Chapter 16

5.7K 604 3
                                    

Hyunjin masuk kedalam kamarnya begitu setelah Yoonjae tidur.
Ia melihat Yoongi yang tengah tertidur dengan komik ditangannya.

Hyunjin terkekeh. Kemudian ia segera berjalan mendekatinya.
"Bodoh. Sudah kubilang membaca sambil berbaring itu tidak baik untuk kesehatan matamu."
Ucapnya sembari menyelimuti tubuh Yoongi dengan selimut. Kemudian ia segera mengambil komik yang berada di tangan Yoongi dan meletakannya diatas nakas.

"Ah, dimana ponselku?" Gumamnya sembari mengedarkan pandangannya keatas nakas. Namun ia hanya mendapati ponsel Yoongi.
Ia segera mencarinya ke semua penjuru kamar.

"Aish.. dimana benda itu?" Gumamnya.
Hingga akhirnya pandangannya menemukan benda yang tengah dicarinya itu. Ponselnya terlihat tergeletak diatas sofa.
Gadis itu segera mengambilnya.

Namun pandangannya kembali teralih pada sesuatu yang tersampir disofa. Gadis itu mengernyit dan segera mengambil benda itu.

"Jaket siapa ini?" Gumamnya sembari memperhatikan jaket yang berada ditangannya. Ia tidak pernah melihat benda itu sebelumnya.

Itu jaket pria. Tapi yang jelas jaket itu bukan milik Yoongi.

Hyunjin nampak berpikir.
"T-tunggu! Ini kan.."
Gadis itu menggantungkan ucapannya.

"Astaga, ini milik Jimin." Ucapnya kemudian. Ia ingat kalau Jimin pernah memberikan jaket miliknya beberapa hari yang lalu.

"Aish.. kenapa aku bisa lupa?" Gumamnya. Ia segera mencari kontak Jimin di ponselnya dan berniat menelponnya.

"Anak itu bahkan tidak menghubungiku! Awas kau Park Jimin!" Desisnya.
Namun tidak lama kemudian panggilannya malah dijawab oleh operator.
Hyunjin menatap layar ponselnya sebal.

"Kenapa tidak aktif?"
Ia mencoba menelpon Jimin lagi. Namun hasilnya tetap sama.
Ia menggembungkan pipinya. Namun beberapa detik kemudian ia teringat sesuatu. Perlahan ia membalikkan tubuhnya, menatap Yoongi yang tengah terlelap.

Hyunjin menghela napasnya pelan.
"Apa dia akan marah jika tahu soal ini?" Gumamnya pelan. Kemudian ia segera berjalan menghampiri sebuah lemari besar dan menyimpan jaket milik Jimin disana.
Ia tidak bermaksud menyembunyikannya dari Yoongi. Ia hanya tidak ingin jaket itu kotor jika terus-menerus berada diluar.

Kemudian ia segera merebahkan tubuhnya disebelah Yoongi dan masuk kedalam selimut yang sama dengannya.
Lalu memejamkan kedua matanya.

********

"Jangan lupa habiskan makananmu, arrachi?" Ucap Hyunjin pada puteranya.

Yoonjae tersenyum. "Eung, eomma. Anyeong~~" kemudian anak itu berlari-lari kecil menyusul teman-temannya.
Hyunjin segera melajukan kembali mobilnya.

Ddrrtt.. Ddrrtt..

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dilihatnya layar benda tipis itu yang menunjukan nickname suaminya. Min Yoongi.
Ya, sepertinya tanpa disebutkan pun kalian sudah tahu apa nickname yang kumaksud:v

Hyunjin segera memasangkan headset ditelinganya.

"Eoh. Wae?"

"Nanti malam jangan lupa." Ucap Yoongi dari seberang sana.
Mendengar itu, Hyunjin memutar bola matanya malas.

"Ck! Aku ingat itu, Min Yoongi. Ayolah, lagipula ini masih pagi." Ucapnya sembari memperhatikan jalanan didepannya.

"Aku hanya mengingatkanmu. Aish.."

"Kau bisa mengingatkanku dirumah, bodoh."

"Aish.. bagaimana jika nanti aku lupa?! Aku mengingatkanmu selagi aku masih ingat."

Hyunjin memutar kedua bola matanya. Lagi.
"Baiklah, baiklah. Terserah kau saja."

"Y-yakk.. jangan lupa nanti kau harus tampil yang cantik."

Hyunjin mengernyitkan dahinya.
"M-mwo? Wae? Bukankah aku memang selalu tampil cantik?" Ucap gadis itu dengan percaya diri.

"Astaga. Lihatlah. Kau bahkan terlalu percaya diri. Aku hanya tidak ingin kau terlihat jelek didepan para tamu undangan."

"Mworago? Jadi maksudmu aku jelek, eoh?!"

"Eoh. Kau jelek."

"M-mwo?! Yakkk!!"

"Aish.. kau ini. Jangan berteriak. Telingaku pengang."

Hyunjin mendengus.
"Aish.. sudahlah! Terserah kau saja!! Aku membencimu Min. Yoon. Gi!!" Teriak Hyunjin dengan menekankan nama Yoongi diakhir ucapannya.

"Eoh. Aku juga mencintaimu~ Cho. Hyun. Jin."

Hyunjin membelalakan kedua matanya. Dia langsung memutuskan sambungannya tanpa mempedulikan reaksi Yoongi diseberang sana yang mungkin sedang memprotes padanya.

"Aish.. bagaimana mungkin aku bisa bertahan dengan namja gila sepertinya?!" Rutuknya.
Ia kembali memfokuskan pandangannya kedepan.

Tidak lama kemudian dia sampai disebuah gedung bertingkat. Yang tidak lain adalah kantornya.
Setelah memarkirkan mobilnya, ia segera pergi menuju ruangannya.

"Pagi, Hyunjin-ah." Sapa seseorang begitu ia hendak memasuki sebuah lift. Hyunjin menoleh dan mendapati Taehyung.

"Ah, ya. Pagi, Taehyung-ah." Balasnya. Mereka berdua segera memasuki lift.

"Kau terlihat lebih sehat sekarang." Ucap Taehyung. Hyunjin tersenyum mendengarnya.

"Ah, ya. Nanti malam perusahaan Ayahnya Yoongi akan mengadakan sebuah acara, ya?" Tanya Taehyung.

"Eoh. Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku diundang."
Jawab Taehyung.

"Jinjja? Itu bagus. Berarti yang lain juga diundang?"

"Sepertinya begitu."

"Wahh.. pasti akan menyenangkan."

"Ah, apa nanti malam kau akan mengajak Yoonjae?" Tanya Taehyung kemudian.

Hyunjin terkekeh pelan.
"Tentu saja. Astaga, serindu itukah kau pada puteraku, eoh?"

Taehyung tertawa. "Haha. Aku sudah lama tidak bermain dengan bocah itu. Wahh.. ia pasti sekarang sudah besar." Ucapnya.
Terakhir ia bermain bersama Yoonjae sekitar 2 bulan yang lalu. Ia sekarang menjadi lebih sibuk dengan pekerjaannya.

"Dia pasti senang jika bertemu denganmu." Ucap Hyunjin.

Ting!

Pintu lift pun terbuka. Mereka segera berjalan keluar dari sana.

"Aku berada diruanganku jika kau memerlukan sesuatu." Ucap Hyunjin sebelum memasuki sebuah ruangan.

Taehyung mengangguk. "Arasseo."

Setibanya diruangannya, Hyunjin segera meletakkan tasnya diatas meja dan segera mendudukan pantatnya di kursi miliknya.
Namun baru saja ia duduk, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar.
Ia segera merogoh tasnya dan mencari benda tipis itu.

Begitu menemukannya, ia segera melihat siapa yang menghubunginya.

Kim Namjoon is calling..

- TBC -

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang