? Seorang Min Yoongi ternyata takut kepada Ayahnya?" Ledeknya.
Yoongi berdecak sebal. "Kau mungkin bisa berkata seperti itu. Jika kau tahu sifat appa yang sebenarnya, kau pasti akan menarik semua kata-katamu. Kau tidak ingat saat appa menyuruh kita menikah?"
Hyunjin menghentikan tawanya. Gadis itu tengah berpikir, mencoba mengingat kejadian 9 tahun yang lalu itu.
"Ah, ya. Kurasa ucapanmu ada benarnya. Saat itu aku bahkan tidak bisa menatapnya."
"Tsk! Lihatlah. Kau juga berpikiran sama denganku." Ucap Yoongi sembari membalik halaman komiknya.
Hyunjin kembali menatapnya.
"Yakk.. apa kau tidak tahu kalau membaca sambil berbaring seperti itu tidak baik untuk matamu, eoh?" Ucapnya."Aku tidak akan lama." Ucap Yoongi. Ia kembali membalikkan halaman komiknya. Sesekali tertawa pelan.
Hyunjin berdecak. "Duduklah yang benar sebelum aku merobek komikmu." Ancam gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya ke layar televisi didepannya.
Yoongi mendengus. "Ancamanmu selalu seperti itu. Sifatmu benar-benar tidak berubah." Ucapnya sembari meletakkan komiknya keatas meja. Namun ia masih berbaring. Pria itu kini menatap wajah Hyunjin dari bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life ✔
Фанфик[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Pernikahan Min Yoongi dan Cho Hyunjin mulai dilanda berbagai konflik. Kehidupan keduanya yang semula tentram, mendadak goyah begitu seseorang hadir di antara keduanya. Tawa bahagia itu perlahan berubah menjadi tangisan lara...