Ch21. I'm Sorry!

6K 704 99
                                    

Setelah menjalani masa hukumannya selama enam bulan di penjara, Hoseok dibebaskan oleh pihak kepolisian. Semua berkat Taehyung, ia meminta pada pihak kepolisian untuk membebaskan Hoseok karena sudah mencabut tuntutan. Namun ketika di persidangan, Hoseok sama sekali tidak bisa dibebaskan secara langsung.

Karena perbuatan Hoseok kemarin sudah termasuk tindakan kekerasan. Tetapi setelah mendengar semua penjelasan Taehyung, hakim memutuskan untuk meringankan Hoseok yang seharusnya menjalani masa hukuman selama sepuluh tahun penjara menjadi enam bulan.

Hoseok sangat bersyukur, bahkan ia sampai berlutut di hadapan Taehyung untuk mengucapkan rasa terima kasihnya. Begitu juga dengan adik dan nenek Hoseok.

Dan sudah satu bulan lebih Hoseok bekerja di keluarga Taehyung sebagai supir pribadi anak-anaknya. Hoseok merasa senang, akhirnya ia bisa menafkahi adik dan neneknya dengan hasil kerja yang baik, tidak seperti kemarin.

"Ahjussi, Ahjussi, antar aku ke rumah sakit, ya?" si kecil Taerin yang kemarin sudah berusia enam tahun pun menarik-narik lengan Hoseok yang sedang duduk di pos bersama dengan satpam rumah Taehyung.

"Tidak mau." Hoseok membuang muka, membuat Taerin merengek. "Kalau mau diantarkan, beritahu Ahjussi dulu tentang lukisan yang kau buat kemarin."

Taerin menghentak-hentakkan kakinya kesal, tentu membuat Hoseok dan satpam rumahnya gemas. "Ahjussi, nakal! Kalau aku bilang tidak mau ya tidak mau! Jangan dipaksa!"

Hoseok terus menggoda Taerin. Memang semenjak bekerja ia suka sekali menggoda gadis kecil itu. Tak peduli jika ada Taehyung, karena semenjak insiden 'penculikan dan penyiksaan' kemarin mereka mulai bersahabat.

"Ahjussi tetap tidak mau mengantar Taerin."

Bibir Taerin mencebik, isakan kecil keluar dari bibir mungilnya, tak lama kemudian menjadi suara tangis yang kencang, membuat Hoseok kelabakan sendiri. "Ya ampun, kenapa menangis? Baiklah, ayo Ahjussi antar." Hoseok hendak menggandeng Taerin, namun ditepis kasar olehnya.

Tangis Taerin semakin kencang. Bahkan anak itu sampai duduk di halaman rumah sambil menghentakkan kakinya.

"Kau, sih! Siapa suruh membuat nona muda menangis," kata si satpam.

Hoseok merasa bersalah. Ia menggendong tubuh Taerin walau ia berontak. "Maafkan Ahjussi, ya? Ahjussi janji tidak akan nakal lagi."

Taerin menghentikan tangisnya, ia menatap Hoseok kemudian mengacungkan jari kelingkingnya. "Janji, ya?"

"Iya... sekarang Taerin mau ke mana? Biar Ahjussi antarkan."

"Aku mau menemui Appa. Sudah satu minggu Appa tidak pulang," lirihnya.

"Kau merindukan Appa, ya?"

Taerin menunduk lesu. Melihat Taerin bersedih, Hoseok menjadi tidak tega sendiri. Akhirnya, ia berpamitan pada satpam rumah Taehyung dan pergi mengantarkan Taerin ke rumah sakit untuk bertemu ayahnya.

Selama di perjalanan, Hoseok terus melontarkan lelucon untuk Taerin agar bocah itu tertawa.

"Taerin, Ahjussi punya tebak-tebakan lagi, loh."

Taerin menoleh dengan semangat ke arah Hoseok. "Apa itu?"

"Bola apa yang bentuknya seperti kucing?"

Taerin berpikir keras. Sedangkan Hoseok tersenyum kecil melihat bocah kebingungan di sampingnya.

"Menyerah?"

"Belum!" Taerin masih berusaha. Ketika memasuki pekarangan rumah sakit pun Taerin masih berpikir.

"Daeng! Waktu habis!" kata Hoseok. Ia memarkirkan mobilnya, setelah mengaktifkan rem tangan barulah mereka berdua turun dari mobil.

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang