Chapter 11

6.4K 716 3
                                    

Ddrrtt.. ddrrtt..

Hyunjin segera mengambil ponselnya yang tengah bergetar diatas meja.

"Nde, Taehyung-ah?"

"Yakk.. Hwajangnim menanyakan berkas pemasarannya padaku. Apa kau sudah menyelesaikannya?"

Gadis itu menggigit bibirnya. Pertengkarannya dan Yoongi membuatnya lupa untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Ah, mianhae Taehyung-ah. Sepertinya hari ini aku tidak bisa ke kantor."

"Eoh? Waeyo?"

"Ah, geu-geuge... aku sedang tidak enak badan. Aku akan menyelesaikannya hari ini."

"Apa kau sakit?"

"A-aniya. Hanya sedikit pusing. Sepertinya aku harus beristirahat."
Ucap Hyunjin sembari menatap telapak tangannya yang diperban.

"Geurae? Arasseo. Cepatlah membaik."

"Eoh. Gomawo. Aku akan segera menghubungi Hwajangnim."

Hyunjin segera mengakhiri panggilannya. Kemudian ia kembali meletakkan ponselnya diatas meja. Ia membuang napasnya.
Ia menatap semua makanan yang berada diatas meja.

"Dia bahkan pergi tanpa memakan sesuap nasi pun. Dasar bodoh."
Desisnya. Ia baru saja hendak membereskannya, namun ia kembali meringis begitu tangannya menyentuh salah satu piring.
"Aish.. jinjja. Aku bahkan tidak bisa melakukan apapun dengan keadaan tangan seperti ini." Desisnya.
Ia bahkan sudah memperban tangannya, tapi itu sama sekali tidak mengurangi sakitnya.

Tidak lama kemudian ia mendengar suara langkah kaki yang menggema. Dengan cepat ia segera menoleh kearah sumber suara itu dan mendapati Yoongi tengah membuka lemari es.

"Kau darimana?" Tanya Hyunjin.
Yoongi tidak menggubrisnya sama sekali dan segera menuangkan air mineral kedalam gelas.

"Yoongi-ah.."
Panggil Hyunjin pelan. Namun pria itu masih bungkam.
Gadis itu menatapnya sendu.

Yoongi baru saja hendak pergi namun Hyunjin dengan cepat ia  mengejarnya.
Gadis itu segera menahan tangan Yoongi.

"Yoongi-ah, kumohon. Jangan seperti in--- aakkhh.." ia meringis begitu tangannya menyentuh lengan Yoongi dan segera memegang tangannya.
Yoongi segera berbalik dan mendapati telapak tangan Hyunjin yang diperban. Pria itu terkejut.

"Tanganmu..."

"Ah.. hanya luka kecil." Ucap Hyunjin sembari tersenyum tipis. Ia tahu kalau gadis itu tengah menahan sakit.
Yoongi menahan napasnya.

'Bagaimana bisa dia tersenyum dengan keadaan seperti itu?!'

Yoongi menatapnya khawatir. Namun dengan segera ia membuang mukanya dan kembali melangkahkan kakinya. Namun dengan sigap Hyunjin kembali menahannya.

"Y-Yoongi... kumohon. Jangan seperti ini. Kau membuatku takut..." lirih gadis itu. Bahkan sekarang ia mulai terisak.
"Aku benar-benar menyesal. Sungguh. Apa kau pikir aku menginginkan semua ini? Aku benar-benar tidak menduganya. Kumohon.."

Yoongi ingin sekali berbalik dan memeluk gadis itu. Ia ingin menenangkannya.
Namun kejadian dimalam itu benar-benar selalu berhasil membuat emosinya kembali meluap.

"Tinggalkan aku sendiri." Ucap Yoongi pelan sembari menepis tangan Hyunjin.

"Mianhae Yoongi-ah.."
Hyunjin mengepalkan tangannya kuat hingga tanpa sadar sesuatu yang basah keluar dari telapak tangannya dan mengotori perban yang ia pakai.

"Aku benar-benar menyesal!! Aku takut!! Aku benar-benar takut!! Aku takut kau akan memintaku bercerai denganmu.." ujar Hyunjin. Bahkan tangisnya kini pecah. Ia tidak bisa menahan luapan emosi sekaligus kesedihannya. Ia benar-benar takut hal itu akan terjadi padanya. Tepatnya pada mereka.

Our Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang