Ch18. Sacrificial

5.1K 643 87
                                    

"Ahjumma, Taehyung Hyung di mana? Kenapa tidak ada saat aku bangun?"

"Tuan Kim sedang pergi menjemput Joohyun Nona dan Taerin, Tuan."

"Apa? Jadi dia sudah tahu di mana Joohyun Noona dan Taerin?"

Pelayan Lee mengangguk, raut wajahnya tersirat kekhawatiran.

"Memangnya di mana Taehyung Hyung sekarang?"

"Di rumah ibu kandung Taerin."

"Apa Ahjumma tahu di mana rumahnya?"

Dengan lesu, Pelayan Lee menggeleng. "Maaf, Tuan. Ahjumma juga tidak tahu di mana rumahnya."

Jungkook menghela napas dalam-dalam. Dia sungguh pusing memikirkan semuanya, ditambah kemarin Taehyung bercerita bahwa anaknya sedang bersama wanita itu. Jungkook melihat bagaimana khawatirnya Taehyung saat itu.

"Apa kita harus menelepon polisi?" usul Jungkook.

"Yang Ahjumma tahu, ibu kandung Taerin sangat licik, selalu bebas dari pencarian polisi. Tapi, tadi pagi Tuan Kim berpesan, katanya jika ia tidak kembali sampai besok, Ahjumma harus menelepon Tuan Kim Seokjin."


Taehyung mengerang pelan ketika merasakan kepalanya sakit. Ia merintih, membuat Taerin dan Joohyun panik. Sejak siuman, Taehyung merasakan tubuhnya tak beres, terasa sangat lemas dan tak bertenaga.

Racun yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh Taehyung benar-benar membuatnya tidak berdaya, entah racun apalagi yang dimasukkan Seungkyung sampai membuat Taehyung selemas ini. Yang bisa lelaki itu lakukan sekarang hanyalah duduk bersandar pada dinding yang sudah kusam.

"Taerin-ie, kau cari jalan keluar, ya? Di sana ada lubang ventilasi, kalian bisa lewat sana," kata Taehyung lemah, sambil menunjuk sebuah lubang ventilasi yang cukup besar untuk mengeluarkan tubuh mereka.

"Appa harus ikut juga," sahut anaknya.

Dengan pelan, Taehyung menggeleng. "Appa lemas sekali, Sayang. Kalian saja yang keluar. Cepat, sebelum mereka datang."

"Tidak mau!" Taerin menggeleng cepat sambil menangis. "Aku tidak mau meninggalkan Appa di sini. Hiks. T-Tadi, sewaktu Appa masih pingsan, Eomma bilang ingin membunuh Appa." Bocah itu memeluk Taehyung erat.

Taehyung mengembuskan napas berat, dengan susah payah Taehyung mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan sang anak. "Jangan menangis, nanti napasmu sesak."

Taerin tidak mendengarkan perkataan Taehyung, ia semakin terisak sampai wajahnya merah.

Tak berselang lama, pintu gudang terbuka dengan keras. Membuat Taehyung, Taerin dan Joohyun terkejut bukan main. Melihat Seungkyung yang datang bersama dengan dua pengawalnya di belakang, Taehyung mengeratkan pelukannya pada sang anak.

"Hei! Suara tangisanmu itu menganggu waktu santaiku! Bisakah kau diam?" Seungkyung berteriak marah.

Taerin takut sekali dengan ibunya yang sekarang, ia mengeratkan pelukannya pada Taehyung dan menyembunyikan kepalanya di dada sang ayah.

"Seungkyung-ah, tolong bebaskan mereka," ujar Taehyung.

Taerin menggeleng di dalam pelukannya. "Aku tidak mau pulang tanpa Appa," lirihnya.

"Seungkyung-ah, kumohon. Mereka tidak salah apa-apa, tolong jangan libatkan mereka ke dalam masalah ini." Taehyung tak peduli dengan lirihan sang anak.

Wanita yang berstatus sebagai ibu kandung Taerin memandang mereka dengan datar.

"Aku yakin kau masih punya sisi baik sebagai manusia. Kumohon sekali lagi, jangan libatkan mereka. Jika kau ingin membalas dendam, padaku saja. Jangan pada Joohyun yang tidak tahu apapun dan juga Taerin anak kandungmu. Apa kau tega membunuh darah dagingmu sendiri?"

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang