Ch4. Threat

8.2K 877 117
                                    

Suasana di ruang UGD sangat tegang. Taehyung beserta dokter magang atau perawat lainnya sedang berusaha menyelamatkan nyawa seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan. Keringat Taehyung mengucur deras dari dahinya, ia terus melakukan CPR pada sang pasien, sesekali mata tajamnya melirik monitor detak jantung.

"Sonsaeng-nim, pembuluh darah di kepalanya pecah!"

"Detak jantung melemah!"

"Oh, tidak! Pasien mengalami henti jantung!"

"Shit! Siapkan defibrilator!"

Para dokter magang merobek kaus penuh darah yang dikenakan pasien itu dengan cepat. Kedua tangan Taehyung sudah memegang defibrilator, sang perawat menuangkan gel elektrolit dengan energi 90 Joule ke paddle. Taehyung menunggu sang perawat mengelap dada pasien agar kering, karena jika menempelkan defibrilator dalam keadaan dada yang basah, itu akan mengakibatkan luka bakar.

Dokter muda itu menggosoknya sebentar kemudian menempelkan paddle di posisi apeks dan sternum. Taehyung menekan kedua paddle itu di dada dan tulang rusuk.

"90 Joule, semua siap?"

"Siap!"

Taehyung menekan tombol power, mata tajamnya beralih ke monitor dan sesaat kemudian bunyi 'beep' singkat terdengar, dan tombol paddle menyala. Taehyung mengangkat paddle tersebut, tubuh sang pasien mengejang seketika. Ia menatap monitor, garis lurus masih tercipta di benda kotak itu.

Untuk yang kedua kalinya Taehyung menempelkan defibrilator ke dada dan rusuk pasien, kemudian menekan kedua tombol power pada paddle dengan mata yang menatap lurus monitor. Taehyung menekan tombol switch pada tombol energi. Setelah monitor menampakkan angka 0, barulah ia menekan tombol power dan mengangkat paddle dari tubuh pasien.

Semuanya menatap monitor harap-harap cemas. Masih menunjukkan garis lurus, beberapa detik selanjutnya monitor menunjukkan grafik tak beraturan.

"Syukurlah," desah semuanya.

Taehyung menatap satu per satu bawahannya dan tersenyum lega. "Kerja bagus untuk hari ini."


Taehyung membungkuk sopan pada siapapun yang melintas di hadapannya. Senyuman kotak nan menawan tersebut membuat wanita manapun terpana. Bahkan saking seriusnya memerhatikan Taehyung, ada yang menabrak satu sama lain seperti di drama yang sering kalian tonton.

Kaki panjangnya membawa Taehyung ke toilet. Tak banyak orang yang ke toilet saat ini, walaupun sepi tak membuat Taehyung takut dengan tempat yang konon katanya menjadi sarang hantu tersebut.

Taehyung menyalakan keran wastafel. Menengadahkan tangannya di bawah air yang mengalir kemudian membasuh wajahnya agar lebih segar. Ia lakukan itu secara berulang-ulang agar wajah lelahnya tak terlalu kentara.

"Semangat, Tae. Banggalah karena hari ini kau berhasil menyelamatkan nyawa pasien lagi," monolognya.

Taehyung meraih sapu tangan yang selalu dibawa untuk mengusap wajahnya yang masih basah. Poni yang menutupi keningnya pun ikut basah karena aktivitas membasuh wajahnya.

Pria itu membenarkan kemeja biru dongker yang terbalut jas dokter agar terlihat lebih rapi. Setelah selesai, ia keluar. Sambil membenarkan lengan dokter yang tadi sengaja digulung, ia tak melihat jalan. Sampai akhirnya ia menabrak sesuatu di depannya.

Suara tangis anak kecil terdengar. Taehyung membulatkan mata ketika melihat siapa yang ditabraknya. Anak kecil, berusia sekitar kurang lebih tiga tahun. Taehyung bisa menebak pasti anak kecil ini tersesat atau mungkin karena tak diawasi ketat oleh orang tuanya jadi ia kabur.

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang