Ch22: One-sided Love

6.4K 709 140
                                    

🖤Special Hut RI🖤

Tiga hari sudah Taehyung dirawat di rumah sakit. Sekarang kondisinya sudah lebih baik dari kemarin. Ia sudah bisa tertawa lagi, yang terpenting adalah Taerin sudah memaafkan Taehyung.

"Appa, kata Baek-ie Samchon, besok Appa sudah boleh pulang," kata Taerin ceria.

Taehyung tersenyum lembut. Dengan posisinya yang berbaring memudahkannya untuk menatap langit-langit kamar rawat inapnya, sesekali ia menghela napas seolah memikirkan sesuatu.

"Appa tidak senang kalau besok pulang, ya?"

Taehyung menatap anaknya yang kini bertopang dagu di sisi ranjang, kedua matanya menyiratkan kesedihan.

"Bukan begitu, Sayang."

"Lalu apa?"

Taehyung mengubah posisinya menjadi setengah duduk. Ia mengisyaratkan sang anak untuk duduk di pangkuannya. Dengan segera, Taerin naik ke atas kursi lalu berpindah ke pangkuan Taehyung dengan hati-hati.

"Apa Appa masih merasakan sakit?" Taerin meraba dahi ayahnya, masih sedikit hangat. "Appa tidak usah memikirkan aku lagi, aku sudah memaafkan Appa, kok. Kata Baek-ie Samchon, Appa sakit karena terlalu banyak pikiran."

Taehyung menangkup pipi besar anaknya. "Memang benar. Appa sakit karena memikirkanmu. Appa selalu merasa kesakitan jika melihatmu mengabaikan Appa seperti kemarin-kemarin." Ia menghela napas, "Appa juga merasa sesak melihat kau dan Hyunjoo bertengkar. Mulai hari ini dan seterusnya, kalian janji jangan bertengkar lagi, ya? Kalian kan saudara."

Taerin terdiam. Kepalanya menunduk dalam. Taehyung mengerti kenapa tiba-tiba putrinya murung seperti ini, alasannya hanya satu, kedua anaknya sedang melakukan aksi diam-diaman.

"Kalian tidak ingin melihat Appa sakit lagi, kan?"

Kepala Taerin mengangguk pelan, dengan segera Taehyung memeluk anaknya erat. Belum ada seminggu ia tidak memeluk Taerin, rasanya rindu sekali.

Tiga puluh menit lamanya Taehyung memeluk putri kecilnya upaya melepas rindu. Yang dipeluk juga tidak protes, karena ia sendiri pun nyaman dan merindukan pelukan dari ayahnya.

"Permisi."

Taehyung menoleh ke arah pintu, seorang wanita yang bertugas mengantarkan makanan pada pasien berdiri di ambang pintu.

"Kim Sonsaeng-nim, saya membawa makan siang untuk Anda."

Mendengar suara asing, Taerin semakin menduselkan kepalanya di dada sang ayah dengan manja, kemudian menatap wajah wanita itu dengan lamat.

Dari ambang pintu sampai ia meletakkan makanan di meja nakas pun Taerin masih menatapnya.

"Sepertinya aku tidak pernah melihat Ahjumma."

Wajah wanita tersebut berubah panik, namun ia berusaha menutupi sebaik-baiknya. "Iya. Saya pekerja baru di sini."

Mata Taerin memicing tajam, tidak suka dengan kehadiran dan gelagat aneh darinya.

Melihat anaknya kurang sopan pada wanita itu, Taehyung angkat suara, "Jangan menatap orang seperti itu, Tae, tidak baik."

"Tapi, dia mencurigakan, Appa."

"Taerin–"

Taehyung berdecak pelan. Ia menatap wanita yang kini sedang menunduk sambil memilin ujung seragamnya dengan pandangan bersalah. "Maafkan anakku, dia memang seperti itu pada orang yang baru dilihatnya."

"Tidak apa-apa, Saem. Saya mengerti."

"Kalau begitu, kau boleh kembali."

Taehyung itu ramah, ingat? Dia akan tersenyum pada siapapun yang ia jumpai di rumah sakit. Setelah wanita itu keluar, Taerin merengut kesal dan menggigit lengan Taehyung tanpa sebab untuk meluapkan amarahnya karena Taehyung lebih membela wanita asing tersebut.

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang