Awas typo!
Jangan lupa voment:*
happy reading~
----------
Yoongi terlihat sedang mencuci piring. Pria itu dengan telaten membilas satu per satu piring dengan air hingga bersih.
Ia juga terlihat menggunakan sebuah apron agar baju yang ia kenakan tidak kotor jika terkena cipratan air ataupun sabun.
"Kau sudah selesai?" Tanya seseorang.
Tanpa menoleh ke belakang pun Yoongi sudah tahu jawabannya.
Itu suara Hyunjin."Ya, aku hampir selesai. Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Yoongi sembari membilas piring terakhir. Kemudian ia segera melepaskan sarung tangan cucinya dan meletakkannya di dekat wastafel. Tidak lupa ia juga melepaskan apron yang melekat di tubuhnya. Kemudian ia berbalik dan mendapati Hyunjin yang tengah mengupas buah.
"Ani."
Jawab Hyunjin singkat. Perutnya kini terlihat sudah membesar. Kemungkinan tinggal menunggu beberapa minggu lagi Hyunjin melahirkan. Ah, atau mungkin beberapa hari lagi?Yoongi tersenyum. Ia kemudian berjalan mendekatinya dan segera melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu. Kemudian diraihnya kepala Hyunjin dari samping dan mengecupnya pelan.
Hyunjin terkekeh.
"Kau kenapa?" Tanyanya yang kini mulai memasukkan sepotong buah pir kedalam mulutnya.Sementara Yoongi malah meletakkan kepalanya di bahu Hyunjin.
Sebelah tangannya mengelus perut Hyunjin dengan lembut. Pria itu tersenyum."Aku benar-benar tidak sabar menunggunya lahir." Ucap Yoongi.
Hyunjin tersenyum.
"Aku juga. Ah, ya. Hari ini aku ingin pergi berjalan-jalan. Apa kau bisa menemaniku?" Ucapnya."Tentu saja. Aku sengaja meminta cuti kepada Appa agar bisa menemanimu." Ucap Yoongi.
"Geurae? Baguslah. Hari ini aku ingin pergi ke banyak tempat." Ucap Hyunjin. Kemudian ia kembali memasukkan sepotong buah kedalam mulutnya. Ia juga memasukkan sepotong buah yang telah dikupasnya itu ke mulut Yoongi.
"Ah, aku ingin menghubungi Jimin." Ucap Hyunjin tiba-tiba sembari melesatkan tubuhnya untuk pergi ke kamar. Yoongi bisa saja langsung terjatuh jika ia tidak segera menahan tubuhnya.
Yoongi mendengus. Ini sudah kesekian kalinya Hyunjin melakukan video call dengan Jimin. Semenjak kejadian saat 8 bulan yang lalu, Hyunjin jadi sering menghubungi Jimin. Entah kenapa. Malam itu Hyunjin merengek ingin bertemu dengan Jimin.
Yoongi terkejut, tentu saja. Selain karena saat itu sudah tengah malam, Hyunjin juga tengah mengandung. Ia tidak mungkin membawa Hyunjin menaiki pesawat untuk pergi jauh-jauh ke Jerman hanya untuk menemui Jimin.
Itu sangat beresiko tinggi diusia kehamilannya yang baru menginjak trimester pertama. Dan Yoongi tidak ingin hal buruk terjadi.Dan dengan akal sehatnya(?) Pria itu memutuskan untuk menghubungi Jimin lewat video call. Untung saja saat itu ponsel Jimin aktif dan ia masih terjaga. Saat itu Jimin terlihat masih berada dirumah sakit.
Awalnya Jimin bingung saat Yoongi secara tiba-tiba menghubunginya mengingat sikap dingin pria itu padanya. Namun begitu Yoongi menjelaskan semuanya, akhirnya Jimin pun mengerti.
Yoongi pun membiarkan Hyunjin berbicara dengan Jimin. Setidaknya wanita itu bisa melihat wajah Jimin meskipun keinginannya adalah bertemu dengannya secara langsung.
Heol, itu lebih baik daripada harus membawanya pergi ke Jerman di tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life ✔
Fanfiction[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Pernikahan Min Yoongi dan Cho Hyunjin mulai dilanda berbagai konflik. Kehidupan keduanya yang semula tentram, mendadak goyah begitu seseorang hadir di antara keduanya. Tawa bahagia itu perlahan berubah menjadi tangisan lara...