3 pain

1.7K 184 2
                                    

jerman-desember 2017

Joon myeon sedang berbaring diatas tempat tidurnya. Mungkin beberapa hari ini ia sudah memaksakan tubuhnya melewati batas kemampuannya, seandainya yang ia tangani bukan proyek besar mungkin dia tidak akan seperti ini.

"tuan, didepan ada seorang bernama jong dae dia bilang ingin bertemu dengan anda" kata pelayan didepan kamarnya itu

"jong dae?"lirihnya pelan sedikit mengangkat badannya yang lemas untuk bersender pada tepi kasur miliknya

"apa aku harus menyuruhnya pergi tuan?"

"tunggu, suruh dia masuk" teriaknya tubuhnya memaksakan berdiri mengambil jaket yang tergantung di lemari, membasuh mukanya sedikit

"tapi tuan dokter menyuruhmu untuk beristirahat, anda tidak boleh bertemu dengan siapapun dulu tuan"

"sudah ku bilang suruh dia masuk sekarang!" bentak joon myeon dari dalam kamarnya

joon myeon sedikit membersihkan penampilannya, dia tidak boleh terlihat lusuh ketika jong dae menemuinya.

Ini sudah lama bukan?

Dengan sedikit pelembab dimukanya itu menetralkan mukanya yang sedikit lusuh itu. Ia sedikit berlari kearah tangga yang langsung membawanya ke ruang tamu tepat sebelum sampai ke anak tangga. joon myeon membenarkan jaket dan penampilannya, mengatur nafasnya

Menarik nafas dan mengeluarkannya ia mengulangnya hingga tiga kali tapi ini tidak berguna ia. jantungnya belum ternetralisir akibat rasa bahagia yang memucah. berharap ia bisa menetralkan jantungnya. Dan melangkahkan kakinya pada anak tangga yang pertama,

Akh! Hatinya sesak, rasanya oksigen yang ia hirup tak bisa diproses secara normal, ia membutuhkan oksigen lebih!

Joon myeon melihat kim jong dae dibawah sana duduk dan melihat kearahnya sekarang, sungguh sudah berapa lama joon myeon tidak merasakan hatinya sesenang ini? Tapi rasa takut menjalar didalam hatinya itu, jujur ia takut jika jong dae datang hanya untuk menyampaikan hal buruk saja

Dibawah sana ia melihat dengan jelas kim jong dae sahabatnya, tidak. . .! Dia melebihi sahabat. Kim jong dae adalah adiknya yang sudah lama tak ia temui.

Ia berharap ini  bukan mimpinya karna suhu tubuhnya yang sudah memuncak melebihi orang normal lainnya, dengan nafas yang tersegal joon myeon melangkahkan kakinya menuruni tangga, bahkan kakinya terasa seperti tidak menapak ditanah, sungguh semoga saja ini bukan mimpi, jika ini mimpi bolehkah ia tak bangun saja?

"sudah lama tidak bertemu jong dae"

"ada apa kau datang kemari?" tanyanya

' tunggu. . .'

Itu bukan yang ingin dia katakan bagaimana bibirnya mengatakan hal itu?

Kenapa mulutnya malah  mengatakan hal itu? Itu seperti ia tak mengharapkan jika jong dae ada disini

Tidak

Tidak

Sungguh itu bukan yang ingin dikatakan oleh joon myeon, hati begitu ingin mengakan "aku merindukanmu jong dae" tapi mulut sialannya itu malah mengatakan hal lain

"aku datang kesini untuk memberikan ini"

Suara itu benar benar nyata berarti ini bukan mimpi, hati joon myeon merasa lega mendengar suara itu.

Kim jong dae menyerahkan secarik kertas keatas meja lebih tepatnya sebuah undangan yang bermotif indah dengan warna biru kehitaman seperti bunga mawar . begitu cantik ditambah sebuah nama diatasnya tertera sebuah nama yang begitu ia kenali

"Hyung" ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang