Ch9. Allergies

6.2K 705 75
                                    

"Nyonya, kami mendapat informasi baru."

"Katakan."

"Kami telah menyelidikinya, ternyata Kim Taehyung mempunyai dua anak. Salah satunya si bocah lelaki yang saat itu kita culik, dan satu lagi bocah perempuan yang usianya lebih kecil."

"Apa? Dua anak?"

Seorang wanita yang semula duduk manis di atas sofa segera bangkit, ia menatap anak buahnya dengan penuh tanda tanya.

"Iya, Nyonya. Kami memergokinya tadi pagi saat Kim Taehyung mengantar mereka ke sekolah."

Wanita ber-dress merah maroon tersebut menggenggam leher gelas wine-nya dengan emosi, sesaat kemudian ia melemparkannya dengan kesal.

"Cari tahu lebih dalam lagi tentang keluarga Kim, CEPAT!"

"Baik, Nyonya."

Sepeninggal anak buahnya, ia menggeram marah. Kilatan emosi terpancar jelas di kedua matanya.

Kau tidak akan bisa hidup dengan tenang, Kim Taehyung. Aku bersumpah akan menghancurkan keluargamu.


Dua bulan telah berlalu, tugas Taehyung menjadi konsulen Jimin sudah selesai, lelaki bermarga Park itu sudah bebas dari masa-masa koasnya.

Taehyung memasuki salah satu kamar rawat karena alarm darurat di ruangannya berbunyi. Ia kalap, pasiennya yang baru kemarin dirawat akibat luka tembakan di dadanya kembali kritis.

"Sonsaeng-nim, terjadi pendarahan pada bagian dalam organ vitalnya!"

"Gawat! Kita harus melakukan pembedahan. Perawat Shin, Perawat Moon, siapkan ruang operasi secepatnya!"

"Baik, Sonsaeng-nim."

Dua perawat yang diperintah Taehyung untuk menyiapkan ruang operasi segera bergerak cepat. Taehyung memanggil dokter tambahan untuk melakukan operasi ini karena keadaan pasien semakin gawat.

Taehyung sudah mengganti bajunya, masker dan penutup kepala sudah bertengger apik. Keduanya tangannya diangkat sebatas dada agar sarung tangan yang dikenakannya steril, tidak ada kuman atau bakteri yang menempel.

"Tekanan darah rendah, Saem, detak jantung melemah."

Taehyung menarik napas panjang, mata tajamnya menatap pasien di depannya kemudian mengulurkan tangan kanan. "Bandage scissors."

Taehyung menerima bandage scissors dan menggunting kassa yang melilit dada pasien, setelah itu menengadahkan sebelah tangannya lagi.

"Scalpel," ujarnya.

Salah satu dokter yang masih magang mengambilkan pisau bedah dan memberikannya pada Taehyung. Dokter muda itu menekan-nekan dada pasien, setelah menemukan bagian yang pas, Taehyung segera mengarahkan mata pisau di atas dada pasien dan membuat garis memanjang hingga cairan merah tersebut keluar.

Setelah luka sayatan itu melebar dan memperlihatkan organ dalamnya, Taehyung mengamati darah yang menggenang terlalu banyak di dalam sana dengan serius, tangannya menerima suction pump, dan mulai menyedot darah tersebut untuk ditampung.

Keringat bercucuran, salah satu perawat mengelap dahi Taehyung dengan teliti, sebisa mungkin untuk tidak memecah konsentrasi Taehyung dalam melakukan operasi.

Operasi berjalan sekitar satu jam lamanya dan dinyatakan selesai.

"Urus sisanya," kata Taehyung pada semua perawat atau dokter magang yang membantu.

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang