Chapter 8

6.5K 695 17
                                    

Part ini panjang. So, siapkan mental kalian:v XD

Happy reading~

------

Ny.Min terlihat sedang membantu Yoonjae memakaikan tas. Sementara Tn.Min tengah berdiri menunggu mereka, ia terlihat sudah rapi dengan jasnya. Sebelum pergi ke kantornya, ia akan mengantarkan Yoonjae ke sekolah.

"Cha, sudah siap. Harabeoji akan mengantarmu. Ah, nanti halmeoni akan membereskan pakaianmu. Appa-mu akan menjemputmu, kan?"

Yoonjae nampak mengigit bibirnya.
"A-andawaeyo, halmeoni." Cegah Yoonjae sembari memegang pergelangan tangan Ny.Min.

"Eoh? Wae?"

"I-itu.. ah, aku masih ingin disini. Lagipula aku sudah mengatakannya pada eomma. Aku akan menghubunginya jika aku ingin pulang." Ucap Yoonjae.

"Geurae? Ah, baiklah."

Yoonjae menatap tangannya. Ia nampak memikirkan sesuatu.

"H-halmeoni.."

"Hmm?"
Ny.Min mendudukan tubuhnya, mensejajarkan tingginya dengan Yoonjae.
"Waeyo?"

"S-sebenarnya..."
Yoonjae menunduk.

Tn.Min mengernyit melihat sikap cucunya itu.
"Wae geurae, Yoonjae-ah?"

"S-sebenarnya.. Eomma dan Appa sedang bertengkar." Lirih anak itu semakin menundukan kepalanya.
Tn.Min dan Ny.Min saling memandang satu sama lain. Mereka terkejut mendengar ucapan Yoonjae.

"Geugeu... musunmariya?" Tanya Tn.Min.

"Kemarin malam aku ingin biskuit coklat. Dan eomma pergi keluar untuk membelinya. Dia melarangku ikut. Dia bilang aku bisa sakit karena dingin. Tapi aku tertidur. Dan Appa memarahi eomma karena meninggalkanku dirumah sendirian. Hiks.." Tutur Yoonjae. Anak itu mulai terisak.
"Aku terbangun  karena mendengar mereka bertengkar. Bahkan saat sarapan pun mereka tidak berbicara satu sama lain."

"Mwo?" Ny.Min terkejut. Ia tidak menyangka kalau Yoongi dan Hyunjin akan kembali bertengkar lagi.

"Hiks..Ini salahku. Harusnya aku tidak merengek kepada eomma. Mereka pasti tidak akan bertengkar."
Akhirnya Yoonjae pun menangis.

"Aniya, Yoonjae-ah.. ini semua bukan salahmu." Ucap Ny.Min sembari memeluk tubuh mungil Yoonjae.
Sementara tangis anak itu semakin kencang.

"A-aku menginap disini karena aku ingin membuat mereka berbaikan. Kumohon jangan memberitahu mereka.." ucap Yoonjae ditengah isakannya. Ia memeluk leher Ny.Min.

Ny.Min mengusap punggung Yoonjae, berusaha menenangkannya.
Ia benar-benar terkejut sekaligus bangga dengan apa yang dikatakan Yoonjae.
Diusianya yang masih sangat muda, anak itu sudah mampu berfikir sedewasa itu.

"Eoh, Halmeoni tidak akan memberitahu mereka."

"Mereka pasti akan segera berbaikan, Yoonjae-ah."
Tn.Min mengusap puncak kepala Yoonjae.

"Harabeoji benar. Cha, sekarang jangan menangis. Kau harus ke sekolah." Ucap Ny.Min sembari mengusap kedua pipi chubby Yoonjae.
Anak itu perlahan tersenyum tipis.

"Eung, Halmeoni. Aku akan berangkat."

Yoonjae segera melambaikan tangannya dan berjalan keluar. Disusul oleh Tn.Min dibelakangnya.

Tepat setelah mereka pergi, Ny.Min berjalan menghampiri telepon rumahnya yang berada diatas sebuah meja.
Ia menekan beberapa digit nomor dan segera menempelkan benda itu ke telinganya.

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang